Happy Reading!
Vomment yaa💕
Typo bertebaran~*****
"Apa?"
"Kita? Bantu mereka? Lu ngga salah Yu?" Karin sangat kaget begitu mendengar pernyataan Ayu bahwa mereka harus mau membantu keempat badboy karna Ayu sudah berjanji.
"Yu, lu tuh seharusnya ijin dulu sama kita. Jangan main ambil keputusan aja!" Marah Lina.
"Yah gimana kalo gua gak jawab iya, pasti gua ga bakal dibolehin pergi." Jujur Ayu.
Anat memperhatikan ketiga sahabatnya secara bergantian, "apa salahnya kalo kita negabantu mereka? Itung-itung amal pada orang yang lebih membutuhkan."
"Yah, bener tuh kata Anat. Kan yang dapet pahala kita-kita juga." bela Ayu.
"Gimana? Mau kan?" Ayu meyakinkan kedua sahabatnya itu.
Lina dan Karin saling pandang. Butuh waktu mereka untuk berfikir lalu menyetujuinya,
"yaudah, kita bakal bantu." Karin mengalah.
***Jam pulang sekolah sudah terlewat 10 menit yang lalu, tapi Lina masih setia berdiri di depan pintu gerbang sekolah menunggu jemputan nya tiba. Ponsel lina tiba-tiba berbunyi menampilkan nama Ibu nya.
"Halo mah?"
"Mama ngga bisa jemput sayang. Tadi tante kamu nelpon katanya nenek kamu drop lagi."
"Terus aku pulang gimana?"
"Kamu naik angkutan umum aja yah."
"Yaudah." Lina mematikan sambungan nya dengan muka kesalnya, karna harus pulang dengan angkutan umum.
Lina terus berjalan menelusuri pinggiran jalanan yang memang saat itu sedang sepi. Saat sedang menunggu angkutan dia mendengar deruman motor.
Bruum bruum
"Lin, ayok naik." Ajak Adit pada Lina. Lina menolak ajakan Adit dengan menggelangkan kepalanya.
"Lu mau berdiri disitu sampe kapan? Jem segini angkot udah ga ada." Adit mencoba membujuk Lina.
"Gua gak mau." Lina terus menolak ajakan Adit.
"Emang lu mau digangguin preman-preman disini?" Adit terus meyakinkan Lina agar mau pulang bersamanya.Mendengar ucapan Adit, Lina menjadi takut. Pasalnya dia takut seperti di film-film adegan saat seorang perempuan di ganggu oleh preman. Tanpa banyak fikir Lina menerima tawaran Adit, "Yaudah gua ikut."
Ternyata usaha Adit untuk mengajak Lina pulang tidak sia-sia, "Ayok naik. Nih pake helm nya." Ajak adit tersenyum sambil memberi helm.
'Manis'-------------
Bruukkkk
Suara bantingan pintu membuat Gita tergelonjak dan buru-buru keluar dari dapur, "Rezi kamu udah pulang?"
"Mah, emang papah belum kasih uang donatur ke sekolah bulan ini?" Tanya Rezi dengan nada kesalnya.
"Kamu kenapa? Kok nanya gitu?" Gita bingung dengan sikap Rezi yang tiba-tiba seperti itu.
"Kalo aja papah udah kasih uang donaturnya pasti aku gak bakal dihukum."
"Papah udah kasih uang donatur buat bulan ini. Yah itu sih mungkin kamu-nya aja yang bandel ga ngikutin peraturan sekolah" tiba-tiba Rama(Ayah Rezi) berada di atas tangga.
"Sayang, mau papah kamu pemilik Sekolah sekalipun itu gak akan berpengaruh buat kamu. Kalo kamu salah yah harus disalahkan, kamu harus bisa nerima kesalahan kamu. Kan kamu sendiri yang buat kesalahan itu ada dan kamu juga yang harus bertanggung jawab atas perbuatan kamu." Jelas Gita panjang lebar.
"Mangkannya jangan mentang-mentang kamu anak seorang donatur sekolah, kamu seenak nya aja berbuat sesuka kamu." Omel Rama sambil menjewer telinga Rezi.
"Aduh aduh aduh... Ampun pah." Mohon Rezi.
"Yaudah sekarang kamu masuk! Kerjakan hukuman itu. Selamat mengerjakan hukuman merangkum anak papah kesayangan." Ejek Rama pada Rezi."Papah tau aku dapet hukuman itu darimana?"
"Dari kepala sekolah kamu. Udah sana kerjakan papah mau sama mamah kamu dulu. Ayok mah" Ajak Rama pada Gita sambil merangkul bahu Gita.
"Apes! Mereka mesra-mesraan. Gua? Malah ngerjain tugas hukuman." Dumel Rezi.
***
'Berani berbuat, beranilah untuk bertanggung jawab. Jangan pas udah baper langsung ditinggalin.'
😘
💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboys Vs ColdGirls
Teen Fiction#teen fiction 18/03/2018 Bagaimana cara seorang badboy yang berusaha mencairkan sifat dingin gadis yang ia sukai? Akankah gadis itu luluh? atau sebaliknya? membencinya, mungkin? Karna gua yakin, cepat atau lambat gua bisa cairin sikap dingin l...