Sehun mencium Irene karna ingin memberitau yg namanya ciuman. Lalu bertanya apakah sekarang sudah mengerti atau haruskah mereka melakukannya lagi. Irene memilih untuk melakukannya lagi dan mengalungkan tangannya di leher Sehun.
Keduanya berciuman dengan sinar matahari senja. Irene larut dengan ciuman Sehun, sampai tak sadar suara bunyi ponsel. Sehun membuka mata memberitau kalau ponsel irene berdering tapi, irene tetap terus menciumnya. Sampai akhirnya irene tersadar dengan ucapan Sehun dan buru-buru mengangkat telpon dengan wajah malu.
"Yya.. Bu.. Ada apa? " ucap irene mengangkat telponnya. Ibunya langsung bertanya kemana mereka berdua berpikir kalau tak akan kembali ke seoul.
"Ya di mana lagi...? Kami lagi di pantai sedang melihat- lihat saja" ucap irene gugup karna ibunya menanyakan apa yg di lakukan di sana.
Keduanya terlihat canggung setelah berciuman. Sehun pikir mereka harus pulang. Irene mengangguk dan mengambil tasnya lalu bergegas pergi bersama suaminya.
Sehun mendengar irene berbicara di telpon seperti nada marah pada ibunya. Irene menjelaskan suaranya memang semakin nyaring kalau bicara menggunakan logatnya.
Irene dan Sehun keluar rumah. Sehun mengucapkan terimakasih atas kimchi dan juga akan pamit pulang. Tuan Bae terlihat sedikit mabuk berpesan pada sehun untuk selalu berhati-hati akan lalu lintas, orang dan perang.
"Jika terjadi sesuatu, kalian langsung saja kemari. Jika ada perang seoul lah pasti tempat pertama perang terjadi. Jangan menunda waktumu di sana, kalian langsung saja kemari" ucap tuan bae.
"Pulanglah... Besok kan kalian harus kerja". Kata nyonya bae melihat suaminya sudah mulai ngawur.
"Heii... Menantu mau kemana? " ucap si ahjussi setengah mabuk. Sehun menjawab harus pulang sekarang. Nyonya Bae menyuruh adiknya untuk masuk karna anak-anaknya itu sibuk.
"Bukan kau saja yg sibuk, tapi aku juga. Kalau mau pulang kau harus minum arak beras ini. Jika tidak, kau tidak boleh pulang" kata si ahjussi. Lalu menuangkan dalam mangkok. Sehun menolak kalau harus berhenti minum.
"Aigoo... Apa barusan kau menolak minuman dari orang tua? " ucap si ahjussi melotot.
Irene langsung mengambil mangkuk dan meminum habis, dengan nada mengejek kalau pamannya sudah puas."Tapi itu bukan untukmu... " kata si paman. Sehun pun kaget melihat irene sebagai kuda hitam untuknya.
"Paman... Dengar, jika paman menganggu suamiku lagi... Menantu paman akan ku masukkan ke gentong miras.. Paham? " ancam irene. Si paman mengelak kalau tak menganggunya. Nyonya bae pun menyuruh si paman untuk segera masuk saja.
Irene dan Sehun akhirnya pamit pulang. Ji seok dan istrinya pun meminta ijin untuk mengantar mereka sampai ke terminal bus.
Ji seok tak percaya karna sudah lama sejak terakhir irene melawan paman itu. Istrinya yg duduk di samping penasaran apakah dulu pernah terjadi sesuatu sebelumnya. Ji seok menceritakan dulu ada anjing liar yg biasa di rawat sama irene.
"Tapi, paman itu malah mengambil anjing itu untuk di pelihara" cerita ji seok. Irene hanya bisa diam saja.
"Apa...!! Jangan bilang anjingnya mau di makan sama dia" kata Eon sol.
"Ya apa lagi...! Noona langsung menyalakan mesin penyiang tanah punya paman itu dan membawanya ke dermaga. Lalu dia memaksa paman itu buat melepaskan anjing itu" cerita ji seok. Eun sol tak percaya irene berani melakukannya.
Irene pikir kalau itu kejadian masa lalu. Ji seok pikir kalau kakaknya bertekad, maka tekadnya itu pasti terwujud. Lalu mengejek kakak iparnya kalau sehun akan terikat selamanya dengan kakaknya. Irene menyuruh adiknya menyetir saja, Sehun terlihat tak ambil pusing memilih melihat ke luar jendela mobil.
