XI : Kusam dan Putus

94 29 6
                                    

Mataku setengah terbuka ketika cahaya mentari masuk menelisik ke dalam kamarku yang sempit ini. Aku merengangkan ototku sampai terdengar bunyi gemerutuk dari sendiku yang bersahut-sahutan.

Menguap, aku tersenyum simpul sambil menatap langit-langit. Aku mengingat bagaimana Minho memperlakukanku sebagai tunangan yang sesungguhnya.

Bahkan Minho sempat memasangkanku cincin ketika di dalam mobil.

Penunjang acting, katanya.

Aku tahu itu bukan cinta. Tapi apa boleh buat? Hatiku telah mencetak sebuah nama yang tengah berasap di dalamnya.

Lee Minho.

Aish! Apa aku sudah gila, karena bisa jatuh cinta padanya secepat ini?

Sungguh mentereng pula cahaya matanya yang tengah memantulkan lampion-lampion restaurant malam itu.

Memang tak ada rasa ketika tanganku terjulur membenahi rambutnya, atau ketika dasinya itu ku benahi dengan banyak omelan.

Rasa itu, hadir begitu saja dari matanya yang indah. Jatuh menusuk membakar hatiku yang tengah diiringi alunan detak jantung yang tidak beraturan.

Mengulas senyum yang entah ke berapa kalinya, aku mulai mengingat semua momen itu bagaikan kaset yang baru saja dibeli. Masih jernih betul.

Oh astaga! Aku sungguh sudah gila!

Ting!

Memutar bola mata, aku menatap pintu kamarku dengan dengusan kecil.

Tamu dipagi hari adalah penganggu level akut yang harus segera di obati.

Bangun dengan sedikit terhuyung karena belum betul otakku, aku segera meraih gagang pintu dan berjalan pelan ke ruang depan.

Tempat dimana pintu pembeda antara dunia dalam dan dunia luar berada.

Membukanya dengan agak kesulitan, wajah Suzy yang cerah itu tiba-tiba menyambutku dengan senyuman yang lebar.

" pagi, SangRim! "
Ucapnya dengan nada ceria sambil kedua tangan penuh kantong plastik yang berisikan makanan.

" aku akan sarapan di sini. "
Lanjutnya. Dengan cepat dia masuk menyelinap diantara tubuhku dan segera mendudukkan diri di atas sofa.

" hah! Sungguh pagi yang cerah. Bukankah begitu? "
Ucapnya dengan penuh semangat sambil mengobrak-abrik belanjaannya sendiri.

Banyak mie rebus dan daging beku di dalamnya. Tak lupa kopi dingin atau sekedar camilan yang dikeluarkannya. Dia meletakkan semua itu di atas meja dan menatanya seperti hendak membuka stand bazar.

" apa kau berencana membuat warung disini? "
Tanyaku sambil menguap. Menggaruk kepala, aku berjalan ke arahnya dan duduk dengan lambat.

" memasaklah dan buatkan aku sarapan. Atau aku akan marah, "
Ucapnya sambil mengerucutkan bibir. Bergaya marah.

" aku masih mengantuk. Jadi, masaklah sendiri saja. "
Balasku sambil berdiri. Mengabaikan rengekan kecil Suzy yang meminta aku untuk duduk dan mendengar banyak pesanannya.

" apa kau tak ingin memberikanku selamat atas tunanganku dengan Taehyung? "

" gara-gara acara tunanganmu yang mendadak itu, jadilah acaraku mundur hingga pukul 11 malam kau tahu? "

T-Taehyung?

Bertunangan dengan Suzy?

______________________________

" selamat makan! "
Teriak Suzy dengan girang. Menyendok beberapa kali, dia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum lebar.

" hum,..masakanmu benar-benar lezat. "
Puji Suzy sambil terus menyendok.

I Tresno Because Kulino ( Lee Minho ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang