Sabtu akhir pekan, saat libur dari homeschoolingnya. Jungkook pergi menemui Namjoon. Masih di club yang sama. Tapi di siang hari seperti ini club itu tutup. Jungkook mendapat pesan dari Namjoon untuk dia masuk melewati pintu samping di lorong sempit antar bangunan club dan sebuah mini market dua puluh empat jam.Jungkook membuka pintu besi hijau yang usang berkarat, saat ditarik pintunya mengeluarkan suara keritan yang membuat telinga Jungkook ngilu. Di dalam sana gelap dan pengap. Suhu udaranya lembab, Jungkook tidak bisa melihat apapun saat dia menutup pintu itu kembali. Tetapi di lima langkah ke depan berbelok kanan ada sebuah pintu lorong yang bercahaya redup.
Rupanya ruang ganti karyawan. Petak ruangan ini terlalu sempit menurut Jungkook, kotor dan berdebu. Lemari-lemari tempat pakaian karyawan juga berkarat sama dengan pintu di depan tadi. Namjoon mengatakan untuk masuk ke gudang penyimpanan di samping ruang ganti. Dimana gudang itu menyimpan ratusan botol minuman dengan kadar alkohol yang beragap. Beberapa dijejer rapi dalam rak-rak yang melekat pada dinding. Sebagian dibiarkan tertumpuk di dalam karton besar.
Di lantai gudang ada sebuah tangga, kata Namjoon. Jalan menuju ruang bawah tanah yang tersembunyi. Jungkook melirik ragu papan kayu yang menutupi pintu bawah tanah. Tersembunyi ditumpukan karton. Namjoon bilang dirinya ada di dalam sana. Sedikit keberanian, Jungkook pun masuk menuruni tangga. Di bawah sini jauh lebih lembab dari di atas sana, tidak ada ventilasi jendela sama sekali. Hanya ada sebuah lampu berpendar suram. Tidak terang sama sekali, hanya sebagai penerang jalan agar tidak tersandung.
Di tengah ruangan Jungkook berdiri mematung terkejut. Tiga perangkat led lcd komputer, dua papan keyboard di atas satu meja panjang. Namjoon duduk menghadap tiga layar komputer dengan mengenakan kacamata berbingkai tipis. Kesepuluh jari Namjoon bergerak lincah di atas keyboard. Berpindah dari satu ke yang lainnya. Terlalu sibuk sampai belum menyadari Jungkook memerhatikannya sejak tadi. Masih dengan rasa terkejut juga penasaran. Siapa sebenarnya Namjoon? Tidak ada warga sipil biasa yang memainkan komputer sampai kesetanan seperti Namjoon, selain hacker?
“Kau hacker?”
Namjoon berhenti memainkan jarinya pada keyboard, mendongak, memandang Jungkook. “Oh, kau sudah datang. Kemarilah.”
Jungkook mendekat sesuai intupsi Namjoon. Dia berdiri di samping pria itu, menatap tiga layar komputer yang bergerak cepat dengan bahasa symbol yang tidak dimengerti Jungkook. “Bagaimana kau bisa melakukan ini? Meretas sistem keamanan kepolisian dan menncuri data rahasia mereka. Apa kau lulusan teknik informatika?”
“Lucu sekali. Aku cuma tamat sekolah menegah atas. Ini hanya hobi yang menyenangkan dan menguntungkan, Jungkook. Awalnya aku hanya tertarik dengan buku di perpustakaan karena Ayahku selalu membawaku ke sana. Tapi suatu hari aku melihat Ayah dan hyungku bertengkar. Ayah memarahi hyung habis-habisan dan menganggap apa yang hyungku lakukan tidak berguna. Berdiam diri di dalam kamar dengan seperangkat komputernya. Di sana aku mencoba semua rasa penasaranku, kenapa hyung begitu tertarik dan dia kemudian mengajariku semuanya. Dalam jaringan internet aku bisa melihat lebih dari apa yang buku ilmu pengetahuan berikan padaku. Aku bisa membuka rahasia-rahasia yang tidak bisa buku jabarkan. Jadi aku memulai pengalaman pertamaku meretas sebuah sistem dan beritamu muncul di sana. Tapi kemudian hilang secara mendadak. Aku bertanya pada hyung dan dia mengatakan ada seseorang yang mengendalikan semua informasi itu, membuat dinding sandi tebal yang sulit ditembus.” Namjoon menarik sebuah kursi untuk Jungkook duduk. Dia menunjukkan pada Jungkook beberapa informasi tentang kekasih ibu Jungkook.
“Maaf mengatakan ini. Tapi Ibumu benar sudah gila. Diusianya yang berkepala empat Ibumu mengencani pemuda seusia Taehyung. Tapi wajar saja, Ibumu masih tetap cantik seperti terakhir kau menemuinya.” Namjoon mengklik semua gambar. Potret seorang wanita cantik memenuhi layar. Foto formal dengan segaris senyum tipis. Jungkook memandangnya tanpa berkedip. Rambut panjang ibunya sekarang menjadi pendek sebahu. Benar sekali, ibunya masih cantik seperti terakhir Jungkook melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave Out ✅
Fanfiction[ KookV - Fanfiction ] "I'm strong on the surface. Not all the way through." ㅡLinkin Park 'Leave Out All the Rest' Genre : Romance; Hurt/Comfort; Crime Rate : T - M