20: Wildest Dreams

547 50 2
                                        

Normal POV

Kwon Jiyong masih tidak percaya bagaimana beberapa menit yang lalu ia mendekap gadis yang selalu menjadi pujaan hatinya, Sandara Park, dengan erat dan bisa mencium bibirnya yang selama ini hanya bisa ia lihat dari kejauhan. Ia mengamati dengan seksama bagaimana bisa ada wanita secantik Dara, yang kecantikannya seperti tidak lekang oleh waktu. Dara berbeda 4 tahun diatas Jiyong, tetapi ia selalu merasa Dara seumuran atau bahkan lebih muda daripadanya karena baby face yang menjadi daya tarik tersendiri. Ingatannya masih segar bagaimana telapak tangannya menjamah dan menyusuri perlahan kedua pipi gadis itu saat menciumnya, kemudian perlahan-lahan menyisipkan anak rambut yang sedikit menganggu pemandangannya akan wajah gadis berkulit susu itu ke belakang telinganya, bersamaan dengan hatinya yang berdebar kencang.

Ia menyadari bagaimana kedua manik mata gadis itu sangat jernih sampai ia bisa melihat bayangannya sendiri. Pipinya juga memerah semu sejak tadi ia menyentuh wajah itu dengan kedua tangannya, dan Tuhan, inilah yang sebenarnya membuat hatinya berdebar semakin tidak karuan. Senyuman di bibir merah ranumnya, seakan-akan sangat senang melihat dirinya yang jauh dari kata sempurna seperti sekarang.

I am not worthy, pikir Jiyong dan menggigit bawah bibirnya. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang amat kencang, lebih tepatnya gedoran pintu dari luar untuk ketiga kalinya.

"Dara, jam besuk sudah selesai!" suara khas Jjangmae, manajer Dara lama kelamaan terdengar memekakkan telinga Jiyong. Ia kesal, kenapa waktu sangat cepat berlalu ketika seseorang merasa bahagia.

"Aku harus pulang." pamit Dara yang perlahan-lahan mulai turun dari ranjang rumah sakit itu, namun Jiyong kembali memeluk pinggangnya seperti anak kecil yang enggan ditinggal pergi oleh ibunya.

"Kajima, Dara-ah!" pintanya memelas namun dengan sungguh ia memohon agar gadis itu tidak meninggalkannya di ruangan serba putih yang sepi itu. Dara meraba tangan Jiyong yang melingkari pinggangnya, seperti berusaha menenangkan Jiyong dengan caranya sendiri.

"Kamu juga harus istirahat supaya cepat sembuh, oke? Supaya kita bisa segera melakukan itu."

"Melakukan itu? Melakukan apa?"

"Kencan pertama kita. Memangnya kamu menganggap ini kencan pertama kita di rumah sakit begini?"

Sekarang giliran wajah Jiyong yang merah padam. Ia tidak mengerti mengapa bisa-bisanya ia berpikiran akan melakukan hal lain dengan Dara; his wildest dreams. Melihat Jiyong yang tiba-tiba hanya bisa tertawa bak orang salah tingkah, Dara hanya bisa menggeleng-geleng karena teringat, Jiyong is a man after all.

"Aku nggak akan tanya kamu mikirin apa tadi, tapi kayaknya aku tahu. Tapi perlu diingat, Kwon Jiyong, apapun itu nggak akan terjadi kalau kita nggak pergi buat first date dulu."

"Hahaha, okay." sahut Jiyong, "but can i have your kiss, for the last time?"

Tidak perlu menunggu lama bagi Jiyong untuk mendapatkan apa yang dia selama ini inginkan, yaitu ciuman dari Dara. Sekarang mereka berdua telah berpacaran, ini berarti Jiyong tidak perlu lagi berandai-andai bagaimana menjadi pacarnya seorang Sandara Park. Ternyata ini rasanya; sangat bahagia.

Dara mengecup bibir Jiyong untuk yang terakhir kalinya sebelum mereka berpisah dan ia otomatis tersenyum ketika melihat pipi Jiyong yang mekar karena senyumnya yang lebar. "Kamu istirahat ya. Aku pergi dulu."

"Kayaknya aku nggak bisa istirahat deh, karena aku pasti akan memikirkanmu malam ini, memimpikanmu dalam tidurku, dan menanti pertemuan kita selanjutnya." ujarnya gombal, sengaja menggodai gadis itu untuk melihat bagaimana responnya yang lucu.

Get You // daragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang