Happy reading❤
'Segala-galanya yang menyangkut namamu, akan selalu aku perhatikan. Sekali pun itu berarti luka bagiku.. :')'
Pagi ini Anat berjalan sendirian dikoridor, biasanya dia akan berangkat bersama Rezi, tapi karena dia sedang marah dengan Rezi dia nekad berangkat menggunakan ojek online.
Karena tidak ingin bertemu dengan Rezi dia datang sepagi ini. Biasanya Anat akan datang sepuluh menit sebelum masuk jika tidak ada PR.
Ia terus berjalan hingga tak memperhatikan sekelilingnya. Dijalan ia tak sengaja berpapasan dengan Jenifer, Sisil, dan Hani.
Anat melihat kearah Jenifer dengan tatapan tak sukanya. Biasanya murid datang pagi untuk mengerjakan PR-nya tapi tidak bagi ketiga orang ini, mereka datang untuk ber-make up.
Mungkin karena suasana sepi dan hanya suara sepatu Anat yang terdengar Jenifer menoleh kearah Anat.
"Duh kok Rezi belom dateng yah?" Tanya Jenifer kepada kedua temannya. Ia bertanya dengan volume suara yang lumayan besar, karena sengaja agar Anat mendengarnya.
"Telpon dulu Jen, nanti dia lagi sama pelakor lu." Jawab Hani dengan mata fokus pada kaca make-up nya.
"Idih pelakor. Kawin aja belom" Dumel Anat yang memang mendengar ucapan itu.
"Iya Jen, coba aja telepon" sahut sisil yang tidak kalah sibuk dengan make-up nya.
"Duh mana mungkin sih Rezi pindah hati, kalo hatinya sekarang ada ditangan gua." Jawab Jenifer sombong.
"Apaan? Ditangan lu ada make-up juga." Anat terus menjawab setiap ucapan Mereka dalam dumelannya.
"Kesekolah bukan bawa buku malah bawa make-up." Lanjutnya.
Tak sadar dengan keberadaannya sekarang ternyata Anat berbicara seperti itu tepat saat dia berjalan di depan Jenifer, Sisil, dan Hani.
"Gua denger!" Ucap Jenifer menghentikan langkah Anat.
"Kalo mau ngomong depan muka sini, berani nggak?" tantang Sisil.
Anat membalikkan badannya dan menantang kembali ucapan Sisil.
"Ngomong apaan tadi barusan?" Tanya Jenifer dengan emosi.
"Katanya denger." Jawab Anat santai.
"Bisa diulang di depan muka nggak?" Tantang Jenifer.
Mendengar tantangan itu Anat maju satu langkah kehadapan Jenifer, "nggak ada siaran ulang!" Ucapnya tepat di depan wajah Jenifer.
Sikap Anat yang seperti itu malah makin membuat Jenifer geram.
"Kenapa? Takut ngomong gitu didepan gua?" Tanya Jenifer seakan merendahkan Anat.
"Nggak pernah ada rasa takut sedikit pun di diri gua kalo berhadapan sama lu." Ucap Anat agak sombong.
"Sombong banget. Kalo sirik bilang!" Ucapan Hani mampu membuat tatapan Anat beralih padanya.
Anat menatap Hani dari atas sampa bawah dan tersenyum miring.
"Ngapain liat begitu? Kalo iri yah bilang!" Ucap Hani lagi.
"Buat apa gua iri sama lu. Lagi pula kalo gua iri sama lu apa yang harus diiri'in? Otak? Lumayan gua. Cantik? Enggak juga. Tinggi? Setara lah. Putih? Banyak kok. Kaya? Bahkan orang tua gua mampu beli semua toko make-up." Ucap Anat sombong.
Jenifer semakin geram dengan Anat, ia hampir saja menampar Anat kalau saja tidak ada satu tangan yang menghalanginya.
"Nggak usah tampar-tamparan, ini bukan sinetron." Ucap orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboys Vs ColdGirls
Novela Juvenil#teen fiction 18/03/2018 Bagaimana cara seorang badboy yang berusaha mencairkan sifat dingin gadis yang ia sukai? Akankah gadis itu luluh? atau sebaliknya? membencinya, mungkin? Karna gua yakin, cepat atau lambat gua bisa cairin sikap dingin l...