Part 32

586 43 2
                                        

"Aku ingin...  kontrak kita... Aku ingin mengakhirinya sekarang" ucap Irene dengan yakin. Sehun kaget mendengarnya.

"Kontrak kita... Kau rupanya ingin mengakhirinya" ucap Sehun. Irene membenarkan.

Sehun membahas tentang kontrak mereka dan Irene yg ingin mengakhirinya. Irene membenarkan kalau sepertinya kontraknya dengan perusahaan produksi akan segera di laksanakan. Maka pada saat itu, pasti bisa mencari tempat tinggal sendiri.

"Jika aku dapat tempat tinggal... " ucap Irene berhenti dengan Sehun yg menyela.

"Jika kau dapat tempat tinggal... Maka kau tidak perlu bayar uang sewa padaku" kata Sehun menyimpulkan. Irene membenarkan.

"Maka kontrak kita juga tidak perlu di jalankan, begitulah pemikiranku. Kita menikah kan karna uang sewa" kata Irene. Sehun membenarkan.

"Berarti itu bagus.. Kau bisa menulis lagi dan bisa dapat penghasilan sendiri. Ini sungguh kabar baik, kalau begitu kau istirahatlah sekarang. Dan lain kali saja kita bicarakan ini lebih lengkapnya" ucap Sehun.

"Begini Sehun-ssi.... Kau tak jadi mengatakan apa yg ingin kau sampaikan tadi? " kata Irene menahan Sehun sebelum pergi.

"Menurutku... Lagi pula yg ingin ku katakan juga tak penting. Aku tadi mau bilang, kalau aku saja yg buang sampah mulai sekarang karna ku pikir kau pasti akan sibuk dengan kerjaan menulismu". Kata Sehun. Irene terdiam menatap Sehun sambi bergumam.

"Tidakkah dia ingin menahanku"

Irene masuk ke dalam kamar dengan menahan tangis lalu berjongkok di depan pintu kamarnya mengingat kejadian dengan ayah mertuanya.

FlashBack...

Tuan Oh mengatakan sangat penting seorang istri mengurus hal seperti ini dan segera pamit setelah meninggalkan buku tabungan. Irene dengan tatapannya memberitau kalau ada yg ingin di katakan. Tuan Oh pun kembali duduk ingin tau yg di katakan oleh Irene.

"Maaf... Tapi ini aku tak bisa menerimanya. Ada yg harus ku katakan sejujurnya pada ayah. Alasan aku menikah dengan Sehun yaitu karna Rumahnya. Sejak awal... Aku tidak menikahinya karna mencintainya" akui Irene dengan menyerahkan buku tabungan milik tuan Oh.

"Kebutuhan kami sama.. Dan prinsip kami sama. Itulah alasan kami menikah. Aku Mohon Maaf... " kata Irene merasa bersalah. Tapi Tuan Oh malah berkomentar lalu apa masalahnya. Irene kaget melihat reaksi Tuan Oh.

"Kenapa kau Minta Maaf...? Pernikahan memang seperti itu. Apa memang ada orang yg menikah cuma karna Cinta? Itu tentu saja. Tapi juga karna ada satu, dua hal kondisi dan sudah jelas sekali" jelas Tuan Oh. Irene tak percaya mendengarnya.

"Ayah... Kenapa Ayah menerimaku? Padahal ini pernikahan mendadak? " tanya Irene.

"Karna sudah waktunya untuk menikah. Kau datang pada saat yg tepat untuk menjadi istrinya. Kau sopan, baik dan berpendidikan. Tidak ada alasan buatku menentang pernikahan dan karna kau pernah bilang bahwa kau mencintainya. Jadi aku pikir itu hal baik" ucap Tuan Oh.

Irene heran Tuan Oh menganggap kalau itu semua adalah hal baik, dalam pernikahan ada Cinta. Tuan Oh menatap Irene aneh karna banyak bertanya padanya.

"Jawaban itu... Mengangguku akhir-akhir ini karna aku berbohong menjawabnya." Ucap Irene. Tuan Oh benar-benar bingung melihat sikap Irene yg tiba-tiba seperti ini.

"Tapi sekarang.... Aku akhirnya jatuh Cinta padanya" akui Irene. Tuan Oh mengucap syukur karna memang selalu seperti itu di hidup ini.

"Itulah Cinta antara pasangan Suami-Istri. Mau dunia ini berubah jadi apa... Laki-lakilah yg harus beli rumah. Karna membesarkan anak itu susah. Jadi terimalah ini" ucap Tuan Oh mengajak Irene segera pulang.

Because My First lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang