3: About Home

1K 92 8
                                        

Sandara baru masuk kedalam rumahnya setelah ia memastikan Jiyong telah benar-benar pergi dalam kegelapan malam. Kemudian Jjangmae pamit untuk pulang setelah ia membantu Dara berberes-beres sedikit. Kini tinggal hanya dia seorang dan kucing-kucingnya yang sedang terlelap tidur. Ahjumma yang menjaga rumah ini juga mungkin sudah kembali ke rumahnya setelah memberi makan malam kepada kucing-kucingnya. Adik-adiknya, Cheondung dan Durami sudah lama tidak kembali ke Korea setelah mereka memutuskan untuk pergi merantau ke Amerika. Rumah ini sudah lama sepi, tetapi begitulah adanya. Terkadang rumah yang sepi inilah yang dibutuhkan oleh orang-orang seperti Dara, yang ketika hari-harinya sudah dipenuhi oleh banyak orang dan segala macam keramaian dan malamnya membutuhkan space untuk dirinya sendiri.

Rumah ini tidak sehangat dulu.

Ia tidak langsung tidur. Ternyata mandi air hangat dan ruangan beraroma lavender masih kurang untuk menghantarnya ke alam mimpi. Perkataan wartawan tadi masih terngiang-ngiang di benaknya, menjaga hati dan raganya untuk tetap bangun meski jarum jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Dara menyadari hal ini bukanlah hal yang baik untuk dibiarkan, karena besok ia harus pergi ke YG untuk melakukan konfirmasi bersama tim press dan publik bersama Jiyong. Ngomong-ngomong soal Jiyong, tiba-tiba tepat sekali Jiyong menelponnya.

"Hello?" sapa Jiyong dari seberang sana.

"Hello." balas Dara yang tidak sadar tersenyum begitu mendengar suara Jiyong yang terdengar sleepy. Tiba-tiba tidak ada balasan dan Sandara menunggu respon darinya. Kemudian ia mendengar Jiyong berdeham, seakan bersiap-siap.

"Hello dodohan girl, Hello gwiyeoun girl?" Jiyong malah melanjutkan dengan bernyanyi satu verse dari lagu mereka yang berjudul Hello.

"Hello? Hello?" Dara membalasnya dengan antusias, bahkan sembari tertawa mendengar nyanyian spontan Jiyong. Jiyong juga tersenyum di seberang sana asal kamu tahu, Dara.

"Jeogi jamsimanyo, say hello!" balas mereka berdua dengan kompak, lalu diakhiri dengan gelak tawa masing-masing. Sedikit nyanyian lagu Hello itu terbukti membuat mood Dara membaik. Ia menjadi nostalgia dimana Jiyong pertama kali menawari duet untuk album solo pertamanya, Heartbreaker. Ia juga teringat waktu itu karirnya masih seumur jagung di Korea. Tetapi bisa-bisanya Jiyong mempercayakan lagunya kepada dia. Jiyong selalu baik kepadaku, aku bersyukur aku mengenalmu.

"Oke oke. Jadi sebenarnya kenapa kamu menelponku, Jiyong?" tanya Dara.

"Aku hanya ingin mendengar suaramu, Dara-ah."

"Wah, kamu pintar sekali gombal ya." ujar Dara dengan nada tidak percaya. Sementara Jiyong hanya bisa tersenyum walau sebenarnya ia ingin mengatakan ia bersungguh-sungguh akan hal itu, bahkan kalau bisa ia ingin berkata ia sudah merindukan Dara walau mereka baru berpisah. "Itu saja?" tanya Dara sekali lagi, ia ingin memastikan apakah hanya itu alsan Jiyong menelponnya.

"Hanya itu." singkat jawabannya, tapi Jiyong membuat penekanan agar ia bisa menyampaikan perasaannya tanpa harus eksplisit mengungkapkannya. Ia tahu, Dara sedang tidak ingin mendengar pernyataan cinta mendadak dan dalam situasinya yang habis terguncang tadi. Ia tidak ingin membuat Dara merasa terpaksa atau terburu-buru, meski dari lubuk hatinya yang paling dalam ia ingin sekali berbicara banyak kepada Dara lebih dari semua itu.

"Hmm baiklah. Aku mau istirahat, Selamat tidur Jiyong." ujar Dara yang kemudian dia lanjutkan dengan uapan yang sangat lebar.

"Mimpi yang indah, Dara-ah."

Setelah telpon ditutup, Dara mematikan lampunya dengan senyuman yang sangat lebar.  Ia tidak menyangka, seseorang yang menelpon jam 3 pagi hanya untuk mengatakan hal-hal sepele seperti itu membuatnya sangat senang. Hatinya terasa hangat. Ia berharap Jiyong juga begitu.

Get You // daragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang