The Real First Night

3.8K 277 1
                                    

Hari sudah pagi, bahkan menjelang siang. Tapi dua manusia itu masih meringkuk dalam selimut. Ahh, tidak. Salah satunya sudah bangun.

Guanlin mengerjapkan matanya ketika sorot matahari menerpa wajahnya. Sesekali ia mengusap matanya.

Guanlin melihat sekeliling.

Berantakan. Itu pikirnya.

Kedua alisnya bertaut. Pria itu mencoba mengingat apa yang terjadi malam sebelumnya. Ia mendapati gadisnya masih terlelap di balik selimut, satu-satunya rajutan benang yang menutupi tubuhnya saat ini. Lalu Guanlin tersenyum.

Ia memperhatikan wajah damai gadis itu. Tak sedikitpun terlihat tanda bahwa ia akan terbangun.

Guanlin menyingkirkan helaian rambut yang menutupi dahi gadis itu. Ia mencium bahu polos istrinya. Kemudian keningnya. Gadis itu mulai mengerang tanda akan segera bangun.

Sienna membuka mata perlahan. Ia tersenyum ketika mendapati Guanlin di hadapannya. Begitupun Guanlin yang membalas senyumannya.

"Morning, babe." Sapa Guanlin.

"Morning, Guan."

"Are you tired?"

"Tired?" Gadis itu bingung. Dirinya mencoba memutar balik apa yang terjadi kemarin malam.

"Guan, kamu udah selesai mandi?"

"Oh! Iya. Kamu mau mandi?"

"Iya. Mmm, makan malam kamu udah aku siapin di bawah."

"Oke. Thanks, sayang."

Beberapa saat kemudian...

"Ina, kamu udah selesai belum? Aku mau ambil pakaian di lemari."

"..."

"Sayang, jangan main-main. Aku mulai kedinginan. Aku belum pakai baju nih."

"..."

Merasa tidak ada jawaban, Guanlin pun masuk ke kamar untuk memastikan.

Tidak ada suara.

"Ina?" Tanyanya untuk memastikan sekali lagi.

Cklek

Pintu terbuka dan menampakkan Sienna dalam balutan handuk kimononya dengan rambutnya yang digelung ke atas.

"Guan? Kamu udah makan malam?"

"Huh? Ah! I-iya, udah." Perhatian Guanlin tidak fokus.

"Kenapa?"

"..." Guanlin diam. Dirinya masih belum sadar.

"Guan, kamu sakit?" Sienna menghampiri Guanlin dan menempelkan punggung tanggannya di kening Guanlin.

"Badan kamu agak panas. Kamu pusing nggak? Sakit kepala?"

"..."

"Aku akan ambil obat." Sienna sedikit panik karena Guanlin yang hanya diam menatapnya tanpa menjawab. Ia berbalik untuk mengambil obat di kotak P3K.

Belum beberapa langkah berjalan sebuah tangan menarik Sienna, membuatnya berbalik dan jatuh dalam pelukan Guanlin. Pria itu mengecup istrinya. Cukup lama. Sampai...

"Boleh?" Guanlin menatap mata Sienna dan bertanya penuh harap.

Sienna mengalihkan pandangannya karena malu dan gugup akan pertanyaan Guanlin. Perlahan ia mengangguk, menyetujui permintaan Guanlin.

Kini gadis itu ingat semuanya.

"Kyaaa!!!" Sienna bergegas bersembunyi di balik selimut. Gadis itu menghindari tatapan Guanlin.

"Ina? Sayang?" Guanlin menggoda Sienna dengan menarik selimut yang istrinya gunakan untuk bersembunyi.

"Jangan tarik!" Guanlin tidak mengindahkan titah Sienna.

Ia semakin berniat menggoda istrinya. Bisa kalian lihat dari senyum jahilnya.

"Guan! Jangan tarik! Guan!!!"

Sudah lama ia tidak melakukan hobinya. Apalagi kalau bukan menggoda dan mengerjai istrinya.

Hari itu senyum terus terpatri di bibir pria itu. Bahkan ketika ia menawarkan diri untuk membuat sarapan, ia memasak dengan senyuman yang terus bertengger di wajahnya. Ia terus tersenyum ketika melihat wajah istrinya yang tak henti-hentinya bersemu merah karena malu.

'almost a year we married, finally I have you completely, Mrs. Lai.' - Lai Guanlin.










.-.-.

Merasa bersalah mau upload chapter ini. Tapi gimana dong, chapter ini udah dibuat dari kemarin-kemarin, eh, malah belum di upload dan baru sempat upload hari ini.

Imajinasi kalian tentang chapter ini bukan tanggung jawab author, ya... Karena author udah skip beberapa scene. Jadi imajinasi diluar apa yang tertulis dalam chapter ini adalah tanggung jawab kalian. Hha~ #jahatbangetluthor

Banyak-banyak istigfar habis baca chapter ini. Oke?

So, happy reading and happy 1st day of Ramadhan for those who carry out, guys!!!

#masihpadapuasakanya

Fighting for 3,3 hours remaining~!

❤A

Damn Boss | Lai Guanlin (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang