Selasa.

149 21 0
                                    

Sahabatku, engkaulah bintang hatiku.
Cinta ini padamu suci, bagai embun di pagi hari.
Tak peduli apa yang kan terjadi, engkau tetap kucintai.
Sahabatku, engkaulah bintang hatiku.

Alunan musik mp3 kuputar pelan namun menggema diruangan masjid. Karena suasana masjid pukul enam ini masih sepi, so? Hehe.
Selesai sholat dhuha pun dinginnya air yang kugunakan untuk wudhu masih sangat terasa, aku belum melepaskan mukenah putih yang kukenakan. Bersembunyi didalamnya dan mencari kehangatan, kenapa tidak? Aku terkekeh sendiri.
Dan, tiba-tiba..

"Astagfirullah masyaallah ya Allah!!! Allahulaailaaha-"

Seseorang mengagetkanku, dengan cepat kubuka mukenah yang kukenakan. Rahman, masyaallah.
Dan, dia hanya menyengir kuda tanpa dosa karna sudah mengira aku adalah jin. Pft.

"Segitunya ya sampai dibacakan ayat kursi" ucapku terkekeh melihat aksinya yang terkejut akan diriku yang berbalut mukenah putih.

"habisnya kamu memakaikan mukena dengan seperti itu, lagian ngapain kayak gitu coba. Dibaa diba.." dia terkekeh lagi.

"Hawanya dingin, jadi aku mencari kehangatan didalam mukenah ini" aku meninggalkannya sendiri. Aku tak ingin beberapa fitnah menimpaku karena berkhalawat di masjid sepagi ini.

Dan, mataku menemukannya masih dengan kakak kelas itu.
Dan, uluh hatiku terasa nyeri. Sangat sakit.
Dan, dengan segera kualihkan pandanganku.

Sesegera mungkin aku bergegas menuju kelas, dengan tidak melewatinya. Hngg, tak apa meski harus memutar dengan jalan yang jauh. Demi untuk tidak menambah rasa nyeri pada uluh hati ini. Aku tersenyum getir dengan aksi konyolku menghindarinya.

Namun saat aku bangkit--
"Adiba!! " ucap Rahman seraya menghampiriku, yang membuat Ali dan kak Firo melihat kami berdua.
"ini mp3 mu, tertinggal ditempat yang kamu duduki tadi" dan aku mengambilnya, tersenyum padanya. "makasih man" dan aku melesat pergi.
Aku sudah tak ingin berlama-lama melihat dia berkhalawat dengan kakak kelas itu. Keep husnudzon pada Ali, mungkin mereka memperbincangkan sesuatu yg syari dan bermanfaat.

--
Ya, luka di sayapku semakin parah. Kemungkinan besar akan patah.
Kembali, senyuman getir menghias wajahku di pagi ini.
Pagi yang cerah, namun tak secerah suasana didalam hati ini.

Heart's Content Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang