18: Her

500 49 12
                                    

Kwon Jiyong POV

Ketika usiaku sudah hampir mencapai kepala dua ini, bisa dibilang aku hampir sudah merasakan semua pengalaman yang perlu kurasakan. Memenangkan sesuatu? Tentu saja sudah, bahkan aku merasakannya sejak kecil hingga sampai sekarang. Aku anak yang cerdas dan kompetitif dalam berbagai hal juga tidak mudah menyerah, begitu kata orang tua yang memberikanku nama Jiyong, yang merupakan nama dengan tanggung jawab besar ini. Selain menjadi pemenang, aku juga memiliki apa yang selama ini menjadi keinginanku: menjadi orang yang sukses dalam bidang yang ia sukai. Dengan nama G-Dragon aku adalah seorang penyanyi, rapper, produser, hingga creative director sudah kujalani bahkan orang yang menggeluti bidang yang sama denganku menjadikanku sebagai panutan mereka.

Namun dari segala pencapaian itu, aku juga harus mengorbankan salah satu bagian dari diriku yang besar yaitu: masa muda. Tidak seperti kebanyakan orang, aku tidak sempat merasakan masa kanak-kanak, remaja, puber, hingga cinta pertama. Ketika masuk YG pada umur 12 tahun dan menjadi trainee, aku harus merelakan semua masa yang seharusnya aku jalani sejak aku memutuskan untuk meninggalkan rumah orang tuaku untuk menginap di asrama YG dan dibentuk disana. Aku sibuk menyiapkan imej G-Dragon untuk dikenalkan sebagai leader Bigbang, sehingga aku harus melupakan masa remajaku dan menjadi dewasa sedini mungkin. Sebenarnya tidak hanya aku, member yang lain juga mengorbankan hal yang sama, tapi aku selalu merasa aku yang menjalaninya paling berat karena memang aku yang terlebih dahulu menjadi trainee dibanding member yang lainnya.

Ketika Yang-sajangnim mengatakan padaku beberapa saat setelah Bigbang debut bahwa dia akan membentuk sebuah girl group, aku senangnya bukan kepalang. Itu akan menjadi lompatan besar bagiku, pada akhirnya memiliki teman sepantaran selain member Bigbang. Oke, oke, lebih tepatnya lagi lawan jenis sepantaran. Aku sangat senang akhirnya yang kulihat tidak hanya member Bigbang terus setiap hari, melainkan juga gadis-gadis yang seusia denganku. Bagaimanapun juga aku ini masih laki-laki yang punya perasaan, aku tidak bisa berbohong pada perasaanku sendiri kalau ternyata aku juga butuh sosok wanita pujaan meskipun masih muda. Aku ingin bertemu sosok wanita yang menjadi alasan jantungku berdebar setiap melihatnya, membuatku menantikan kehadirannya, dan selalu ingin bersamanya. Aku ingin merasakan sendiri bagaimana rasanya memiliki satu sosok wanita yang menjadi alasan dibalik semua lagu cinta yang kubuat, entah itu lagu yang memilukan hati maupun menyenangkan. Aku ingin merasakan semua itu, semua perasaan dalam suka dan jatuh cinta, yang telah kulewati begitu saja selama ini.

Chaerin adalah gadis seangkatanku yang pertama kali kutemui saat dia masuk ke agensi kami. Chaerin yang ternyata selama ini tinggal di luar negeri karena pekerjaan Ayahnya pun meninggalkan rumah untuk menjadi trainee bersamaku. Aku dan Chaerin cepat akrab karena usia kami yang sama, bahkan ketertarikan kami terhadap musik hip-hop dan rnb membuat kami semakin menempel bagaikan sendok dan garpu. Aku merasa nyambung kalau bersamanya, begitu pula dia. Kami menghabiskan bersama cukup lama di studio untuk membuat lirik dan demo sederhana untuk ditunjukkan kepada Yang-nim sebagai progres kita. Tetapi aku heran juga setelah sekian lama aku bersama Chaerin, sosok gadis yang seharusnya kutunggu-tunggu, aku tidak merasakan apapun darinya, begitu pula sebaliknya. Aku pernah mencoba sekali untuk menyukai Chaerin, namun nihil hasilnya. Kami berdua sepakat bahwa hubungan kami lebih baik menjadi sahabat yang saling mendukung dan merahasiakan percobaan 'taksir-menaksir' itu dari siapapun.

Kemudian Park Bom-noona datang dari Amerika ke agency kami sebagai penyanyi dengan suara yang sangat unik. Sampai sekarang aku masih yakin hanya dia yang memiliki suara seperti itu. Park Bom adalah gadis yang pertama kali membuat hatiku berdecak kagum saat pertama kali mendengar suaranya saat menyanyikan lagu Never Gonna Let You Go oleh Faith Evans. Aku semakin menyukainya begitu tahu kegigihannya untuk masuk YG Entertainment setelah ditolak berkali-kali. Entah apa yang membuatnya sangat kekeuh untuk masuk agensi ini, padahal potensinya sangat besar untuk masuk agensi lain yang mengutamakan penyanyi solo. Kami menjadi dekat kemudian setelah sering bertemu dan berlatih bersama. Park Bom-noona adalah orang yang suka kutunjukkan demo yang kubuat bersama Seunghyun dan Taeyang, kemudian aku akan memintanya untuk menyanyikan beberapa bagian untuk penyanyi solo. Aku yang tadinya mempunyai crush untuknya perlahan-lahan semakin sadar ketika waktu berjalan, aku lebih mengaguminya sebagai penyanyi dan sosok kakak yang menyenangkan.

Get You // daragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang