Visit

3.1K 286 7
                                    

Sore itu semua pekerjaan sudah selesai. Guanlin dan Sienna pun bersiap untuk pulang.

Sebenarnya jika dipikir lebih jauh, Guanlin kini memiliki jam kerja yang lebih baik. Ia akan pulang jika sudah waktunya pulang. Tidak lembur setiap hari bahkan sampai tidur di kantor.

Dan lagi-lagi semua ini karena 'dia'. Dan hanya karena dia.

"Guan, udah lama kita nggak ngunjungin mama papa. Kakek juga bolak-balik telepon minta kita mampir walaupun hanya sebentar."

"Oke." Jawab Guanlin cepat.

"Oke kenapa?"

"Kamu mau ngunjungin mereka, kan?"

"Oh, iya." Sienna tersenyum mendapati prianya cepat menangkap maksud ucapannya.

Guanlin pun memutar arah mobilnya dan menuju rumah orang tuanya.

Tidak lama mereka sampai. Guanlin memarkirkan mobilnya di halaman depan dan segera turun bersama gadisnya.

"Ke rumah kakek nya besok aja ya. Sekarang kita ke rumah papa mama dulu. Numpang makan malam." Guanlin tersenyum masam.

"Kamu bosen masakan aku?" Sienna menekuk dan memalingkan wajahnya dari Guanlin.

Langkah mereka berhenti di depan pintu utama rumah bertingkat dua itu.

Guanlin menarik Sienna agar gadis itu menghadap dirinya. Kedua tangannya ia letakkan di bahu gadis itu.

"Nggak. Bukannya bosen. Aku cuma takut kamu kelelahan karena harus masak sepulang kerja. Nggak ada salahnya kan kalo sesekali kita makan di rumah mama papa." Perlahan Sienna mulai lunak.

"Dan untukku, nggak ada yang bisa menandingi masakan kamu." Sienna tersenyum mendengar ucapan manis Guanlin.

Perlahan senyum keduanya memudar dan digantikan dengan tatapan canggung Guanlin.

"Boleh... Aku... Ciu," belum selesai kalimat Guanlin, Sienna sudah mengecup bibir Guanlin singkat.

"Boleh. Aku, kan, istri kamu." Guanlin tersenyum mendengar jawaban Sienna.

Guanlin kemudian menarik pinggul Sienna, mengikis jarak di antara mereka dan membuat gadis itu berada dalam jangkauannya. Ia mengecup bibir Sienna singkat. Dilanjutkan dengan lumatan ringan yang tak henti-hentinya lelaki itu lakukan. Sesekali ia tersenyum di sela-sela kecupannya.

Sampai...

Cklek...

Pintu terbuka.

"Guan, kamu data-," jelas kedatangan nyonya Lai menghentikan aktivitas dua manusia itu dengan canggung.

"Mama?! Kami-," Sienna berusaha menjelaskan. Ia melepaskan pelukan Guaanlin dari pinggulnya.

"Oh! Maaf, mama ganggu kalian, ya?" Nyonya Lai tidak bisa menahan senyum.

"Mama~ Kalau mau keluar ketuk pintu dulu, dong." Guanlin ngambek seperti anak kecil. Jika kalian tahu, ekspresinya saat ini sangatlah bertolak belakang dengan imejnya di kantor.

"Putri mama yang manis, mama kangen kamu. Begitu tau kalian mau datang, mama masak banyak. Khusus untuk kalian. Kalian belum makan malam, kan? Ayo masuk, sayang." Nyonya Lai merangkul menantunya masuk.

Guanlin mengikuti kedua wanita itu dari belakang.

"Pa, Guanlin dan Sienna datang." Ucap nyonya Lai memberi kabar.

"Papa," Sienna mencium tangan tuan Lai dan tuan Lai sendiri mengusap lembut puncak kepala Sienna seakan Sienna adalah putrinya sendiri.

"Kamu sudah makan malam, nak?" Tanya tuan Lai pada Sienna.

Damn Boss | Lai Guanlin (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang