XXVI : Tertipu

60 12 0
                                    

" lagipula, kesempatan emas seperti ini harus dimanfaatkan bukan? "
Balas bos Hanbin sambil menyeringai. Tangannya semakin kuat mendekatkan tubuhku padanya. Mataku langsung terpejam.

Sekarang, bahkan aku dapat merasakan hembusan nafasnya yang hangat diwajahku. Tanda pria itu sudah semakin dekat.

Aku berusaha mundur selangkah namun tak bisa. Bahkan kekuatan tangannya begitu kuat menarik tubuhku padanya.

Aaaaaaa!

Aku tersentak kaget ketika kepalaku membentur magic com berwarna pink di depanku. Segera mengelus halus pucuk kepalaku yang sakit, aku mengaduh pelan sambil menatap sekelilingku yang hening.

Dapur.
Eh, kok dapur?

Gelagapan karena baru mengingat sesuatu, aku segera mematikan komporku dan membuka tutupnya. Sesuai dugaan. Airnya telah berkurang seperempat karena terlalu lama dibiarkan diatas kompor yang menyala.

Memutar badan, aku langsung.mengambil ember dan memasukkan air panas itu di dalamnya, dan lantas kubawa masuk ke kamar mandi dan memeriksa sekitarnya.

Handuk baru, terpasang rapi dibelakang pintu. Sikat gigi baru dan odol tinggal pakai. Dan tidak ada satupun barang pribadiku yang tertinggal disini. Oke, kamar mandiku siap dipakai makhluk asing itu.

Selesai memeriksa kamar mandi, aku segera menyeduh teh panas dan memasak mi rebus pesanannya. Bahkan, sampai harus mencampurkan dua telur di dalam mi buatanku kali ini. Padahal biasanya tidak pernah. Ini semua atas permintaan bos menyebalkan itu.

Setelah semuanya siap dimeja makan, tugas terakhirku malam ini adalah mengabarinya jika semua yang dia inginkan sudah siap. Aku berjalan tergesa menuju ruang televisi, tempat dimana pria menjengkelkan itu menikmati hidupnya.

" bos, air hangatmu sudah siap. "
Panggilku lemas karena sudah mengantuk. Apalagi ketika kedua mataku menatap selimut tebal yang membalut tubuhnya. Rasa-rasanya, ingin aku bergantian posisi dengannya saat ini.

Tidak ada balasan. Pria itu malah mengambil remote televisi dan mengecilkan volumenya.

" air hangatmu, bos! "
Teriakku lantang mengulangi panggilanku yang pertama.

Tiba-tiba, aku melihat kepalanya yang terbungkus selimut itu menoleh ke arahku dengan wajah datar.

" tidak bisakah kau tenang sebentar? Kau tahu, bagaimana ekspresi adikku nanti ketika mendengar suaramu?

Pasti dia berfikir yang tidak-tidak sekarang. "

Bos Hanbin mengambil posisi duduk dan melempar asal selimut tebal itu ke samping tubuhnya.

Oh tidak! Ini sangat mirip dengan apa yang ada di dalam mimpiku!

Mengantisipasi agar kenyataan tidak sejalan dengan mimpi, kali ini aku tidak membalikkan badanku dan pergi. Aku memilih tetap tinggal dan diam di tempat dengan mata tajam menatap bos Hanbin yang mulai memakai alas kaki.

" kenapa wajahmu seperti itu? "
Tanyanya keheranan ketika tubuhnya hanya berjarak satu meter dihadapanku. Auranya yang bersinar membuatku silau. Sungguh, dia terlihat semakin tampan dari jarak sedekat ini.

Namun sayang, dia sangat menyebalkan.

" tidak. Lagipula, apa pentingnya itu untukmu? Aku akan pergi ke kamar dan tidur. Teh panas dan mi rebusmu sudah siap di dapur.

Dan, silahkan nikmati malammu dengan puluhan film terbaru di rak itu. "
Jawabku sambil menunjuk rak penuh kaset film terbaru. Aku tak peduli itu kartun, animasi atau bahkan film India. Toh, puluhan benda bundar tipis itu milik Soo Hyun yang tertinggal.

I Tresno Because Kulino ( Lee Minho ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang