013

5.3K 890 115
                                    

Jungkook memarkirkan mobilnya di halaman rumah bibi Hyera. Suara rintik hujan terdengar lebih nyaring saat Jungkook mematikan mesin mobil. Dia turun sambil berlari, memayungi kepala dengan tas sekolah. Perlindungan diri yang tidak berarti banyak karena bajunya tetap basah.

Di pukul tiga sore ini hujan tiba-tiba turun saat langit masih cukup terang, tidak semuanya gelap tertutup awan hitam. Namun rintik yang turun cukup deras, membuat jalanan basah dan terlihat licin, seolah siap menggelincirkan Jungkook jika dia menaikkan kecepatannya sedikit saja.

Hari ini sepulang sekolah Jungkook tidak menjemput Taehyung. Satu hal yang langka. Karena biasanya Jungkook tidak pernah absen menjemput Taehyung. Dan ini membuat perasaan Jungkook sedikit di sergapi kecemasaan. Apa Taehyung bisa pulang dalam keadaan baik-baik saja?

Tetapi, Taehyung sendiri yang pagi tadi berpesan untuk tidak dijemput. Ada tugas kelompok, katanya. Taehyung menyuruh Jungkook untuk langsung merawat bibi Hyera saja, yang sudah lebih dari seminggu ini diperbolehkan pulang.

Maka di sinilah Jungkook. Berganti pakaian di kamar yang bibi Hyera dan paman Haneul khususkan untuk dirinya dan Taehyung kalau menginap. Dia menyimpan pakaian basahnya di dalam mesin cuci milik bibi Hyera.

Jungkook melangkah melewati pintu kamar bibi Hyera yang sedikit terbuka. Mengintip ke dalam. Bibi Hyera tidur lelap di sana. Jungkook menutup rapat pintu kamar bibi Hyera dan berlalu ke dapur, menyiapkan makan malam.

Dia menyalakan kompor, memasak air untuk rebusan daging. Jungkook ingin membuat sop daging di cuaca yang dingin ini. Sambil mengiris sayuran, Jungkook bersenandung. Pikirannya sejenak terbang pada papa yang sudahㅡberapa minggu kiranya pelaku tabrak lari itu belum juga tertangkap. Papa masih sibuk mengejar sampai lupa mengurus diri. Tidak teratur makan, pulang larut dan kurang istirahat.

Jungkook mencoba menghubungi papa saat selesai menuangkan sayuran ke dalam panci.

"Papa, pulang larut lagi?" tanya Jungkook, mendengus sebal saat papa menjawab, ya. "Keberatan aku pergi ke sana untuk mengantar makan malam?"

"Baiklah, setelah menyiapkan makan malam di rumah bibi Hyera aku akan pergi ke kantor Papa. Oke, sampai jumpa."

Jungkook memutuskan sambungan telepon dan kembali berkutat dengan panci-pancinya yang mengepulkan asap. Dia mengambil satu paket kotak makan untuk dibawakan pada papa nanti setelah dia menata piring di meja makan.

Waktu sudah menunjuk angka enam. Jungkook tersenyum puas melihat hidangan yang dia sajikan. Tepat saat itu bibi Hyera keluar dari kamar bersama seruan kagum.

"Selamat malam, Bibi. Mimpimu indah?"

"Malam juga, Jungkookie. Aku bermimpi kau membuatkanku makan malam yang lezat."

Jungkook tertawa sejenak, "Voila! Mimpi Bibi jadi kenyataan. Aku cukup baik, 'kan untuk mewujudkannya."

"Kau memang yang terbaik, Jungkookie."

Jungkook berdiri di samping bibi Hyera, masih dengan apron yang menggantung di pinggang. Dia mengambilkan bibi Hyera nasi dan menuangkan sop ke dalam mangkuk. Harum gurih yang lezat membuat bibi Hyera tersenyum sumringah, terlebih saat sesuap masuk ke mulut, terkecap oleh lidah. "Ini enak sekali, Jungkook!"

"Nikmati makan malamnya, Bibi. Makan yang banyak agar Bibi semakin sehat. Paman Haneul dan Taehyung hyung akan segera pulang. Aku akan mengantar Papa bekal dan makan malam bersamanya," kata Jungkook, berlari ke dapur dan melepas apronnya dengan tergesa. "Papa mulai gila kerja lagi dan tidak hidup sehat. Dia sering lupa makan."

"Pergilah, Jungkookie. Pastikan Paman Kim makan dengan baik. Katakan padanya tidak perlu memburu pelaku tabrak lari itu terlalu serius. Paman Kim sudah cukup bekerja keras."

Leave Out ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang