III : Pengganti

151 35 0
                                    

" kau ingat Taehyung? "
Tanya Minho sambil mengangkat kantong plastik belanjaannya.

Tiga kantong plastik penuh belanjaan yang dibelinya bersamaku itu lebih banyak berisi makanan ringan dan cola. Ketika melewati rak sayuran, dia sudah tahu aku akan membeli banyak untuknya, jadilah dia sama sekali tak melewatkan aku pada sesi sayuran.

Dan yang kulihat hanyalah makanan ringan di sepanjang apa yang ku lewati. Bukankah itu menjengkelkan?

Sedangkan aku, diberinya tugas mengangkat galon air ke pojok belakang dapur. Seharusnya aku bertanya padanya, siapa yang laki-laki dan siapa yang harus dilindungi.

Dasar keong beracun yang aneh!

Aku meletakkan galon air itu di atas lantai.
" Taehyung ya? "
Aku berusaha mengingat. Bahkan karena lama tak pernah mendengar nama itu, aku sulit menyebutkannya.

Taehyung? Siapa itu? Kupikir aku tak pernah tahu.
Atau karena aku tak pernah dengar? atau lupa?

Aku menggelengkan kepalaku. Entah Minho melihatnya atau tidak, tapi laki-laki itu terus saja mengoceh.

" dia itu benar-benar luar biasa. Sepulangnya dari Kanada seminggu yang lalu, dia langsung dapat mengenaliku. Bukankah itu luar biasa SangRim? "
Tanyanya sambil mengedikkan bahu.

Semua barang belanjaannya sudah pas di dalam kulkas. Aku belum memeriksanya dan malas untuk itu. Daripada jika kubuka akan kembali berantakan. Karena aku menjamin dia hanya asal memasukkannya. Ia lalu menutup pintunya keras sambil sok kehausan dan mengambil minum.

" tentu saja ia tahu, kau kan artis tertampan, terkeren, termanis, sedangkan foto dan namamu terpampang di seluruh kota, bukankah begitu? Oh..alangkah mudah mencarimu, "
Aku memutar bola mataku jengah.

Cetik!

Dia menyentikkan jari dan mengangguk mengiyakan. Diletakkannya gelas jusnya begitu saja di atas meja.

" dia ingin kita datang diacaranya minggu depan. Pengangkatan dia menjadi Pimpinan umum, menggantikan ayahnya. "
Minho nampak memandangku penuh selidik.

" jangan-jangan sekarang kau sudah ingat! "

Aku menoleh kepadanya dan menahan rahangku agar tidak tertawa. Memaksa hati yang hendak meluber untuk kembali beku.

" nona, wajahmu memerah! Seperti arang! "
Dia menunjukku sambil berjalan mendekatiku.

Aku menepis tangannya kuat-kuat.
Dia nampak meringis menahan sakit pada jari telunjuknya.

" masih untung tidak kupatahkan jarimu itu, "
Balasku sambil mengangkat galon air itu ke dispenser. Begitu ringan, seperti kapas.

" aku sepertinya agak ingat, "
Aku menatap Minho.

Laki-laki itu bahkan menatapku lebih dalam, seolah membantuku menemukan memori tentang Taehyung di dalam otakku yang berantakan.

Dukk!

Aduh!

Aku meringis sambil memegangi kepalaku yang sakit karena pukulan Minho.

" apa yang kau lakukan? "
Tanyaku sambil menatapnya galak.

" kupikir otakmu itu sudah dipenuhi lemak. Maka dari itu aku memukulnya agar ia jatuh ke bawah. "

Astaga!

_____________________________

" Minho, "
Aku memandang Minho yang sekarang asyik memainkan ponselnya sambil sesekali tertawa cekikikan.

I Tresno Because Kulino ( Lee Minho ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang