" Ketika suatu hal buruk terjadi, aku semakin membenci diriku "
***
Perasaanku masih belum membaik sejak kejadian semalam, bertemu dengan Yenna hanya menambah luka baru untukku. Meski begitu, rasanya aku bisa sedikit memahami dirinya, mungkin ia melakukan apa yang harusnya ia lakukan. Apakah mereka akan benar-benar bertunangan jika aku tak pernah muncul di hidup Kenzie. Pikiran itu terus menggangguku sepanjang malam.
Begitu makan siang, hampir setiap anak di sekolah berterima kasih padaku. Padahal aku tak melakukan apapun untuk mereka semua. Aku kembali ke kelas dengan hati yang bingung, perasaanku mengatakan ada sesuatu hal buruk yang akan terjadi padaku.
"Kenapa?" tanya Nala, begitu aku baru duduk di kursiku.
"Aneh, dari tadi banyak yang bilang makasih ke aku. Perasaan aku gak ngapa-ngapain?" jelasku.
"Wah... Kayla. Kok lo gak bilang kalo lo punya temen yang kaya? makasih loh tapi" ungkap Mawar, salah seorang teman sekelasku.
"Maksudnya?" tanyaku, tak mengerti dengan ucapannya.
"Temen lo, dia ngirim banyak burger sama minuman buat satu sekolah, bener-bener buat satu sekolah!" jelasnya.
"Siapa?" tanyaku, bingung.
"Yenna!" sahut lainnya.
Deg! mendengar nama itu, membuat hatiku kembali sakit. Dia benar-benar melakukan apa yang ia ingin lakukan, sengaja membuatku merasa terbebani mungkin adalah rencananya untuk membuatku merasa lebih buruk.
Sepulang sekolah, Kin segera menghampiriku di lapangan, ia datang dengan wajah cemasnya.
"Tadi itu apaan? kenapa cewek itu ngirim makanan ke sekolah?" tanya Kin.
"Aku juga gak tau" jawabku.
"Lu ketemu sama dia?" tanyanya, mencurigai.
Aku terdiam, meski begitu mataku telah menjawab pertanyaan Kin.
"Dia ngomong apa? dia ngapain lu?" tanyanya dengan nada tinggi.
"Lo gapapa? dia gak nyakitin lo kan?" cemas Nala.
Aku sendiri tak mengerti dengan apa yang terjadi saat ini, perempuan itu begitu berani melakukan hal seperti ini kepadaku. Aku cemas, perbuatannya kali ini adalah bentuk peringatannya padaku. Jika benar, aku takut suatu hari nanti Yenna akan menyentuh orang-orang di sekitarku.
"Aku udah jauhin Ken, jadi apa masalahnya..." batinku.
Padahal aku sendiri sama sekali belum bertemu dengan Kenzie lagi, tapi mengapa Yenna sampai melakukan hal ini untuk membuatku menjauh dari kehidupan mereka berdua. Tindakannya sangat menyebalkan, aku semakin sesak karena akupun tak bisa melakukan hal lain untuk bisa menghentikan dirinya.
Aku sama sekali tak mengenali dirinya, tak ada cara bagiku untuk bisa menghubungi apalagi menemuinya. Memutar otak, aku meraih ponselku dan mencari namanya di mesin pencarian media sosial milikku. Tak membutuhkan banyak waktu, begitu aku menggerakkan jari-jariku pada papan ketik di layar ponselku, namanya muncul pada bagian paling atas.
Sembari menarik napas aku dengan cemas mulai memasuki bagian beranda akunnya, dengan jumlah pengikut yang begitu banyak. Aku semakin merasa kecil, begitu mengetahui bahwa Yenna jauh lebih bersinar daripada dugaanku. Ia bahkan di sukai banyak orang, hingga hampir semua orang yang aku kenal juga mengikuti akun media sosialnya.
Aku melempar pelan ponselku ke tempat tidur, lalu merebahkan tubuhku dengan nyaman. Menghela napas berat, merasakan setiap kecemburuan yang begitu menggangguku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I ( Everything In My Life )
Dla nastolatkówAileen Kayla Fawnia, pemeran utama dalam kisah ini adalah seorang gadis muda yang memiliki karakter lembut. Gadis itu tumbuh besar tanpa sosok seorang Ibu di dalam hidupnya, dia pergi dari kota kelahirannya dan menjalani kehidupan barunya sebagai mu...