D-day

2.7K 263 8
                                    

Sejak usia kehamilan 8 bulan permintaan-permintaan aneh Sienna sudah berhenti. Tentu saja Guanlin merasa bersyukur karena ia sudah tidak menjadi 'korban' karenanya.

Tapi perjuangan Guanlin belum berhenti sampai disana. Di usia kehamilan istrinya yang semakin matang, ia sebagai suami harus lebih siaga.

Kini jam tidurnya semakin sedikit karena Sienna yang sulit tidur sebab perutnya. Belum lagi jika Sienna ingin ke toilet, Guanlin harus selalu membantu Sienna berjalan ke toilet.

Dua bulan berlalu dan dokter memprediksi bahwa Sienna akan melahirkan dalam 1 minggu.

"Guan,"

"Hm?" Guanlin yang tidur di pangkuan istrinya ta henti-hentinya mengelus perut yang semakin hari semakin membesar.

"Aku belum USG karena aku mau ini jadi kejutan. Menurut kamu, anak kita laki-laki atau perempuan?"

"Aku bukan Tuhan, Ina. Tapi, aku akan menerima apapun keputusan Tuhan."

"Tapi, kamu merasa nggak sih kalau perut aku lebih besar dari ibu hamil kebanyakan?"

"Oh ya?"

"Ng. Waktu kamu antar aku ke dokter kemarin, aku sempat membandingkan ukuran perutku dengan ibu di sebelahku. Nggak beda jauh sih. Apa mungkin anak kita gendut?"

"Kalau gendut berarti keturunan kamu." Guanlin usil menggoda Siena.

"Ihh, apaan sih? Tubuhku ideal sejak kecil."

"Terus anak siapa?"

"Ah! Aku tau. Pasti anak Sehun. Soalnya dulu Sehun pernah gemuk."

"Apa?!?!"

"Siapa tau kan,"

"Nggak! Dia anak aku! Anak aku! Anak aku! Pokoknya anak aku! Anak aku!"

"Iya! Iya! Iya! Sensi banget sih,"

"Lagian kamu bilang begitu." Guanlin menekuk wajahnya.

"Guan, tapi akhir-akhir ini aku merasa perutku agak sakit. Kenapa ya?"

"Biasanya sih, kata mama, karena si kecil nendang-nendang dalam perut kamu."

"Oh, gitu ya? Aku nggak tau. Aku kan nggak punya mama kayak kamu."

"Hush! Mama aku mama kamu juga. Kamu masih punya mama."

Sienna tertunduk, namun kemudian tersenyum.

"Thanks, Guan, for being my husband."

"And thanks to you for being my everything."

Guanlin mengecup kening Sienna.

"Guan, aku mau ke toilet dulu sebentar."

Guanlin dengan sigap menuntun Sienna.

"Eh! Nggak usah. Aku mau coba sendiri."

"Mama udah nyuruh aku untuk selalu ada di samping kamu. Nggak usah ngeyel, deh."

"Iya, iya."

Sienna diam-diam tersenyum karena perhatian Guanlin.

Jika diingat bagaimana awal mereka bertemu, dia benar-benar tidak menyangka bahwa lelaki yang membuatnya tertekan setengah mati, kini menjadi suami pencemburu yang overprotective. Tapi di samping semua itu, ia benar-benar bersyukur memiliki suami yang begitu menyayanginya.

"Udah?" Tanya Guanlin ketika Sienna keluar dari toilet.

"Ng."

"Kenapa kamu nggak ngizinin aku masuk juga?"

Damn Boss | Lai Guanlin (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang