VII : Harum Mawar

104 33 0
                                    

Pagi ini adalah pagi ke dua semenjak insiden pak tua menyebalkan dipesta Kim Taehyung waktu itu. Yang berarti, adalah pagi ke sekian kemengangguran ini datang dan membelengguku sedemikian erat hingga aku sulit bernafas.

Perut terasa perih, cacing mulai bereaksi, lambung terasa nyeri. Astaga! Para lemak-lemakku tidak cukup dimanfaatkan seperti yang ku mau.

Mengeluh, aku lebih memilih berjalan santai mendekati kulkas di samping meja pendek di dekat pintu. Kulkas berwarna biru muda yang sudah lima hari kubiarkan kosong tanpa isi. Berkali-kali mengeluh meminta makanan atau camilan, kulkas tua ini malah ku berikan aneka kecap pemberian bibi penjaga toko dan berbotol-botol air putih.

Belum sampai tanganku menggapai gagang pintu kulkas berlumut biru itu, ponselku yang tergeletak diatas meja makan berbunyi nyaring. Meninggalkan gema yang keras di seluruh dapur rumahku yang nampak rusuh.

Sebuah pesan.

SangRim!
Taehyung mengajakku makan malam.
Suzy.

Mengirim pesan, Suzy mengikut sertakan emoticon gemas dan hati di belakangnya. Mengulum senyum singkat, aku menarik nafas panjang, dan mengetikkan sebuah balasan.

Lalu, apa yang kau mau ?
Wah, dia benar-benar terpikat olehmu.

Jeda. Gadis itu nampak memberikan info mengetik, tidak, mengetik, tidak.
Namun lama ku tunggu, balasannya tak kunjung datang.

Selang waktu 5 menit, gadis itu tetap tidak membalas. Jengah menunggu, aku mengirimkan kembali pesan untuknya.

Ada apa?

Offline.
Dasar gadis tidak berperasaan. Apa dia memberiku pesan hanya untuk pamer?

Malas karena harus terus memandangi ponsel yang sepi, aku berjalan lunglai mendekati meja makan dan meletakkan kepalaku yang berat diatasnya. Menghembuskan nafas, aku kembali memejamkan mata dan berdoa agar kantuk segera datang, menghilangkan lapar dan rasa aneh yang tiba-tiba muncul. Menyesakkan.

Ah!
Aku harus semangat.
Park SangRim! Kau harus kuat.

Hening.

-*-*-

" SangRim! "
Panggil Suzy sambil menggoyang-goyangkan badanku dengan cepat. Mendelik malas, aku mendapati gadis itu sudah berpakaian cantik dengan dress berwarna merah muda dan berlengan pendek. Jangan lupa, dia gadis yang menarik. Memang pantas jika dia menjadi seorang idol yang banyak di gandrungi.

" apa? "
Balasku lemas sambil menguap. Meregangkan otot, mataku memandang sepasang sepatu hak rendah yang nampak mengkilap.

" sebentar, biarkan aku bangun dulu. "
Balasku lemas. Memaksa badan yang berat ini untuk bangun, aku berjalan ke kamar mandi dengan badan sempoyongan, masih belum seratus persen pula otakku ini.

Penyesalan memang selalu datang terlambat. Memberikan kunci rumahku sebagai jaminan keselamatannya selama dia berjalan dengan Minho adalah ide yang buruk.

Mencuci muka dengan lambat dan menggosok gigi dengan pelan, aku meraba wajahku yang dipenuhi lemak dan nampak pucat. Tak bersemangat.

" SangRim, apa kau bisa lebih cepat lagi? "
Suzy mengetuk pintu kamar mandiku dengan pelan. Aku yang tengah asyik melamun, terbuyarkan sudah semuanya.

I Tresno Because Kulino ( Lee Minho ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang