Jungkook sembuh lebih cepat setelah melakukan check up kemarin. Hari ini dia bangun pagi-pagi sekali karena papa bilang dia sudah boleh masuk sekolah. Jungkook berlari menuruni tangga, masih memakai piyama dia masuk ke kamar papanya. Menepuk pipi papanya untuk segera bangun.
“Papa, ayo siapkan air hangat,” bisik Jungkook. Dia sedikit tidak tega untuk membangunkan papanya yang tertidur lelap. Semalam papanya pulang larut, Jungkook mendengar suara mobil papanya terparkir di halaman. Dia tahu karena semalam terbangun akibat kehausan.
“Papa, aku mau mandi. Aku ke sekolah hari ini.” Jungkook menghela, dia sudah menarik turun selimut papanya. Tapi papanya justru tidur terlentang dengan mulut separuh terbuka. Benar tidur pulas ternyata.
Taehyung datang mengusak kepala, sambil menguap lebar. “Papa belum bangun?” tanya Taehyung. Jungkook menggeleng lesu, dia menusuk-nusuk pipi papanya agar mau bangun.
“Papa, ayo bangun.”
Taehyung mendecak. “Itu tidak akan berhasil, minggir biar hyung saja. Jungkookie perhatikan baik-baik cara hyung membangunkan papa ya.”
Jungkook mundur dari sisi tempat tidur. Mengamati Taehyung yang menaiki tempat tidur. Berdiri di samping papa. Dan selanjutnya yang dilakukan Taehyung adalah melompat-lompat di atas tempat tidur sebanyak tiga kali. Iya, Taehyung menghitungnya seperti sebuah ancang-ancang. Lalu melompat tinggi dihitungan ketiga, mendarat di atas perut papa—terbangun dengan mata melotot kesakitan.
Taehyung menyengir lebar. “Bangun, ‘kan.”
Jungkook terbengong dengan wajah kagum, dia tidak sadar bertepuk tangan atas keberhasilan Taehyung membangunkan papa. “Woa, daebak.”
-ooOoo-
Papa menyiapkan sarapan dengan raut sebal. Matanya masih separuh terbuka, masih dengan piyama dan rambut kusut. Sama sekali belum cuci muka ataupun sikat gigi. Sedang kedua putranya sudah ribut di meja makan, Taehyung membantu Jungkook menyiapkan keperluan sekolah. Kedua anak itu sudah mengenakan seragam sekolah.
Jungkook setinggi telinga Taehyung, papa mengamati dengan senyum kecil bagaiamana Taehyung begitu telaten menyisir rapi rambut hitam Jungkook dan membenahi dasi Jungkook yang sedikit miring.
Keduanya tergelak puas saat memandang wajah satu sama lain. Seolah berkata tanpa lisan bahwa mereka siap, mereka sama-sama tampan sekarang. Yah, mungkin seperti itu.
Taehyung membantu Jungkook duduk di kursi yang sedikit lebih tinggi. Kemudian menuangkan air putih di tiga gelas tinggi, membantu papanya menata piring, dan memberikan Jungkook serbet di leher agar seragam Jungkook tidak kotor terkena noda makanan.
Pagi ini papa membuat pancake dengan lumuran madu. Jungkook mengecap senang rasa manis yang menyapa lidahnya. Dia sedikit kesulitan mengiris pancakenya, tapi Taehyung dengan sigap membantu Jungkook. Mengiris pancake Jungkook menjadi irisan kecil-kecil agar Jungkook mudah memakannya.
“Papa sebaiknya cepat. Tidak mungkin, ‘kan mengantar kami sekolah dalam keadaan begitu. Papa bau,” ujar Taehyung, tanpa menoleh pada papanya. Dia sibuk mengelap sudut bibir Jungkook yang terkena madu. Jungkook ini makannya berantakan sekali.
“Papa kira Taehyung yang mengantar Jungkook sekolah dengan sepeda.”
“Kata bibi Hani, aku tidak boleh naik sepeda ke sekolah kalau masih memakai roda bantuan. Kata bibi Hani kalau sepedaku sudah lebih besar baru boleh. Nanti kalau sudah kelas empat Papa belikan sepeda yang lebih besar, ya?”
Papa hanya mengangguk saja. Setelah menghabiskan sarapan, meninggalkan meja makan lebih dulu untuk berbenah diri; mencuci muka, menggosok gigi dan berganti pakaian. Aktifitas yang sempat tertunda karena Taehyung langsung menariknya bangun meminta disiapkan air hangat untuk mandi. Omong-omong, Taehyung sering membangunkannya dengan cara tidak lazim. Yang tadi pagi itu juga pernah dilakukan sebelumnya, tapi pagi tadi Taehyung terlalu bersemangat. Dan itu sakit sekali. Sungguh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leave Out ✅
Fanfiction[ KookV - Fanfiction ] "I'm strong on the surface. Not all the way through." ㅡLinkin Park 'Leave Out All the Rest' Genre : Romance; Hurt/Comfort; Crime Rate : T - M