Closer

2.9K 299 8
                                    

Beberapa hari kemudian Sienna sudah kembali ke kantor sebagai sekretaris Guanlin.

Awalnya ia sudah mewanti-wanti bila Guanlin serius dengan ucapannya bahwa ia akan segera mempekerjakan sekretaris (lelaki) baru dan mengubah pekerjaan Sienna menjadi manusia penyuap Guanlin. Tapi itu hanya satu dari sekian gurauannya yang jarang ia tunjukkan.

Hanya saja, ya begitu. Ia tetap meminta Sienna menemaninya makan di kantor. Entah itu di ruangannya atau di kantin kantor yang menjadikan mereka sebagai pusat perhatian seisi kantor.

"Apa nggak sebaiknya kita makan di ruangan kamu aja?" Tanya Sienna yang sudah risih akan tatapan seluruh penjuru kantin.

"Aku lagi ingin menghirup udara segar. Nggak boleh?"

"Bukan begitu. Semua orang merhatiin kita." Sienna sedikit berbisik.

"Oh ya?" Guanlin mengedarkan pandangannya dan mendapat senyuman dari semua pegawainya. Respon yang berbeda dari yang didapat Sienna.

"Nggak tuh. Ayo makan."

Sienna menuruti Guanlin dan mulai menyendokkan nasi yang ada di nampannya ke dalam mulutnya. Tapi tetap saja dia masih merasa risih dengan semua tatapan pegawai kantor.

"Ya ampun. Apa tangan kamu masih lemas?" Tanya Guanlin menyela suapan Sienna.

"Huh? Kenapa?"

"Kamu selalu terlihat seperti seseorang yang punya manner yang sangat sempurna. Tapi lihat sekarang, kamu makan seperti bayi. Ya ampun." Guanlin mengulurkan tangannya ke wajah Sienna dan membersihkan makanan yang tersisa di sekitar bibirnya.

Sienna terdiam sejenak.

"Kenapa? Kamu pusing?"

"Huh? Oh! Nggak. Nggak apa-apa."

Tiba-tiba ponsel Guanlin berbunyi. Guanlin melirik layar ponselnya dan tertera nomor asing disana. Guanlin lalu mematikan ponselnya, tidak menjawab panggilan.

"Dari siapa?" Tanya Sienna.

"Bukan siapa-siapa. Aku nggak tau itu nomor siapa."

"Siapa tau penting. Coba hubungi lagi."

"Akhir-akhir ini aku sering dapat panggilan salah sambung. Mungkin itu salah satu dari mereka."

"Oh."

.-.

"Guan, hari ini ada pertemuan dengan Song Company."

"Song... Company?" Guanlin bingung.

"Kemarin aku udah kasih tau kamu. Tapi kamu nggak dengar aku karena kamu sibuk dengan ponsel kamu."

"Oh ya?"

"Makanya lain kali dengerin. Giliran soal kerjaan serius banget, tapi di rumah ngeselinnya udah kayak perempuan pms." Gumam Sienna.

"Apa?"

"Oh! Nggak. Mereka bilang mereka akan datang sendiri ke perusahaan untuk menemui kamu. Mungkin sekitar satu jam lagi."

Ahh, ada satu yang belum dijelaskan. Sejak menikah, Guanlin sangat bergantung pada Sienna selain soal makanan tapi juga soal pakaian. Salah satunya setiap ada meeting Guanlin selalu meminta Sienna untuk membenarkan letak dasinya.

Satu hal yang sangat mudah baginya untuk dilakukan sendiri. Tapi sekali Sienna komentar Guanlin akan membalasnya dengan jawaban yang tidak bisa dibantah.

'itu membuat waktuku lebih efisien.'

Dan sama seperti yang lelaki itu lakukan saat ini.

"Ina-" belum sempat Guanlin menyelesaikan kalimatnya Sienna sudah berdiri di depan Guanlin dan meraih kerahnya.

"Kenapa kamu nggak bisa ngelakuin ini sendiri sih?" Komentar Sienna yang masih sibuk dengan dasi Guanlin.

"Kan aku udah pernah bilang kalau-"

"Kalau akan lebih efisien kalau aku membantu kamu. Iya-iya. Nah! Sudah rapi."

"Thanks." Ucap Guanlin.

Tak lama Guanlin mendekatkan dirinya pada Sienna dan meraih kepala Sienna dengan tangannya. Ia membenarkan letak jepit rambut yang sedikit merosot. Guanlin juga merapikan rambut Sienna yang sedikit berantakan.

"Kamu sekretarisku. Dan yang terpenting kamu adalah istriku. Kamu adalah orang kedua terpenting setelah orang sepertiku. Setidaknya kamu juga harus terlihat rapi." Jelas Guanlin.

"Huh? O-oh."

Setelahnya hening.

"Oh! Aku rasa mereka sudah sampai. Aku harus menyambut mereka di lobby."

Sienna berlalu meninggalkan Guanlin di ruangannya.

"Selamat datang, tuan Song. Saya Sienna Francessca, sekretaris tuan Lai." Sapa Sienna.

"Oh, iya. Mmm... Sudah berapa lama kamu bekerja di sini? Maksudku, untuk Lai Guanlin."

"Uhm, saya telah bekerja pada tuan Lai kurang lebih sekitar sepuluh bulan." Sienna menjawab dengan agak canggung karena itu bukanlah pertanyaan yang harus dilontarkan seorang tamu kepada sekretaris dari seorang presdir. Terlebih apabila itu adalah kali pertama mereka bertemu.

"Whoa! Berarti kamu pemegang rekor terlama." Kagum Yunhyeong.

"Ehm, maaf, tuan, tuan Lai sudah menunggu anda di ruangannya. Mari."

"Oh! Maaf, tapi akan ada seseorang lagi yang datang. Dia sepupuku. Sebenarnya, orang yang memiliki kepentingan di sini adalah dia. Dia hanya memanfaatkan koneksiku dengan tuan Lai untuk menawarkan kerja sama dengannya."

"Begitu?"

"Tapi, saya akan menemui Guanlin lebih dulu. Sudah lama saya tidak bertemu dengannya." Tamu itu tersenyum, sangat manis sampai beberapa pegawai perempuan terpaku sejenak.

"Oh, baiklah. Silakan lewat sini." Sienna mempersilakan tamu tersebut menuju ruangan Guanlin.

"Lai Guanlin~!" Seru seseorang begitu memasuki sebuah ruangan.

"Kamu..." Guanlin berpikir sejenak. "Yunhyeong?"

Lelaki yang disebut Yunhyeong itu mendekat pada Guanlin dan memeluknya.

"Yaaa~ lihatlah lelaki ini. Dahulu kamu hanya seorang mahasiswa manajemen bisnis biasa. Ahh! Tidak bisa disebut mahasiswa biasa. Kamu sangat terkenal dikalangan para gadis. Ingat deretan gadis yang datang ke fakultas bisnis hanya untuk memberimu hadiah di hari Valentine? Aku sampai mual karena kamu minta aku menghabiskan semua cokelat itu." Yunhyeong masih tetap dengan senyum manisnya.

"Setelah sekian lama akhirnya kamu punya sekretaris tetap, huh?" Ujar Yunhyeong memandang Sienna. Sedangkan yang dipandang hanya tersenyum tipis, bermaksud sopan.

"Maksudmu Ina?" Pertanyaan Guanlin disambut dengan anggukan Yunhyeong.

"Maaf, tapi Ina bukan hanya sekretarisku." Guanlin menghampiri Sienna. Kemudian dia melubgkarkan lengannya di pinggang gadis itu.

Guanlin tersenyum lalu berkata, "Tapi dia juga istriku."

"Apa?!"

Ekspresi terkejut tidak bisa disembunyikan dari wajah Yunhyeong. Begitu pun Sienna. Ia pikir Guanlin akan menyembunyikan hubungan di antara mereka dan hanya akan menunjukkannya di depan keluarga masing-masing. Tapi sepetinya ia salah.

Guanlin bermaksud mempublikasikan hubungan mereka kepada dunia.

Damn Boss | Lai Guanlin (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang