Argh!

3.7K 356 6
                                    

Saat ini. Di sini. Di meja makan resto yang berbentuk persegi panjang ini. Kakek dan gue sudah duduk berhadapan dengan keluarga Lai.

Ini adalah salah satu hal yang sama sekali nggak bisa gue percaya dimana seorang Lai Guanlin bisa mengenal kakek.

Oke, gue sadar kalau mereka sama-sama seorang pebisnis. Tapi kenapa harus Guanlin.

Ahh~ gue lupa. Perusahaan kakek dan perusahaan Guanlin adalah dua perusahaan yang sama-sama besar dan juga terkenal. Itu nggak menutup kemungkinan mereka saling kenal.

Tapi sekali lagi. Kenapa harus Lai Guanlin?!

Hari ini adalah hari dimana gue merasa bahwa Tuhan sedang mempermainkan takdir gue.

"Senang sekali tante bisa bertemu kamu lagi, Sienna sayang." Ucap tante Lai membuka percakapan.

"Ahh~ iya, tante." Gue cuma bisa tersenyum kikuk seraya sesekali mencuri pandang pada Guanlin yang masih terhanyut pada steak yang ada di piringnya.

Gue tau dia cuma pura-pura mengalihkan pandangannya dan udah pasti tujuannya agar gue nggak bisa minta penjelasan ke dia.

"Jadi kalian sudah saling mengenal?" Kali ini kakek bertanya.

"Tentu, tuan. Cucu perempuan tuan adalah pacar saya."

Nyari mati lo, hah?! Dasar muka dua!

"Loh! Kenapa kamu nggak cerita sama kakek, Sienna?"

Damn! Gue harus jawab apa?

"Ng... Itu..."

"Ahh, soal itu. Hubungan kami baru berjalan beberapa bulan dan juga kami belum berencana untuk mempublikasikan hubungan kami bahkan di kantor."

Ha! Hebat sekali anda, tuan Lai. Udah gue bilang kalo dia nulis karangan bebas pasti menang.

"Oh! Senang sekali mendengarnya. Tadinya kakek bermaksud menjodohkan kalian. Tapi karena sudah begini kejadiannya, sepertinya kakek nggak perlu turun tangan. Apa ini takdir ya?"

Kakek! Saat ini gue kesal tingkat akut ke kakek. Bisa-bisanya setelah Sehun, gue dijadikan barang penawaran ke keluarga lain.

Semua berjalan mulus. Setidaknya sesuai harapan kakek. Bukan gue.

Semua benar-benar sesuai. Perjodohan dan bisnis memang dua hal yang nggak bisa dilepaskan. Dan makan malam ini membuat kakek mendapatkan semua itu.

Gue udah capek dengan semua ini tapi kakek masih memaksa gue agar gue mau diantar Guanlin pulang.

Alasannya sudah jelas. Guanlin mengatakan bahwa rumahnya searah dengan rumah gue ini pun terjadi.

"Start talking!"

"Kamu suka banget ya minta penjelasan dariku?" Dia bicara tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.

Mobilnya masih melaju santai membelah jalanan.

"Karena apa yang kamu lakuin itu nggak reasonable. Jelas aku minta penjelasan dari kamu. Awalnya kita cuma pura-pura di depan orang tua kamu. Kenapa sekarang kakek juga?"

"Karena ternyata gadis yang sebelumnya dijodohkan sama aku itu kamu. Tapi awalnya aku menolak dan menjadikan kamu alasan agar aku nggak dijodohin. Pas tau ternyata gadis yang dijodohin denganku itu kamu, ya mau bagaimana lagi. Kita udah kepalang pura-pura di depan mama papa kan?"

Gue udah kesal setengah mati. Mau teriak tapi useless. Mau marah apalagi.

Dan semua rasa kesal gue memuncak saat perjamuan makan malam yang kedua di rumah kakek dimana gue yang tadinya nggak mau datang tapi Guanlin datang dan menculik gue dari rumah.

"Pernikahan kalian minggu depan."

Bagaikan petir yang tiba-tiba menyambar. Sumpah gue terkejut.

Gimana nggak? Hubungan pura-pura ini berlangsung bahkan belum genap satu bulan dan sekarang gue harus menikah dengan orang sejenis Guanlin? Gue tanya, siapa yang nggak terkejut jika lo dengan tiba-tibanya harus menikah dengan orang yang memegang predikat sebagai orang yang paling mampu membuat lo kesal?

"Kakek~ hubungan Sienna dan Guanlin aja belum belum genap satu bulan, kenapa kakek memutuskan pernikahan kami semau kakek?"

"Lah, bukannya kalian saling mencintai? Jadi nggak masalah kan kalau kalian menikah cepat? Lagi pula kakek ingin segera menimang cicit."

"Kakek~ tapi kan-"

"Nggak ada tapi-tapian. Keluarga Guanlin juga sudah setuju dengan rencana kakek. Betul kan, Guan?"

"Benar, tuan."

"Aih, jangan panggil aku tuan. Aku ini juga kakekmu."

"Ahh, baik, kek."

What the hell am I listening? Guanlin udah tau tapi dia nggak ngasih tau gue?

Jadi keberadaan gue di dunia ini, di keluarga ini itu apa?

Dia benar-benar mau mati di tangan gue ya?

Ahh, nggak. Kayaknya sebelum gue sempat membunuhnya, gue udah mati duluan karena kenyataan bahwa gue akan menikah dengan seorang inhuman bossy man sejenis lelaki bernama Lai Guanlin.

Argh!!!

Sehun, lo dimana? Gue butuh lo sekarang.

.-.-.

Aloha~

Udah cuma mau ngomong itu aja.

Nggak deh.

Jangan lupa vote dan comment ya~

Happy monday!

❤A

Damn Boss | Lai Guanlin (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang