012

5.4K 892 84
                                        


Bibi Hyera selamat, tetapi tidak dengan bayinya. Fakta satu ini membuat hati Jungkook terpukulㅡterlebih paman Haneul juga bibi Hyera yang telah lama ini mengharapkan sebuah tangis bayi menghiasi rumah mereka. Kenyataan hanyalah angan membuat bibi Hyera seolah kehilangan hidupnya, karena putri kecil cantik yang selalu diimpikannya hadir pada dunia dalam keadaan tidak bernyawa.

Dalam kesendirian, sambil memeluk lutut di undakan tangga paling atas menuju atap rumah sakit yang pintunya terkunci. Jungkook menangis. Masa lalu yang dia tutup rapat terbuka, memberontak di hatinya bersama kecelakaan yang merengut nyawa bayi bibi Hyera. Bayangan bagaimana darah merembes dari baju ayahnya, dari sela kaki bibi Hyera, dan dari kepala seorang anak yang dulu juga pernah menjadi korban tabrak lari di perumahannya di Busan dulu. Membuat Jungkook ketakutan.

Suara-suara orang yang menghinanya masuk memecah kewarasan Jungkook.

Dan ketika papa menemukannya, Jungkook tidak bisa menahan suaranya lagi. Dia memeluk papa seperti kala pertama mereka bertemu. Bayangan kepergian ibunya juga turut hadir. Menjadikan Jungkook hanya ingin tengelam, dalam kegelapan yang menenangkan.

"Aku kembali melakukan kesalahan."

"Bukan salah Jungkookie, berhenti menyalahkan diri sendiri. Papa dan Taehyungie ada di sini untuk Jungkookie. Bicaralah pada kami kalau Jungkookie merasakan sakit."

"Papa, rasanya sakit sekali."

-ooOoo-

"Bibi Hyera tidak akan bisa punya anak lagi. Kecelakaan itu merusak rahimnya dan dokter telah melakukan operasi pengangkatan rahim."

Jungkook tidak menoleh pada Taehyung yang berbicara. Dia semakin menenggelamkan wajahnya pada dada Taehyung dan lengannya memeluk Taehyung erat sekali, sambil merasakan usapan menenangkan jemari Taehyung pada helai rambutnya. Mereka berbaring di dalam kamar Jungkook setelah pulang dari rumah sakit.

"Paman Haneul dan Bibi Hyera tidak marah padamu, mereka tidak juga kecewa. Hanya butuh waktu untuk menerima ini semua. Kau dulu juga perlu waktu, 'kan untuk menerima kepergian Ayah dan Ibumu?

Semangatlah, Jungkookie. Melihatmu seperti ini membuat hyung sakit juga."

"Omong-omong." Taehyung melanjutkan, suaranya sedikit lebih ceria. "Papa sedang mengejar pelaku tabrak lari itu, apa kau tidak ingin membantu Papa? Anggap saja untuk menebus rasa bersalahmu pada Paman Haneul dan Bibi Hyera, bagaimana?"

"Tidak semudah itu," bisik Jungkook.

"Setidaknya kita mencoba, Jungkook. Kau bisa mencebloskan pelaku tabrak lari itu ke penjara sebagai hukuman, 'kan?"

Jungkook mendongak pada wajah Taehyung yang menatap lurus ke depan. Cantik sekali. Lebih dari itu, Taehyung sangatlah indah. Sekarang Jungkook menemukan kata yang pantas untuk ditujukan pada Taehyung setelah sekian lama.

Bukan hanya tampan. Bukan juga cantik. Tapi indah. Indah sekali. Kelopak matanya yang mengerjap sayu. Bulu matanya yang panjang sungguh lentik. Pancaran iris coklatnya yang cantik, membuat Jungkook jatuh. Untuk pertama kali ketika dia diperkenalakn pada Taehyung oleh papa sebagai kakak laki-lakinya.

Jungkook menyadari atas keterkagumannya akan paras menawan Taehyung. Lambat laun kala usianya beranjak remaja, perasaan itu semakin jelasㅡadalah cinta. Dia jatuh cinta pada Taehyung. Cinta sekali.

Jika dia mengatakannya sekarang, apa yang akan terjadi?

"Hyung."

"Hm?" Taehyung merunduk, menubrukkan keningnya dengan kening Jungkook. "Butuh sesuatu?"

Leave Out ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang