Harapan.

158 18 1
                                    

Berharap padamu itu tak akan mungkin. Tak akan pernah terjadi.
Atas rasa kegengsianku yang besar, dan ketidak pekaanmu terhadapku. Semua itu tak akan berarti? Harapan? Hanya akan menjadi sebuah khayalan didalam mimpi yang indah.

Aku terus memperhatikanmu yang sedang membalas senyum, dan canda tawa. Turut bahagia melihat tawamu selepas itu, untuk sikapmu senin kemarin. Hanya tugasmu sebagai anggota pmr kan? Hanya aku yang terlalu baper.

Hei, mengapa lama kelamaan uluh hati ini nyeri, apa aku benar-benar mencintaimu? Namun aku tidak yakin akan kamu.

Tentang auramu, seiring berjalannya waktu. Bukan aura itu yang kucari, memang kamu memiliki aura itu. Namun yang kamu punya hanya 5%. Tak lebih dari itu.

"Hei! Jangan melamun!! " suara ini--
"Eh laras, ngagetin aja ih. Sini duduk" balasku dan memberinya ruang untuk duduk.

Kini, duduk dibawah pohon dekat lapangan. Dan masih memperhatikanmu diseberang sana,  dalam diam.

"Diba, kamu kenapa ngeliatin kak Firo terus? " tanya Laras, hm dia mulai tahu gerak gerikku yang sedari tadi menatap lurus kearah mereka duduk.

"enggak ras, aku cuman melihat kesembarang arah kok. " ucapku setenang mungkin agar tidak ketahuan.

"ohh kukira ngeliatin kak Firo sama cowo yang disukainya"

1

2

3

Eh?  What!!!!

Heart's Content Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang