"Aku tahu kamu takut, aku juga takut. Tapi kurasa kita melakukannya dengan baik"
***
Semua yang sudah terjadi sampai hari ini, aku mempercayainya sebagai takdir terbaik. Meski seperti yang selalu aku ketahui, semuanya terlalu menyakitkan. Tapi baiklah, aku akan mengakuinya sebagai takdir untuk seseorang sepertiku. Sepertinya aku memang pantas menerima semua ini. Tuhan tahu aku tak sekuat itu, karenanya Tuhan tak memberikan cobaan yang akan melebihi kemampuanku. Anggaplah seperti itu, maka semuanya pasti sudah sesuai untukku.
Tuhan sebaik itu, tapi mengapa aku sempat mengira bahwa semua ini terlalu kejam. Padahal Tuhan menguji bukan untuk menyulitkan hidupku, namun mengajariku agar aku bisa lebih baik dan lebih kuat.
Memikirkan semua kemungkinan tersebut, aku akhirnya menemukan akhir dari cerita ini.
Saat itu, aku kehilangan banyak hal berharga dalam hidupku. Aku yang hampir putus asa, mengira bahwa aku tak akan bisa bertahan hidup, mengira bahwa aku tak akan bisa bahagia lagi. Namun, kemudian Tuhan menunjukkan padaku, bahwa aku salah.
Di masa-masa sulit itu, aku bertemu dengan keluarga baruku. Tante Dyana yang selalu menyayangiku, memperlakukanku sebagai putri kesayangannya. Kak Ray yang selalu melindungiku, dia selalu mengajariku banyak hal baik, aku rasa aku bisa sedikit lebih dewasa karena dukungannya. Juga Kin, seseorang yang selalu menemaniku, seseorang yang selalu berada di pihakku.
Lalu, Nala. Aku masih penasaran mengapa awal kami begitu menyakitkan. Jika saja saat itu dia benar-benar mengambil keputusan tersebut, apakah aku bisa bertahan sampai hari ini, aku tak yakin.
Siapa sangka, aku bisa meluluhkan bongkahan es seperti dirinya. Dia begitu keras pada dirinya sendiri, namun dia gadis yang baik hati dan manis. Ku rasa, aku paling banyak belajar dari dirinya.
Meski semua awalnya selalu sulit dan menyakitkan, tapi aku tak ingin menyesali semua itu. Karena sekarang, aku bisa berakhir dengan bahagia bersama orang-orang ini.
Nala, Naomi, Shasa, Kin, Jennie, kak Ray, Joe, Kenzie, kak Kyra dan tante Dyana dan ibu Mauren. Aku paling beruntung karena memiliki mereka di hidupku saat ini. Aku bisa apa tanpa mereka.
Sungguh, tak ada yang ingin aku sesali. Aku tak ingin menjadi serakah ataupun licik, aku telah mendapatkan segalanya yang kubutuhkan.
Aku akan selalu mengingat Ayah dan Ibuku, aku akan selalu seperti itu. Tapi aku juga tak ingin menyesali segalanya. Dengan begitu, tak akan ada kenangan yang sia-sia, segala yang telah terjadi, semuanya terlalu berharga untuk kupelajari, aku tak ingin menganggap buruk seua hal tersebut.
Aku akan tetap menjadi diriku yang sederhana dan naif. Namun aku juga akan terus tumbuh, ceritaku tak berakhir di sini. Semua ini hanya awal, aku masih dalam perjalanan. Tak perlu terlalu mencemaskan akhir buruk atau bahagia. Karena aku masih melangkah, aku belum selesai dengan hidupku.
Segala hal akan menjadi baik dan buruk seiring dengan berjalannya waktu, aku hanya perlu menghadapinya. Aku yang paling mengerti diriku, aku tahu batas kemampuanku, dan aku lebih kuat daripada itu.
Begitu lulus dari SMA, aku melanjutkan pendidikanku di Bali. Aku memutuskan untuk tetap tinggal, membiarkan keluargaku pindah seberang benua.
Tapi aku tak sendirian, aku tinggal di sebuah rumah yang cukup nyaman untuk kami berdua. Aku dan Nala sepakat untuk berbagi tempat tinggal, melanjutkan pendidikan kami di kota ini. Aku mempelajari dunia kuliner selama belajar di jurusan tata boga. Aku cukup berbakat di bidang tersebut, aku bahagia dan nyaman dengan jalanku saat ini.
Aku menyimpan cukup banyak uang, dan membangun bisnisku sendiri. Aku membuka sebuah toko kue di Bali. Aku beruntung karena usahaku berjalan dengan baik, sebentar lagi, jika aku sudah menyelesaikan pendidikanku, aku akan lebih bersinar dan hebat dari pada saat ini, setidaknya itu yang ku impikan.
Nala sudah menjadi seniman yang terkenal, dia begitu berdedikasi pada impiannya. Dia begitu mencintai apa yang dia lakukan, mungkin karena itu orang-orang bisa melihat hasil karyanya sebagai sesuatu yang menakjubkan.
Lalu Naomi, dia benar-benar sudah menjadi selebriti yang di gemari oleh kalangan anak muda. Dia hidup dengan cukup baik, meski ada beberapa di luar sana yang masih sering menyalahi dirinya. Sepertinya semua itu adalah konsekuensi karena menjadi figur yang di kenali orang banyak. Dia cukup tegar meski banyak orang yang masih mengungkit masa lalunya. Aku dan yang lainnya, sebagai teman kami hanya bisa menghibur dan menguatkannya. Aku memang sudah melupakan rasa sakitku akan ulahnya, namun mungkin masih ada beberapa yang belum bisa melupakan perlakuan buruk Naomi pada mereka di masa lalu.
Lalu, Kin dan kak Ray, mereka masih tinggal di Kanada bersama tante Dyana. Kak Ray mengikuti jejak tante Dyana dan mendiang ayahnya, dia akan menjadi dokter, dia akan menjadi dokter bedah nantinya. Masih butuh banyak waktu, namun kuharap kerja kerasnya akan segera terbayarkan dengan baik. Mereka tak akan kembali ke tanah air untuk saat ini, aku belum mendengar rencana tersebut. Lalu, Kin melanjutkan pendidikannya, dia mengambil studi perfilman di sana.
Aku masih sering bertukar kabar dengan keluargaku tersebut, sepertinya hampir setiap hari kami melakukan panggilan video.
Mengejutkannya, Shasa kini bekerja bersama Joe dan Kenzie. Aku belum menceritakan tentang Kenzie, kini dia telah kembali sukses. 2,5 tahun yang lalu, Kenzie memulai bisnisnya. Dia benar-benar meluncurkan game online. Dia telah bekerja cukup keras selama hampir 5 tahun untuk mengembangkan permainan tersebut. Dia sudah memulai semua itu sejak masih di bangku sekolah, saat usianya masih 15 tahun.
Kini dia benar-benar menjalani kehidupannya, dia berhasil memenuhi keinginannya. Mungkinkah dandelions yang ku terbangkan mendarat di tempat yang indah? Aku merasa bahagia hanya dengan memkirkan hal tersebut. Aku bahagia karena Kenzie bisa menjalani apa yang benar-benar dia inginkan.
Perusahaannya terbilang cukup besar, dia masih muda dan cerdas, dia juga berjiwa bebas kini. Orang-orang terus berdatangan untuk bergabung dan mendukung perusahaan barunya. Dari awal aku selalu yakin bahwa dia bisa lebih besar dari pada itu, dia selalu bersinar kemana pun ia pergi, orang cerdas sepertinya akan selalu bisa bertahan di dunia yang besar seperti ini.
Dia bahkan tak melupakan orang-orang di sekitarnya, Joe bergabung bersama Kenzie. Aku juga baru tahu jika Joe memiliki keahlian di bidang IT. Shasa bergabung sebagai penulis dalam perusahaan mereka, tak ada yang menyangka bahwa Shasa akan terjun ke bidang penulisan. Dia satu-satunya di anatara kami yang tak memiliki cita-cita, Shasa selalu mengkhawatirkan hal tersebut, dia selalu merasa tertinggal jauh. Tapi kini dia bisa membuktikan pada dirinya dan dunia, bahwa tertinggal sedikit langkah dari otang lain bukanlah hal yang buruk. Semuanya bisa di lakukan secara perlahan, tak perlu tergesa-gesa karena semua hal sudah pasti akan terjadi jika waktunya telah tiba. Hanya perlu sedikit berusaha lebih lagi, maka kita akan menemukan hal baik dalam hidup.
Begitulah kehidupan kami saat ini, kami masih tetap bersama meski jarak kami begitu lebar. Yang jelas aku bersyukur atas segala yang sudah terjadi dalam hidup kami. Tentu saja kami tak mendapatkan semua ini dengan mudah, kami jatuh dan bangkit beberapa kali. Semua ini hanya balasan dari kerja keras kami.
Tak ada akhir bahagia tanpa kisah terdahulu yang menyakitkan. Kami semua memiliki luka yang begitu dalam, kami tak melupakan hal tersebut, kami hanya tak ingin membahasnya kembali. Aku hanya berusaha untuk tumbuh dan melangkah maju, tak perlu melihat kebelakang sesering itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I ( Everything In My Life )
Teen FictionAileen Kayla Fawnia, pemeran utama dalam kisah ini adalah seorang gadis muda yang memiliki karakter lembut. Gadis itu tumbuh besar tanpa sosok seorang Ibu di dalam hidupnya, dia pergi dari kota kelahirannya dan menjalani kehidupan barunya sebagai mu...