13: Pour Up

582 63 1
                                    

Konser selanjutnya akan berlangsung 5 hari lagi, tetapi tidak ada tanda-tanda Jiyong akan keluar untuk berlatih atau ke studio seperti apa yang seharusnya ia lakukan. Semua orang baik rekan tur maupun teman-teman mengkhawatirkan Jiyong yang tidak biasa ini, bahkan Yang-nim sampi meminta langsung Manajer Lee untuk menghubungi Jiyong karena ia juga tidak mendapatkan kabar apa-apa dari Jiyong.

Karena itulah Manajer Lee sekarang berada di depan rumah Jiyong yang terletak di Cheongdam-dong dan tidak berhenti mengetuk pintu kamarnya. Ibu Shin yang mengurus urusan rumah tangga di rumah Jiyong hanya bisa menggelengkan kepalanya saat Manajer Lee bertanya untuk kesekian kalinya apakah Jiyong benar-benar di dalam. Sudah 3 hari ini, sepenglihatan saya, Jiyong-ssi tidak keluar rumah bahkan lebih banyak menghabiskan waktunya di studio, sepertinya dia menggambar sesuatu karena saya selalu mendapati banyak sekali kaleng cat bekas di tempat sampah, ujarnya. Manajer Lee menanyakan apakah dia makan dengan baik atau tidak, dan Ibu Shin memberi tahu kalau setiap hari ia akan menyiapkan makanan seperti biasa yaitu tiga kali sehari, namun hanya makan siang yang ia makan. Mendengar Jiyong yang masih makan dengan baik seperti hembusan angin segar bagi Manajer Lee.

Kemudian Manajer Lee berpamitan dan kembali ke kantornya, setelah menghabiskan setengah hari tanpa respon dalam bentuk apapun dari Jiyong. Ia berjanji kepada dirinya dan Jiyong (entah dia mendengarkan atau tidak) kalau ia akan kembali setelah makan siang, karena ia pikir Jiyong tidak ingin makan siangnya diganggu oleh kehadiran Manajer Lee. Sebelum keluar, mobilnya berpapasan dengan mobil Seungri.

"Hyung, kau baru dari sini?" tanya Seungri dengan retoris karena jelas-jelas ia melihat Manajer Lee keluar dari rumah Jiyong dengan muka yang masam, entah karena lapar atau karena urusannya dengan Jiyong belum selesai.

"Menurutmu bagaimana?" tanyanya balik dengan bengis, sementara Seungri hanya mengangguk paham dan merasa bersalah karena menanyakan pertanyaan yang retoris.

"Tapi dia baik-baik saja kan? Maksudku, dia hanya tidak mau bertemu dengan orang kan? Dia masih makan yang baik?"

"Nah, itu yang aku khawatirkan. Aku tidak masalah sebenarnya kalau Jiyong tidak mau bertemu denganku atau dengan orang lain juga. Dia sering seperti itu. Tapi kalau dia sampai mogok makan dan hanya merokok dan minum-minum saja, itu sama saja dengan dia mengajakku untuk mati bersama!" Manajer Lee terlihat khawatir namun geram sekaligus. Posisinya sangat tidak menguntungkan. Jiyong bertingkah ditengah-tengah tur dunia yang baru saja berjalan kemarin, ditambah lagi Manajer Lee seperti kambing congek yang tidak tahu-menahu apa penyebab sebenarnya karena Jiyong menolak untuk bicara dan sulit untuk dihubungi. Seungri yang merasa bersalah karena sepertinya dia mengetahui penyebab Jiyong menjadi seperti ini pun jadi berniat untuk membantu Manajer Lee yang kepayahan.

"Aku akan mencoba membujuknya, Hyung."

"Jangan. Dia biasanya keluar untuk makan siang kok, kudengar dari Ibu Shin. Kita lebih baik jangan menganggunya lebih dari ini."

"Oh begitu? Bukannya lebih bagus kalau kita menyergapnya dan menanyakan langsung apa yang terjadi dengannya?"

Sejak kapan Seungri menjadi cerdas? pikir Manajer Lee. Mungkin idenya terdengar kekanak-kanakan, namun mau tidak mau mereka harus mengikuti permainan yang Jiyong berikan. Sebuah teka-teki untuk dipecahkan, untuk mengetahui alasan mengapa tiba-tiba Jiyong menutup diri dari semua orang.

"Tetapi Bu, aku benar-benar harus bertemu Jiyong. Dia tidak bisa seperti ini terus, aku bisa dimarahi Yang-sajang kalau begini!" ujar Manajer Lee yang memohon-mohon agar dibiarkan untuk menunggu di dapur sementara Ibu Shin memasak. Pada akhirnya Ibu Shin luluh hatinya dan membiarkan mereka mengintai dari dapur sampai waktu Jiyong makan siang, meskipun dalam hatinya ia merasa bersalah karena ia sendiri mengetahui kalau Jiyong sedang ingin sendiri.

Get You // daragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang