XV : Love Scenario

82 19 12
                                    

Aku menuruni tangga dengan tergesa. Mengeluh, aku benar-benar membenci sinetron itu. Karena dialah aku terlambat bangun dan sampai terbawa mimpi pula.

Berhenti sejenak di depan cermin besar dihadapanku, aku merapikan anak rambut dengan cepat. Memutar badan dua kali, lalu tersenyum. Memutar badan lagi, tersenyum lagi.

Walaupun aku mandi dengan tekhnik bebek, tapi aku harus tetap memastikan jika penampilanku luar biasa di hari pertamaku bekerja.

Mengambil botol parfum yang terletak di atas meja, dengan cepat aku mengarahkannya pada bagian yang membutuhkan wangi ekstra.

Dan aroma parfumku segera menguar ke udara.

Aromanya tidak terlalu pekat memang. Karena aku suka wangi yang lembut.

Memasukkan parfumku ke dalam tas, aku memutar badan dan berjalan dengan anggun ke pintu keluar. Dengan segenap jiwa dan raga, aku akan memberikan pelayanan yang maksimal pada para hewan tercinta.

" Lol, "

" ya ampun! "
Teriakku sambil mengelus dada. Menahan lonjakan jantung yang berdetak lebih cepat, aku melotot melihat wajah Minho terpampang nyata di samping pintu sambil tertawa.

" apa yang kau lakukan di sini, hah? "
Tanyaku sambil meraih kepalanya dan menjitaknya dengan kuat.

" auw! Itu sakit kau tahu, "
Keluhnya.

Tangannya sibuk mengelus halus pucuk kepalanya yang mungkin terasa sakit.

" rasakan. Lagipula, siapa yang menyuruhmu untuk mengganggu pagi orang lain, hah? "
Jawabku sambil berkacak pinggang. Sebal betul dengan orang ini.

" aku hanya ingin memberi tahumu sesuatu saja. "
Balasnya dengan wajah memelas.

Permintaan waktu yang diajukan Minho adalah saat yang sama sekali tidak tepat. Merapikan lagi bajuku dengan gusar, aku sangat menyayangkan pada pagi indahku sudah terobrak-abrik karenanya.

" cepat katakan lalu pergilah, aku harus belerja. "
Balasku dengan ketus.

" aku akan ke Amerika esok pagi. "

" lalu? "

" dan kau harus tahu apa yang seharusnya kau lakukan, "
Ucap Minho.

Tangannya di masukkan pada saku celana jeansnya yang kebesaran.

Mungkin trend.

" apa? Cepatlah bicara. Waktuku tidak banyak, "
Balasku sambil menatap jam pada layar ponsel setiap beberapa detik sekali. Takut hati jika sampai terlambat. Pengalaman bekerja, terlambat 5 menit saja dianggap tidak kompeten.

" tolong, jaga pertunangan ini sampai aku kembali. "
Pintanya.

" untuk apa aku melakukannya? Lagipula ini cuma permainan, "
Balasku sambil mengangkat wajah.

Enak saja dia bilang harus menjaga pertunangan. Jika selama ia pergi nanti aku bertemu dengan pangeranku bagaimana?

Hidup dipenuhi wajahnya saja mungkin sudah menjauhkan pangeranku dariku, apalagi terikat olehnya? Yang tidak jelas juga sampai kapan ia akan pergi.

Ya seperti bang Thoyib.

" karena aku tak mau kalau sampai kau, merusak skenarioku. My love, Scenario. "

" Skenario ya...hmm

Sarangeul haeda uriga manna

I Tresno Because Kulino ( Lee Minho ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang