The Rushing Of New Parents

1.9K 209 0
                                    

Beberapa minggu kemudian Sienna dan bayi-bayinya diperbolehkan pulang. Para orang tua mulai meributkan dimana mereka akan merawat ibu dan kedua buah hati kecilnya.

"Aku ingin Sienna dan si kembar pulang ke rumah." Vonis Kakek Oh yang sepertinya tidak bisa terbantahkan.

"Maksud kakek rumah kakek?" Tanya Guanlin.

"Ya, kakek sudah memutuskan dengan menimbang semua pendapat yang mungkin akan kalian debatkan. Tuan dan nyonya Lai sedang sibuk-sibuknya dengan yayasan milik mereka dan tidak menutup kemungkinan mereka akan jarang sekali berada di rumah. Dan kamu, Guanlin, kakek belum bisa mempercayakan mereka ke kamu."

"Lho, kok?! Kan Guanlin suami dan ayah mereka, Kek,"

"Kamu bangun tidur saja masih susah bagaimana bisa merawat mereka, lagipula kantor siapa yang mengurus? Sebelum menikah bahkan istrimu masih harus merengek padamu untuk makan. Bagaimana bisa aku mempercayaimu?"

"Kakek sendiri, siapa yang akan mengurus kantor, heh? Ayo jawab." Perdebatan mereka hanya disambut dengan gelengan dari orang-orang di sekitarnya. Apakah mereka berdua benar-benar pantas disebut sebagai orang dewasa?

Terkadang Sienna tidak habis pikir dengan sifat keduanya yang sangat mirip, terutama keras kepala dan tak mau kalahnya. Bahkan sempat terlintas mungkin saja Guanlin adalah cucu kakeknya yang hilang. Mungkin.

Perdebatan mereka pun dimenangkan oleh pihak yang lebih keras kepala, siapa lagi kalau bukan kakeknya sendiri.

"Nggak apa-apa kok. Lagipula kamu kan juga bisa tinggal di rumah Kakek, kamu lupa kalau rumah kakek ada beberapa blok di dalamnya?"

"Iya, sih, tapi,"

"Guan ...," Sienna menggenggam erat lengan Guanlin. "Si kembar juga masih butuh kamu, ayahnya. Okay?"

"Hhh ... Okay."

Oke, satu masalah telah selesai. Tapi jangan berpikir hanya itu masalah yang mereka hadapi. Masalah lainnya adalah jam tidur mereka yang tiba-tiba harus berkurang drastis karena anak lelaki mereka yang sering terbangun dan menangis di tengah malam. Hal itu juga berpengaruh pada adiknya. Tak lama setelah sang kakak bangun, adiknya pasti juga terbangun dan menangis. Bahkan seringkali hal itu membuat seisi rumah menghampiri mereka dan berusaha menenangkan kakak beradik tersebut.

Selama sebelas bulan telah mereka lewati. Tidak ada yang menyangka bahwa pertumbuhan si kembar begitu cepat. Bahkan kini sang adik, Jia, sudah mulai mengoceh. Berbeda dari sang kakak, Jun, yang sangat tenang. Di saat adiknya merengek ia bahkan memeluk adiknya dengan kedua lengan kecilnya agar sang adik berhenti menangis.

"Jya, Jya, Jya, Jya." Sambil memeluk adiknya ia akan berusaha menenangkannya.

Perhatian Jia pun akan dengan mudahnya teralihkan dengan apapun yang Jun lakukan.

"Bukankah mereka lucu?" Tanya Nyonya Oh kepada ayah mertuanya ketika mereka sedang menikmati teh di ruang santai dengan ditemani si kembar.

Mereka berdua sedang berkunjung ke rumah Guanlin dan Sienna. Oh! Guanlin dan Sienna kembali pindah ke rumah mereka saat si kembar menginjak usia delapan bulan.

"Tentu saja, mereka cucuku." Ucap Tuan Oh sombong.

"Mereka anakku, Kek." Guanlin yang baru pulang dari kantor menyeletuk.

Ia menghampiri Jia dan menggendongnya. Jun yang melihat ayahnya pulang merangkak mendekati ayahnya dan menarik celana ayahnya, berusaha berdiri.

"Hey, Jun, putra ayah ini kapan akan mulai berjalan, hm?" Guanlin memandang putranya yang menatapnya tanpa ekspresi.

"Jun," Sienna datang dari dapur dengan sepiring semangka dingin. "Ini semangka kesukaanmu."

Jun melepas genggamannya dari celana sang ayah dan meniti langkah kecilnya menuju ibunya.

Balita itu terlihat kesulitan namun ia tak berhenti mencoba.

"Astaga, Jun. Guan, lihatlah, ini langkah pertamanya." Sienna terkesiap.

"Ayo kesini, nak. Ayo ke mama, mama di sini," Sienna meletakkan piring yang ia genggam dan berlutut. Ia mnegulurkan tangannya pada putranya, memancingnya untuk terus melangkah menuju dirinya.

"Lihatlah, Kek, dia putraku." Pamer Guanlin dengan senyum yang sedari tadi terukir di wajahnya.

"Sebentar lagi sepertinya aku harus berlari mengejar langkah kecil cucuku." Tuan Oh tersenyum.

.-.-.

TT Sorry for being so long to update.

Sekalinya update pendek banget lagi. Ehe ;P

Insyaallah ff ini akan tamat dan akan digantikan dengan ff lain. Ff tersebut sedang dalam tahap pengerjaan. Jadi, mohon dukungannya.

Sekian

*Thor gaje nih

#bow

Damn Boss | Lai Guanlin (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang