Part 6

1.1K 79 1
                                    


Sehun pulang ke rumah, dan melihat ada sepatu di depan pintu. Irene berdiri saat sehun masuk dan langsung membungkuk. Keduanya akhirnya duduk dengan wajah tegang. Irene meminta maaf dengan gugup.

"Waktu.. Di halte bis.. Di sana.. Aku menciummu.. Aku sungguh.. Minta maaf" ucap irene gugup.

"Itu offside.. Itu bukan serangan biasa.. Rasanya seperti offside saat kau menyerangku saat aku tidak berdaya" kata sehun menatap ke arah depan dengan tatapan kosong.

"Ya kau benar.. Rasanya seperti offside.. Aku sungguh minta maaf. Apa kau sangat marah? Aku juga pasti begitu" kata irene.

"Marah itu pasti banyak perasaan yang memuncak. Saat orang di serang, maka mereka merasa bingung dan tidak nyaman". Kata sehun

"Kau bilang terserang? Apa kau bilang aku menyerangmu? Bukan seperti itu. Aku hanya.. Aku hanya terbawa suasana saat malam itu.. Tapi bukan berarti aku ingin melecehkanmu atau apapun dan bukan niatku untuk menyerangmu. Aku bicara serius, percayalah padaku" ucap irene berusaha menjelaskan walaupun sangat gugup.

"Aku tau.. Sebaiknya aku harus keluar dari sini sekarang, tapi.. Aku tak punya tempat tujuan. Aku menunggu pengumuman penerimaan pekerjaaan dan kalau sudah dapat kerja... Maka aku pasti langsung pindah. Aku sungguh minta maaf" ucap irene lalu bergegas masuk kamar.

Irene duduk di depan laptop melihat folder "turtle study room" setelah itu mengirimkan pesan melalui email

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irene duduk di depan laptop melihat folder "turtle study room" setelah itu mengirimkan pesan melalui email.

"Pak sutradara, apa hari bapak lancar? Aku sudah memperbaiki lagi skenario yang bapak sukai. Jangan merasa tertekan dan segera hubungi aku".
Akhirnya pesanpun di kirim.

Sehun masuk kamar dan mematikan lampu ruang tengah lalu mengunci pintunya. Irene bisa mendengar hanya bisa melongo tak percaya kalau sehun mengunci kamarnya bukan dia yang melakukannya sebagai wanita karna ketakutan.

Irene tertidur di kamarnya dan di bangunkan dengan telpon dari sutradara park. Sutradara park seperti mengetahui irene yang baru bangun tidur. Irene langsung terbangun mengelak kalau baru bangun tidur. Sutradara mengatakan ingin bertemu nanti siang untuk membahas drama baru, irene pun mengiyakan ajakan tersebut.

⚛⚛⚛


Dengan rambut yang masih basah irene merapihkan rambutnya di depan restoran lalu melihat sosok pria yang di sukainya selama 3 tahun duduk di dalam restoran.
Irene pun masuk dan duduk di depan sutradara.

"Apa ini drama buat hari jum'at dan sabtu" ucap irene agak kaget.

"Ya.. Atasan ingin menayangkan melodrama masa muda yang ceritanya unik. Dan lagi pula, karena kau sudah menulis begitu banyak jadi tak ada salahnya kalau kita coba". Ucap sutradara park yang duduk bersama yong suk.

"Aku sangat berterimakasih.. " kata irene bisa tersenyum bahagia.

"Heii.. Kau tau ini drama pertamaku, yang akan aku sutradarai. Semoga kalian berdua bekerja sama dan membuatku jadi maha karya". Ucap sutradara park pada yong suk, diapun memberikan senyumannya.

Because My First lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang