XIV : Pengorbanan

97 20 15
                                    

Melangkahkan kaki dengan ringan, aku menapaki trotoar yang selalu diam ini dengan hati syahdu penuh nada cinta.

Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada di terima bekerja di tempat yang paling kita sukai, bukan?.

Ya, aku bekerja di sebuah petshop baru yang masih 4 tahun berdiri. Masih belum terlalu besar memang, tapi jangan tanya banyaknya pelanggan.

Tentu saja masih tidak begitu ramai. Jadilah gaji kami tidak terlalu besar. Walaupun begitu, karena aku terlalu suka hewan dan menyukai segala pernak-pernik tentang hewan, jadilah aku langsung mengiyakan ketika ditawari bekerja di sana.

Duhai, para hewan
SangRim si baik hati,
Akan datang kepada kalian

Dengan kekuatan lemak,
Aku akan membuat kalian nyaman,Melalui kehangatan kasih sayang,
Yang selalu kupancarkan.

Memandangi langit yang menawarkan ketenangan, keputusanku untuk bekerja mungkin adalah sesuatu yang benar.

Selain kebutuhan akan terpenuhi, sedikit demi sedikit aku akan melupakan Taehyung dan kisahnya.

Ya, aku akan melupakannya. Aku hanya butuh kesibukan. Sibuk yang menguntungkan.

Walau itu berarti aku harus mengorbankan separuh hatiku untuk mati dan walaupun terobati akan tetap berbekas. Aku selalu merutuki kesalahanku itu.

Bagaimana kalau aku jujur?
Apakah akan merubah semuanya?

Bagaimana kalau tidak ada bedanya dan malah memperkeruh segalanya?

Menarik nafas panjang, aku berbelok ke pintu gerbang taman yang selalu terbuka. Tentu saja, karena memang tidak ada gerbangnya.

Disana dia, Suzy tengah duduk di sebuah kursi dengan warna putih dan coklat muda yang dicat selang seling. Di samping dia duduk, tas merah muda yang ukurannya lebih besar dari kemarin menghiasi penampilannya yang selalu tampil menawan.

Kacamata hitam bermerk tak lepas dari wajahnya yang bagian kepalanya ditutupi kain motif bunga berwarna merah dan kuning.

Melambai sambil memaksakan senyum yang sudah ku persiapkan, aku melangkahkan kaki sesantai mungkin ke arah gadis itu duduk.

Membalas lambaianku dengan senyum lebar, dia menggeserkan posisi duduknya jauh ke samping. Memberikanku tempat duduk yang lebih luas.

" hai SangRim, "
Sapa Suzy sambil menepuk-nepuk tempat di sampingnya. Mempersilahkanku duduk.

Duduk sambil menata hati dan pikiran yang berkecamuk meminta pulang, aku menarik nafas panjang dan semakin melebarkan senyum keterpaksaan yang ku cover sedemikian rupa agar nampak natural.

" hai Suzy, ada apa? Apakah Taehyung mencurigai kita? "
Tanyaku sambil merebahkan punggungku ke belakang. Merilekskan punggung yang mulai lelah.

Menggeleng, Suzy menatap jalan raya yang terhalang oleh rumput pagar yang sudah digunting rapi dalam keheningan. Seolah menembus ke dalam dan mencari sesuatu yang sulit didapatkan di seberang sana.

Memalingkan wajah dengan cepat dan menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, Suzy melirik lembaran kertas di pangkuanku dengan sebelah alis terangkat.

" apa ini? "
Tanyanya sambil menunjuk.
Merebut dengan cepat, Suzy membolak-balikkan halamannya hati-hati dan dibacanya dengan serius.

" aku sudah mendapatkan pekerjaan di petshop pojok kota. Jika kau berkenan, mampirlah kesana. "
Tawarku sambil mengeluarkan lembaran kecil brosur petshop dari dalam tasku.

I Tresno Because Kulino ( Lee Minho ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang