Happy reading!
'Semuanya cuma waktu yang bisa jawab. Apa yang akan terjadi kedepannya, hanya waktu yang akan membukanya:)'
Rey kembali dengan membawa tengtengan kantong plastik yang berisi air mineral untuk Ayu.Ia menyodorkan air itu kepada Yuda dan tak ingin membuang waktu segera Yuda meminumkan nya pada Ayu yang sudah sangat terkulai lemas.
Setelah memberi Ayu minum mereka bertiga menunggu reaksi Ayu. Tak butuh waktu lama akhirnya Ayu sadar.
"Yu, lu oke?" Tanya Rey, Ayu menganggukan kepalanya.
"Ada yang sakit nggak? Kalo ada sebelah mana?" Tanya Yuda penuh perhatian.
"Nggak ada." Ucap Ayu lemas.
"Syukur deh kalo gitu." Ucap Karin.
Tiba-tiba terdengar suara ponsel hidup, mereka mengecek ponsel masing-masing. Ternyata itu suara ponsel Rey yang berbunyi, ada panggilan masuk dari Adit.
Rey mengangkat panggilan dan mulai berbicara pada Adit. Selama percakapannya dengan Adit membuat Karin, Ayu, dan Yuda penasaran.
Selang beberapa menit akhirnya Rey selesai percakapan nya dengan Adit, dan mulai memberitahu pada ketiga teman nya apa yang mereka bicarakan.
"Kenapa?" Tanya Karin.
"Anat ada di gudang."
"Yaudah, langsung kesana aja." Ucap Yuda.
"Ayok."
"Lu bisa jalan kan Yu?" Tanya Yuda.
"Bisa."
Mereka berjalan dengan tergesa-gesa karena tidak ingin membuang-buang waktu mereka untuk menemukan Anat.
Selama di perjalanan tidak ada yang berbicara, hanya terdengar suara deruan nafas mereka yang ngos-ngosan.
Setelah berhasil menuruni anak tangga dari lantai tiga sampai lantai satu, akhirnya mereka sampai juga di lantai satu.
Dan segera mereka menuju gudang yang berada di lantai satu. Tak ingin membuang waktu mereka berlari agar cepat sampai.
Saat sedang berlari Karin sempat tersungkur karena lantai yang licin, namun keberuntungan ada di pihaknya Rey dengan cepat menarik tangan Karin dari belakang.
"Hati-hati Rin, lantainya licin." Ucap Yuda.
"Kenapa bisa licin banget gini yah?" Tanya Ayu.
"Nggak tau. Intinya kita harus cepet sampe sono." Ucap Rey.
Mereka melanjutkan perjalanan nya agar cepat sampai di gudang. Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai di gudang.
"Cepet buka pintunya!" Suruh Karin, Rey segera membuka pintu gudang. Dan menampakan Rezi yang sedang memeluk Anat, seolah tidak ingin kehilangan Anat.
Dan tak jauh dari situ ada Adit dan Lina yang menyaksikan dua sejoli sedang berpelukan hangat, seperti orang yang baru saja bertemu.
Rey, Yuda, Ayu, dan Karin segera menghampiri mereka.
"Lu kenapa bisa gini? Siapa yang buat lu kaya gini? Jawab Nat!" Tanya Rezi penuh emosi.
"Hiks hiks hiks." Anat menangis
"Pulang sekolah tadi siang gua sempet balikin buku yang gua pinjem di perpustakan, tapi saat gua mau balikin tiba-tiba pintu perpustakan ke kunci. Disitu gua bingung mau ngapain, sampai tiba-tiba semuanya gelap dan gua nggak tau lagi. Saat gua sadar gua udah ada disini. Hiks hiks hiks" Jelas Anat panjang lebar.
Rezi langsung memeluk Anat saat mendengar cerita Anat. Anat menceritakan nya seperti orang yang sedang ketakutan.
"Lu tenang ada gua disini." Ucap Rezi sambil mengelus punggung Anat dengan lembut.
Prok. Prok. Prok
Terdengar suara tepukan tangan dari seseorang membuat semua yang ada disana menengok ke arah sumber suara.
"Wah. Hebat!!" Ucap orang itu sambil terus menepukkan tangannya.
"Drama yang bagus. Ternyata empat orang gadis yang terkenal dingin itu jago buat drama juga yah? Nggak nyangka gua, depan sosok malaikat tapi belakang kelakuan kaya iblis. Apalagi lo" Lanjutnya sambil menunjuk kearah Ayu.
Semua melihat kearah yang ditunjuk orang itu. Ayu yang merasa dirinya di tunjuk hanya memalingkan wajahnya karena enggan untuk melihat.
Ayu mempersiapkan dirinya untuk semua, karena ia yakin hari ini pasti akan terbongkar semua tentang masa lalunya bersama orang itu, yang tak lain adalah Jenifer.
"Pertama dia yang ngehalangin gua sekarang sahabatnya. Dan liat coba, bahkan gua aja yang pacar nya Rezi nggak pernah diperlakukan kaya gitu." Ucap Jenifer sambil tersenyum hambar.
Rezi yang semula merangkul Anat, mendengar perkataan Jenifer seperti itu malah semakin menjadi-jadi mengeratkan rangkulannya pada Anat.
"Sekarang waktunya semua tau tentang masa lalu kita. Siapa lu dan siapa gua." Tegas Jenifer, namun Ayu tetap diam tak mengeluarkan sepatah katapun.
"Gua bakal cerita mulai dari pertemuan gua dan Ayu." Ucap Jenifer.
"Gua sama Ayu tuh temen waktu Smp. Saat itu gua kenal dia pas kelas 8 gua anak baru disana, gua belum punya temen dan Ayu lah temen gua pertama saat itu disekolah baru.
Gua belajar banyak dari Ayu, tentang kehidupan, persahabatan bahkan tentang bagaimana cara seorang membuat hati orang lain patah. Itu semua Ayu yang ngajarin.
Kita tuh sering disebut kembar, karena kalo kemana-mana selalu berdua. Bahkan kita punya kalung yang sama, Ayu punya kalung berbuah harimau dan gua berbuah kucing." Jelasnya Jenifer sambil menunjuk kalung yang Anat pakai.
"Iya kalung itu, kalung yang gua kirim ke rumah lu. Dengan bertujuan supaya lu pake, ternyata bener lu pake juga." Ucapnya pada Anat.
Ayu tak mengalihkan pandangannya. Dia tetap saja memandang kearah depan, ia hanya ingin tau sampai mana permainan Jenifer ini.
"Sampe suatu ketika gua sama Ayu harus kerja kelompok dirumah. Semua permusuhan bermula disitu." Ucap Jenifer gantung.
Mereka yang mendengarkan cerita Jenifer hanya diam menunggu kelanjutan Cerita itu, kecuali Ayu. Yang memang tau tentang semua ceritanya.
"Kenapa penasaran yah?" Tanya Jenifer mengejek.
"Lu nggak penasaran sama cerita gua Yu?"
"Oh iya gua lupa lu kan yang buat drama ini. Lu yang ngarang semua ceritanya" ejek nya pada Ayu.
Ayu yang merasa diejek menengok ke arah Jenifer. Dan memberi tatapan yang biasa dia gunakan, tatapan tajam yang mampu membuat siapa saja bungkam.
"Cukup." Ucap Ayu pelan namun penuh penegasan.
"Nggak. Bakal gua selesain cerita yang lu buat ini" bantah Jenifer.
"Gua. nggak pernah. ngarang cerita!" Ucap Ayu penuh penekanan.
Next?
Baca juga cerita baru dari Fitriyani1222 yg Story Of Andini dibaca yaa dibacaaa❤
Next?Tengkyuuu❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboys Vs ColdGirls
Novela Juvenil#teen fiction 18/03/2018 Bagaimana cara seorang badboy yang berusaha mencairkan sifat dingin gadis yang ia sukai? Akankah gadis itu luluh? atau sebaliknya? membencinya, mungkin? Karna gua yakin, cepat atau lambat gua bisa cairin sikap dingin l...