11: Why Now?

594 67 2
                                        

"Aku tidak mengerti maksudmu."

Sebuah situasi yang tidak biasa terjadi di basement apartemen pada pukul 9 malam. Terlalu random untuk menjadi nyata, telah terjadi perdebatan lewat sepasang mata. Tidak ada mereka ucapkan, namun bak psikolog kawakan, mulai menerawang pikiran lawan. Mencari tahu tanpa perlu menghabiskan tenaga untuk mengorek-ngorek informasi sampai bergulat antara mata ke mata. Jika ada yang mengalihkan pandangannya terlebih dahulu, kemungkinan dia sedang berada dalam kesulitan. Mulai memikirkan alasan lain untuk segera keluar dari situasi seperti ini. Itulah yang Sandara lakukan sekarang.

Tetapi Seunghyun tidak ingin dia pergi. Dia menginginkan jawaban, bukan sekedar alasan.

Sudah cukup aku selalu menjadi orang bodoh yang menyakiti orang yang berada di dekatku dan berpura-pura tidak mengetahuinya, pikir Seunghyun.

"Kalau begitu tidakkah kau ingin mengerti? Dengarkan aku." kemudian ia berjalan mendekat kearah Dara, "aku merasa hubungan kalian terasa sangat janggal."

"Apa?"

"Kenapa aku merasakan hubungan kalian dipaksakan?"

Persetan dengan sakit kepala yang Dara ketahui berasal dari kurang tidur. Sekarang penyebab utamanya adalah laki-laki yang berdiri di hadapannya, mencoba menahannya melangkah lebih jauh lagi untuk menghindari pertanyaan lainnya.

"Aku akan bertanya satu hal noona, dan akan sangat mudah jika kau jawab dengan jujur. Apa ada keterlibatan Yang-nim dalam hubungan kalian?" penekanan saat Seunghyun menyebut nama bos mereka terasa sangat nyata, ia sampai merinding mendengar hal itu. Dara hanya menatap Seunghyun. Dalam hatinya sekarang bukanlah bagaimana menjawab pertanyaan yang dilontarkan barusan dengan berbagai alasan lainnya, tetapi lebih kepada bagaimana setelah 7 tahun itu, ia baru mendapat perhatian laki-laki itu sekarang.

Ternyata seperti ini rasanya ketika mendapat perhatianmu, Seunghyun-ah. Meskipun aku tidak tahu perhatian macam apa ini? Kamu yang bersikap seperti brengsek karena ingin mencampuri hubunganku dengan Jiyong atau kamu yang benar-benar hanya ingin tahu tentang apa yang terjadi selama ini? Aku tidak bisa membedakannya.

"Noona aku—" Seunghyun berusaha menahan Dara sekali lagi setelah ia menangkap gadis itu berjalan melangkahinya, menggenggam tangannya dari belakang dan mengulur beberapa detik hanya untuk mendapatkan jawaban darinya. Ia benar-benar tidak ingin mendapatkan kenyataan yang menggantung, maksudnya adalah, kenyataan dari satu pihak saja. Seunghyun menginginkan melihat dari sisi kedua belah pihak. Baik dari Yang-nim, maupun Dara dan Jiyong.

"Aku tidak bisa menjawab apa-apa jika kamu hanya akan percaya dengan apa yang kamu percaya. Aku tidak akan memaksa, Choi Seunghyun-ssi. Selamat malam." Dara menarik tangannya yang ditahan Seunghyun, dan harus ia akui, ia sedikit membenci dirinya sendiri karena melakukan itu. Tetapi tidak akan terasa benar jika ia membiarkan Seunghyun melakukan itu. Setiap kali melihat Seunghyun dengan wajahnya yang penuh perhatian, makania juga akan mengingat Jiyong. Karena Seunghyun yang sekarang ini menahannya, menatapnya dengan penuh perhatian, adalah tidak lepas dari apa yang ia perbuat dengan Jiyong.

Mungkin saja ia tidak akan peduli padaku jika tidak karena Jiyong, pikirnya sejenak.

"Aku hanya tidak ingin kau melakukan sesuatu yang tidak kau sukai, noona. Seperti berbohong, misalnya. Tapi jika ini permainan yang kalian putuskan dengan hidup kalian masing-masing, maka siapa aku melarang kalian? Seharusnya bahkan aku berterima kasih karena sudah ikut bermain. Kalau begitu, aku pamit. Selamat malam." dengan mengucapkan kata-kata itu tanpa ragu Seunghyun pamit, tanpa ada rasa untuk menahan diri sekalipun melihat Dara yang mungkin saja tidak dalam kondisi yang baik untuk berpikir dengan cermat.

Get You // daragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang