"Aku tidak tahu berapa lama malam berlalu, tapi akhirnya aku merasakan hangatnya sinar mentari"
***
Jika harus kembali melihat ke belakang lagi, rasanya perjalanan ini terasa begitu panjang dan melelahkan, tapi aku juga merasa waktu berlalu begitu cepat, rasanya baru kemarin. Baru beberapa waktu yang lalu aku masih mengenakan seragam sekolah, berjalan bersama teman-temanku, menangis, kecewa, marah, dan bahagia. Rasanya semua itu baru terjadi kemarin, tetapi ternyata aku sudah melewatinya sejak lama.
Aku bukan lagi gadis naif berusia 18 tahun. Kini aku gadis berusia 25 tahun, aku cukup layak untuk disebut sebagai orang dewasa.
Begitu melewati usia 20 tahun, duniaku terasa baru, aku tidak pernah berpikir bahwa lulus dari SMA adalah akhir dari kisahku. Rasanya ada begitu banyak chapter dalam hidupku. Bab di mana usiaku masih kanak-kanak, remaja, dan dewasa, pertumbuhan tersebut hanya terasa seperti season dari sebuah drama. Masalah yang terjadi selalu baru dan menyakitkan, seolah aku harus menjalankan misi, menyelesaikan setiap chapter, di dalamnya terdapat rintangan dan hadiah, aku juga bertemu banyak karakter baru, lalu kehilangan. Rasanya hanya seperti permainan, namun begitu nyata. Karena aku adalah manusia dalam semesta ini, dan aku di ciptakan bersamaan dengan sebuah perasaan.
Di katakan sulit memang sulit, tapi aku merasa bangga. Karena aku telah melewati pasang-surut dalam hidupku kemarin. Dengan adanya teman dan keluarga di sisiku, aku selalu bisa merasa percaya diri, aku menerima kehangatan dari sebuah rumah, aku menerima begitu banyak cinta dari orang-orang di sekitarku, kurasa hal itu lah yang membuatku bisa bertahan sampai hari ini.
Aku juga merasa lega, karena mereka semua mengatakan hal yang sama, bersyukur karena memilikiku di samping mereka, membuat mereka bisa terus percaya diri dan bertahan. Hubungan kami begitu hangat, hubungan timbal balik yang terjadi di antara kami adalah alasan utama bagaimana kami bisa tetap betahan dan bersama.
2 tahun setelah Yenna menghilang, dia datang kembali ke hadapan kami. Semuanya telah jauh lebih baik, sehingga kami bisa menerima kehadirannya dengan nyaman. 6 bulan setelah mengatakan bahwa dirinya meninggalkan tanah air, aku meminta Joe untuk menemukan alamat Yenna. Aku hanya berniat untuk menyelesaikan segala hal buruk yang pernah terjadi, maka dari itu aku dengan tulus mengiriminya bunga tulip putih dengan secarik kertas berisikan sebuah kalimat singkat yang mengungkapkan bahwa aku menerimanya untuk berdamai, dengan begitu kuharap Yenna akan kembali mengingat bahwa dirinya tetap berharga apapun yang telah terjadi.
Sejak itu, kami terkadang bertukar surat. Kami melakukan hal tersebut secara pribadi tanpa ada pihak lain yang mengetahui hal romantis ini terjadi di antara kami.
Aku memang begitu terluka jika harus mengingat perlakukannya kepadaku dahulu. Tetapi aku juga ingin mengerti bahwa Yenna juga bisa terluka sama seperti diriku, dia hanya membutuhkan orang lain di pihaknya, seseorang yang bisa mendengar dan mengerti dirinya. Setidaknya, aku ingin menjadi seseorang yang bisa memberitahunya, bahwa dia masih memiliki kesempatan untuk menjalani hidupnya dengan baik.
Aku pernah berpikir, bagaimana jika akhir bahagia dalam hidupku adalah akhir tragis bagi orang lain, apakah aku akan tetap merasa bahagia?
Jika saja semua orang bisa bahagia, maka bukankah akan jauh lebih indah. Menjadi seseorang yang baik, tidak akan berarti banyak jika orang-orang di sekitarku bukanlah orang baik. Hanya aku yang akan merasa lelah.
Karena tidak ada yang abadi dan sempurna di dunia ini, maka artinya semua hal mampu berubah. Aku percaya bahwa Tuhan adalah Maha pembolak balik hati manusia.
Aku bukanlah seseorang yang begitu luar biasa sehingga bisa merubah orang-orang di sekitarku. Mereka sendiri yang telah memilih jalan mereka, mereka yang telah memutuskan pilihan tersebut. Aku hanyalah bagian dari hidup mereka, dan sebaliknya. Aku dan juga semua manusia, kurasa kita memiliki standar bahagia masing-masing, yang tentunya tak akan pernah sama dengan bahagia orang lain. Tidak ada yang berhak menilai standar tersebut, karena kisah dan jalan yang telah kita pilih, segalanya begitu berbeda, waktu dan upaya yang kita telah jalani juga tak sama. Dan aku yakin, semua orang berusaha untuk itu.
Aku teringat sesuatu, hal yang pernah dan selalu membuat hatiku tersentuh. Tentang satu hal yang selalu aku percaya... aku yakin bahwa setiap akhir pasti bahagia, dan kalau memang belum bahagia maka itu bukanlah sebuah akhir.
~The end~
KAMU SEDANG MEMBACA
I ( Everything In My Life )
Teen FictionAileen Kayla Fawnia, pemeran utama dalam kisah ini adalah seorang gadis muda yang memiliki karakter lembut. Gadis itu tumbuh besar tanpa sosok seorang Ibu di dalam hidupnya, dia pergi dari kota kelahirannya dan menjalani kehidupan barunya sebagai mu...