XXV : Taehyung

89 12 2
                                    

Taehyung menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang kamarnya diikuti hembusan nafasnya yang berat. Berpuluh-puluh proposal telah diperiksanya. Pria itu memegangi kepalanya yang terasa pening sedikit karena terlalu lama bekerja. Kepalanya tertoleh sedikit ke kanan. Lantas tertawa sebentar.

Matanya memandangi dinding kamar bagian bawahnya yang berhiaskan poster-poster aneka superhero. Ada yang ditempel miring, bahkan terbalik. Tehyung yakin, bocah itu kesulitan dengan pose si Spider. Hingga dibuatnya terlihat seperti berjongkok daripada menggantung.

Keponakan bawelnya itu yang sering berulah dengan menempelkan banyak poster dikamarnya, yang memang sengaja tak pernah dikunci.

Beruntung, anak kecil berambut pirang itu tak pernah usil membuka tutup laci meja dan menyalakan komputer kerjanya. Ia lebih suka melukis, menggunting dan menempel.

" huft! Kenapa pula Sang Rim tidak mau kuantar pulang. "
Keluh Taehyung lagi.

Tidak lelah memikirkannya,Taehyung bahkan menghabiskan banyak waktu perjalanannya untuk memikirkan kenapa Sang Rim menolak ajakannya. Bahkan Taehyung sering mengangguk dan menggeleng sendiri. Lalu berguman No dan Yes berulang kali.

" apakah dia menolakku secara halus ya? Dengan cara menghindar seperti itu, aku yakin dia tengah menyembunyikan sesuatu. "
Taehyung bergumam lirih.

Pria itu lantas mengalihkan pandangannya ke langit-langit kamarnya yang polos. Pria pekerja keras itu telah seharian penuh bergulat dengan kertas, laptop dan pena. Hingga sekeliling matanya kian menghitam dan sayu.

Dan sejujurnya, pelukan sehangat mentari-lah yang pantas diterimanya daripada rangkulan lampu temaram kamar ini.

Hendak memejamkan mata, pintu kamar Taehyung tiba-tiba digedor dengan kuat dari luar. Diikuti rengekan dan teriakan yang semakin kencang.

Taehyung tertawa kecil meski kini kedua matanya telah sempurna terpejam.

" mama! "
Suara itu muncul lagi. Kini ditambah dengan tendangan keras di bagian bawah pintu. Lalu kenop kamar Taehyung bergerak naik turun karena ulah manusia di seberang sana yang sudah sangat tidak sabar ingin masuk.

" biarkan pamanmu itu tidur sebentar saja, sweetie. "
Balas mamanya yang terdengar samar-samar. Taehyung yakin, sumber suara itu berasal dari sekitar dapur atau ruang makan.

" mama! Aku merindukan paman! "

Lanjut bocah bermata biru itu tak mau kalah. Mulutnya dikuncir dan ditutup rapat-rapat. Ekor matanya mengikuti siluet tubuh mamanya yang sibuk menata piring di ruang makan.

" kau akan menemuinya ketika makan malam, sweetie. Sudahlah, jangan ganggu pamanmu. "
Balas mamanya menenangkan.

Bocah bernama George itu mengembangkan senyum. Dia merapatkan pelukannya pada buku sketsa, poster dan pensil warna warni di dadanya.

Ah, sebentar lagi akan kubuat hancur kamar paman.

Tunggulah.

______________


" paman! "

Mata Taehyung yang sudah tertutup sempurna mendadak terbuka mendengar teriakan fantastis di sampingnya. Ah, ini pasti ulah kakak!

Taehyung melirik tubuh mungil di sampingnya yang tengah mengembangkan senyum lebar dan matanya kian menyipit. Ditangannya, sebuah nampan berisi roti selai tiga tumpuk rasa strawberry. Dan disampingnya, terdapat kue kering rasa coklat favoritnya.

I Tresno Because Kulino ( Lee Minho ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang