Dating

2.9K 283 6
                                    

Pagi itu Guanlin terbangun karena bau yang manusuk indra penciumannya.

Ia terbangun di ruang santai. Namun kini dengan bantal dan selimut yang semalam melindungi dirinya dari dingin. Ia tidak ingat mengambil bantal dan selimut dari kamarnya. Karena ia tau Sienna ada di kamar itu dan pasti tidak ingin melihat wajahnya.

Ia menegakkan tubuhnya dan mulai berjalan mencari sumber bau itu.

"Kamu udah bangun?" Pertanyaan retorik Sienna yang sedang berkutat di dapur membuat Guanlin salah tingkah.

"Duduklah dan tunggu sebentar. Aku lagi siapin sarapan kamu." Sienna kini mengambil piring dan memindahkan spaghetti ke piring.

Guanlin menuruti Sienna dan duduk dengan canggung di bar dapur.

"Kamu pasti lelah setelah nangis semalaman. Makanlah." Gadis itu menyajikan sepiring spaghetti untuk suaminya.

"Aku tau saat aku ngasih kamu bantal dan menyelimuti kamu. Mata kamu bengkak."

"Oh." Ucap Guanlin perlahan. "Makasih. Untuk semuanya."

"Habiskan makanan kamu dan segera cuci muka. Hari ini libur dan bahan makanan di kulkas udah habis. Aku mau kamu temani aku belanja."

Guanlin menatap Sienna bingung.

"Kamu nggak mau? Ya udah." Ekspresi Sienna berubah seakan dia ngambek.

"Nggak! Maksudku, aku mau. Aku akan nemenin kamu belanja."

Sienna tersenyum riang pada Guanlin dan menepuk puncak kepala Guanlin.

"Anak pandai." Sienna tersenyum puas.

.-.

Siang itu Guanlin mengikuti kemana langkah kaki Sienna tertuju. Kemanapun itu akan terus ia ikuti karena ia tahu bahwa ia tidak sedang dalam keadaan untuk menolak.

Langkah kecil gadis itu melewati satu lorong satu ke lorong yang lainnya. Tentu saja dengan langkah sang pengawal di belakangnya.

"Kamu mau apa untuk makan siang?" Tanya Sienna.

"Huh? Uuh... Apapun yang kamu buat." Jawab Guanlin tanpa permintaan yang spesifik.

"Bagaimana kalau semur ayam? Atau daging sapi? Kita jarang makan daging akhir-akhir ini. Dan aku mulai bosan dengan seafood." Sienna memilih-milih daging segar di etalase tanpa memperhatikan Guanlin yang tanpa sadar juga ikut melihat-lihat deretan daging sapi.

"Aku... Mau... Bulgogi." Ucap Guanlin pelan.

"Ah! Iya! Aku juga tiba-tiba mau makan itu. Sebenarnya kemarin sih. Cuma, berhubung tiba-tiba kamu 'nyerang' aku, aku jadi kenyang."

Guanlin bungkam. Ia tidak ingin Sienna mengungkit hal itu lagi. Ia merasa malu pada dirinya sendiri terlebih pada Sienna.

"Jadi, hari ini kita akan memasak bulgogi. Bibi, tolong daging untuk bulgogi dua kilogram." Pinta Sienna pada seorang wanita yang menjaga stan daging di supermarket itu.

"Wah, kalian benar-benar pasangan yang serasi? Kekasihmu sangat tampan, nona. Aku sering melihat pasangan kekasih yang berbelanja di supermarket ini, gadisnya ingin memasak untuk prianya. Sepertinya kalian juga salah satu dari sekian banyak pasangan itu." Puji wanita paruh baya itu.

Sienna menatap Guanlin yang juga menatap dirinya.

"Ahh, bibi, bisa aja. Tapi dia bukan kekasihku." Kemudian dia sedikit berbisik seraya tersenyum. "Dia suamiku."

"Waahhh~ pengantin baru, ya? Benar-benar pasangan yang serasi. Suaminya tampan, istrinya pun cantik. Aku akan memberikan ekstra daging untuk kalian."

Damn Boss | Lai Guanlin (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang