Sehun mengirimkan pesan pada Irene sambil berjalan.
"Irene... Kau di mana? Aku lagi di luar rumah".
Lalu tiba-tiba matanya terkejut melihat Yoona yg ada di depannya.
Yoona juga keget melihat Sehun yg sudah 5 tahun tak bertemu. Irene baru keluar dari toilet melihat dari kejauhan."Anyeong... Apa kau tinggal di komplek ini? " ucap Yoona yg masih kaget. Sehun membenarkan.
"Kau kenapa di sini? " tanya Sehun. Yoona mengaku kalau cuma lewat saja. Sehun mengangguk mengerti lalu menatap Yoona yg masih kaku.
"Apa kau mau aku kasih kartu namaku? " ucap Yoona menghilangkan rasa gugup. Sehun bingung, tapi akhirnya memilih untuk menganggukkan kepala.
"Kapan-kapan kita harus minum teh bersama. Aku agak letih sekarang" ucap Yoona setelah memberikan kartu namanya. Sehun mengangguk lalu mereka pun berpisah. Irene sengaja bersembunyi dan hanya mengintip dari celah pilar.
Setelah Sehun pergi, Irene mendatangi Yoona yg masih menunggunya. Yoona berusaha untuk tak terjadi apa-apa dengan menanyakan keadaan Irene apakah tadi sudah ke kamar kecil. Irene mengangguk dan bertanya balik dengan keadaan Yoona.
"Aku sepertinya sudah sadar sekarang, malam ini aku sudah bersenang-senang" kata Yoona. Irene ingin pamit pergi.
"Biar ku antar kau pulang" ucap Yoona. Irene menolak karna rumahnya sudah dekat jadi hanya tinggal jalan kaki saja.
"Apa suamimu datang menjemputmu? Aahh... Aku memang kurang cepat memikirkannya sampai situ, kalau begitu hati-hati di jalan" ucap Yoona. Irene pun hanya diam saja.
Sehun duduk di taman terdiam melihat kartu nama milik Yoona. Lalu bergegas untuk menelpon Irene dengan nama [Istri] di ponselnya. Saat Irene mengangkatnya, wajahnya langsung panik menanyakan keberadaannya. Irene mengatakan kalau ada di sini. Sehun melihat Irene sudah ada di belakangnya.
"Kenapa kau tidak angkat telponnya? " tanya Sehun panik, irene mengaku kalau tak sempat.
"Maaf... Padahal tadi aku mau menelpon" kata Irene lalu mengajak masuk.
"Entah kenapa.. Aku bisa banyak minum hari ini. Mungkin itu karna aku sudah lama tak minum-minum" ungkap Irene. Sehun mengerti.
"Apa kau minum bersama perusahaan produksi? " tanya Sehun. Irene membenarkan.
"CEOnya juga jago minum" ungkap Irene penuh rasa cemburu. Sehun pun tak banyak berkata-kata lagi.
Sehun sibuk membuat minuman di dapur. Irene keluar dari kamar mandi ingin mengambil minuman di kulkas. Sehun menyuruh Irene untuk minum minuman yg sudah ia buatkan karna nanti bisa sakit.
"Taruh di samping tempat tidurmu, kalau-kalau nanti tengah malam kau terbangun" ucap Sehun.
"Ini masih hangat... Terimakasih" kata Irene dengan wajah dingin.