'Sekarang gua tau kenapa lu ngga pernah nerima orang lain dalam hidup lu. Karena lu selalu nunggu orang yang bahkan ngga tau tentang sebuah perasaan.'
-Fahrezi William Berlind
****
"Kalian! Sudah berapa kali bapak ingatkan tawuran, rokok, dan segala macam jenisnya sangat tidak baik bagi kalian. Kalian sudah kelas 11 seharusnya kalian bisa memberi contoh yang baik untuk adik-adik kalian" Ceramah p × l Pak Setyo hanya ditanggapi tundukan kepala oleh Rey, Rezi, Yuda dan Adit.
"Adik-adik? Saya ngga punya adik pak. Apalagi adik-adik" Ucap Yuda dengan tampang polosnya.
"Maksud saya adik-adik kelas kalian" Pak Setyo membenarkan omongan.
"Ngomong aja masih salah. Sok-sokan pengen kasih pencerahan, lagian sekarang lagi ngga gelap juga" balas Yuda cengengesan dengan nada menyindir.
"Diam kamu Yuda!" bentak Pak Setyo dan Yuda langsung terdiam.
Sebelum melanjutkan omongannya Pak Setyo menarik napasnya lalu membuang nya, "sebenarnya apa yang kalian dapatkan dengan melakukan hal-hal bodoh seperti itu?"
"Kesenangan pak!" Jawab Rey dengan lantang.
"Setiap orang punya kesenangnya masing-masing. Mereka juga berhak memilih kesenangan yang mereka suka tanpa harus ada pemaksaan" Adit melanjutkan ucapan Rey.
***
Sedangkan di luar ruangan kepsek ada dua orang yang sedang menunggu sidang keempat badboy.
"Kok lu bisa bareng mereka?" Vitto bertanya kepada Ayu.
"Bukannya lu sendiri yang nyuruh gua buat bawa mereka?" Jawab Ayu.
"Iya sih, tapi kok lu cepet bawa mereka?" Tanya nya lagi.
"Gua lagi sama mereka" singkat Ayu menjawab nya.
"Kok bisa?" Vitto semakin penasaran. Ia terus gencar memberi pertanyaan pada Ayu.
Seolah enggan meributkan hal tersebut Ayu memilih untuk tidak membalas pertanyaan Vitto.
"Yu, kok bisa?"
"Yu kok diem?"
"Yu kok malah nambah diem?"
"Yu Jawab!" karna kesal Ayu tidak menjawab Vitto membentak nya.
Tak terima dibentak seperti itu Ayu menatap Vitto dengan tatapan khasnya,
"Orangtua gua aja ngga pernah kepo soal urusan gua. Lah lu? lu siapa? Temen juga mungkin karena kita satu organisasi aja" Ayu mengucapkan dengan judes nya,
"To, coba lu sedikit aja bisa liat, mana yang emang beneran suka sama lu dan mana yang cuma nganggap lu temen" lanjut Ayu.
"Jadi cuma teman?" Vitto memberi pertanyaan tersebut sambil menatap Ayu.
"Yah. Just a friend" Jawab Ayu acuh tak acuh.
***
Pak Setyo terus menatap keempat pria dihadapan nya itu sambil sesekali menyatukan giginya.
"Sebagai hukuman untuk kalian, bapak mau kalian merangkum catatan yang ada dalam buku-buku ini" Pak Setyo memberikan setumpukan pada keempat pria tersebut.
"Dan minggu depan harus sudah dikumpulkan! Kalian bisa minta bantuan pada teman kalian yang pandai, tapi mereka hanya boleh membantu mengetik kalimat yang sudah kalian rangkum" lanjutnya.
"Tap-"
"Atau kalian mau orang tua kalian bapak panggil untuk yang ke-7 kalinya?" Potong Pak Setyo saat Rezi ingin membantah perintahnya.
Rey, Rezi, Yuda dan Adit saling pandang-pandangan lalu keempatnya menghela nafas lelah, "huh, Yaudah" Jawab mereka dengan kompak.
-------
Ayu dan Vitto saling terdiam, tidak ada pembicaraan apapun diantara mereka semenjak Ayu mengatakan kebenaran tentang perasaan dan kenyataan hubungan mereka. Dalam lubuk hati Ayu sebenernya ia tidak tega mengatakan hal itu, namun mau bagaimana lagi Ayu risih dengan sikap Vitto yang over.Tiba-tiba pintu ruang kepsek terbuka dan menampilkan Rey, Rezi, Yuda dan Adit.
"Setia banget nunggu" Ucapan Rezi membuat Ayu menengok.
"Jangan nunggu yang ngga pasti, cape! mending sama gua aja" Ujar Rey sambil merangkul bahu Ayu.
Ketika Ayu ingin menepis tangan Rey, Vitto sudah melepaskan rangkulan tangan Rey terlebih dahulu.
"Santai bang" Ucap Yuda memasang tampang so coolnya.
"Lho Vitto, Ayu. Kok masih disini?" tanya kepala sekolah.
"Iya pak, Kita nunggu bapak suruh buat ngejagain keempat manusia ini buat menjalani hukuman membersihkan halaman belakang" Jawab Vitto dengan nada menyindir.
"Oh, saya tidak memberi hukuman itu. Saya sudah memberi hukuman yang menurut mereka lebih parah dari itu" Jelas Pak Setyo.
"Yasudah, saya pergi dulu" Ujar Pak Setyo. Ayu menganggukan kepalanya.
"Gua balik ke kelas" Ucap Ayu. Tapi ketika ingin pergi Yuda mencengkal tangan Ayu membuat Ayu harus kembali membalikkan badannya.
"Jangan pergi. Bantuin kita. Tolong! Pliss!" Minta Yuda dengan tatapan mata sendu.
"Apaan sih? Lepas!"
"Ga. Kalo lu jawab iya gua bakal lepasin tangan gua" kekeh Yuda
"Ribet!"
"Pliss Yu, bantu yah. Yah yah yah." Yuda terus memohon kepada Ayu.
"Bantu apa?" tanya Ayu.
"Bantu gua ngerangkum catatan di buku ini" Jawab Yuda.
"Kalian Juga?" tunjuk Ayu kepada Rey, Rezi dan Adit.
"Iya" Jawab mereka.
"Gua ngga bisa ngebantu kalian berempat kalo sendiri. Nanti gua coba buat nyuruh temen-temen gua" Pasrah Ayu.
"Lu serius? Makasih Yu, Makasih" Ucap Yuda dengan girang sambil mencium tangan Ayu berkali-kali.
"Ngga usah lebay!" Ketus Ayu.
***
Typo bertebaran~
Tunggu kelanjutannya:v
Vote ditunggu😚
Follow juga wattpad Fitriyani1222 diantika1053Happy reading!

KAMU SEDANG MEMBACA
Badboys Vs ColdGirls
Teen Fiction#teen fiction 18/03/2018 Bagaimana cara seorang badboy yang berusaha mencairkan sifat dingin gadis yang ia sukai? Akankah gadis itu luluh? atau sebaliknya? membencinya, mungkin? Karna gua yakin, cepat atau lambat gua bisa cairin sikap dingin l...