Dara terbangun mendapati seseorang memeluk pinggangnya dengan sangat erat di pagi hari. Ia membalikkan badannya dan menemukan sosok Jiyong yang tertidur pulas, sedikit mendengkur dengan polosnya. Meskipun tattoo yang bertebaran di sekujur tubuh lelaki itu, tidak sedikit mengurangi rasa gemasnya saat mendengar Jiyong mengigau.
"Dara-ah, kamu mau kemana?" tanya Jiyong dengan jemarinya yang meraba-raba sekelilingnya, mencari sesuatu untuk menahan kepergian gadis itu dan menemukan tangan mereka bersentuhan. Dara terkejut, namun membalas genggamannya. Baru kali ini seseorang menahannya untuk tidak cepat pergi dan dia tidak menyangka kalau Jiyong adalah orang yang melakukannya.
"Jiyong. Selamat pagi." Sapanya selembut mungkin. Ia tidak mau Jiyong cepat terbangun, karena ingin dia untuk beristirahat sedikit lebih banyak lagi.
"Pagi juga."
"Aku baru saja mau membuat kopi. Kamu mau?"
"Boleh."
"Oke. Aku buatkan dulu ya."
Matanya yang masih terlalu berat untuk melek pada akhirnya hanya membiarkan gadis itu pergi. Tidak lama kemudian terdengar bunyi mesin espresso diikuti dengan wangi kopi yang pahit dan tajam, membuatnya segar seketika. Sembari berjalan ke ruang tv, ia melirik jam yang menunjukkan pukul 10 pagi. Sebagai orang yang lebih banyak berkegiatan malam hari, jam 10 pagi adalah waktu yang pas untuk bangun. Ia mencoba mengingat-ingat kembali apa saja yang ia lakukan semalam, sembari memijat pelipisnya yang sedikit terasa pening.
Kembali dari Singapura, lalu pergi ke kantor YG, bertemu Yang-sajangnim, setelah itu bertemu Dara dan akhirnya pergi ke pesta perpisahan Bom.
Ia tahu betul ia tidak banyak minum di pesta perpisahan Bom, hanya beberapa gelas champagne karena Seungri yang menuangkan untuknya. Masih segar dalam memorinya bagaimana semuanya berkumpul dan merasakan kembali masa-masa muda mereka di YG, mungkin untuk yang terakhir kalinya.
Ia menoleh ke belakang, mencari sosok Dara yang tengah melangkah dengan dua cangkir mug mengepul di kedua tangannya. Dara menyodorkan mug itu dan Jiyong berbisik 'terima kasih' sebelum menyesap kopi panas yang diberikan Dara, dan gadis itu juga tengah melakukan hal yang sama. Mereka berdua sibuk dengan gelas masing-masing dan hanyut dalam kesunyian di ruangan yang dihujani sinar matahari. Matahari di jam 10 pagi tidak terlalu terik dan tidak panas, memberikan kehangatan yang cukup bagi mereka berdua. Dara belum menyadarinya, tapi sedari tadi pandangan Jiyong tidak terlepas dari sosok perempuan di depannya. Matanya berkali-kali lipat lebih sendu dibanding Jiyong yang tengah jetlag, dan dia sadar mengapa gadis itu terlihat lemah sekali.
Jiyong meletakkan mug yang sedari tadi Dara pegang di meja, menggantikan mug itu dengan tangannya sendiri. Ia menatap gadis yang kebingungan itu dengan lekat dan berkata "Aku berharap kamu nggak akan menangis lagi seperti kemarin malam."
"Kenapa? Mataku bengkak ya sekarang?" tanya Dara dengan wajah yang sedikit memerah, ia sadar dengan begadang sampai subuh dan banyak minum alcohol tidak akan membuat wajahnya secantik jika menggunakan make up. Jiyong menggeleng dengan cepat karena bukan itu maksudnya.
"Pokoknya dari sekarang nggak ada yang boleh menyakitimu sampai harus menangis seperti kemarin."
Dara mengeratkan pegangannya, merasa amat teramat bahagia ketika Jiyong berkata seperti itu. Ia merasakan kasih sayang yang teramat dalam
"Bagaimana kalau kamu yang membuatku menangis, Jiyong?"
"Terlebih lagi jika aku yang membuatmu menangis, Dara." Jiyong menatap tangan Dara yang tengah ia genggam, "Yah, kalaupun aku membuatmu menangis, setidaknya itu harus tangisan bahagia... Entah itu di pernikahan kita nanti, mengandung anak pertama, melahirkan anak pertama..."
![](https://img.wattpad.com/cover/143087003-288-k680909.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Get You // daragon
FanficSandara Park dan Kwon Ji Yong, atau kalian lebih mengenalnya dengan Dara 2NE1 dan G-Dragon BIGBANG mengakui pada dunia kalau mereka adalah sepasang kekasih. Kalian tidak salah baca: mengakui. Baik dari agency dan pribadi. Tapi bagaimana kalau sebe...