Chapter 11

5K 241 1
                                    

'Semakin lu berusaha nunjukin sikap dingin lu, semakin besar juga usaha gua buat menghangatkannya.'

-Aditya Mahesa

***
Tidak seperti biasanya, hari ini Lina datang terlambat ke sekolah karena kesiangan yang disebabkan tidur larut malam.

"Cuma lewat dua menit doang" kesalnya karna pintu gerbang sudah terkunci. Lina terus mondar-mandir supaya ada orang yang mau membuka pintu gerbang sekolah.

"Percuma ngga bakal ada yang buka" suara Adit mampu membuat Lina menengok.

"Lu masih mau masuk ngga?"

"kalo mau ikut gua" ucap Adit
Lina menegok ke area sekitarnya memastikan tidak ada yang melihat.

"Yaudah" mendengar jawaban Lina, Adit tersenyum simpul.

'Manis'

'Eh apasiii, sadar!'

"Ayoo" ajak Adit sambil menarik tangan Lina.

***
Rey, Rezi, dan Yuda sedang berada di koridor mereka sedang duduk bermalas-malasan.

"Wuihhh embe-embean lu dateng tuh" ucap Yuda ketika melihat Jenifer, Hani, dan Sisil.

"Buat lu aja Yud" balas Rezi.

"Gua? Ogah! Mending gua sama kambing dari pada embe-embean" Ucapan Yuda malah membuat Rey terkikik.

"Kenapa ketawa lu?" tanya Yuda.

"Bilang aja kali Yud, kalo kambing yang lu maksud itu si osis dingin" ucap Rey.

"Ayu maksud lu? Idih, malas banget gua sama si kambing conge. Tiap ngomong sama dia berasa ngomong sama setan. Nyaut seadanya, palingan kalo ngga nyaut yaa dikasih tatapan membunuh" ucap Yuda dengan suara mengerikan.

Ketika Rey, Rezi, Yuda sedang bercanda gurau tiba-tiba Jenifer dan kawan-kawan datang.

"Hai" sapa jenifer kepada mereka. Dan yang disapa malah cuek tidak peduli.

"Satu, dua, tiga! Kok kurang satu? Adit mana?" tanya Hani pada mereka.

"Pulang" Jawab Yuda malas.

"Pulang? Kenapa? Dia sakit?" tanya Hani khawatir.

"Iya, sakit mata. Gara-gara kemasukan bedak tebel lu itu!" Hani memajukan bibirnya mendengar ucapan Yuda.

Jenifer menyenggol lengan Sisil, "Rey tuh!"

Sisil menganggukan kepalanya.

"Eeeemmmm. Rey, nanti bisa pulang bareng ngga?" Sisil berusaha untuk mendekat diri kepada Rey, namun Rey malah menghindar.

"Ngga bisa, gua mau jemput nyokap!" Jawabnya dengan ketus.

"Kalo lu Rez–"

"Gua pulang bareng Anat, ibunya udah nitip dia ke gua" Rezi memotong omongan Jenifer. Mendengar perkataan itu Jenifer semakin kesal.

"Yaudah ayo masuk kelas. Mata gua sakit kecipratan bedak meraka terus" ucap Yuda sambil tertawa.

***
Lina terus memasang raut wajah ketakutan, karena dia belum pernah masuk secara diam-diam seperti ini.

"Ngga usah takut. Gua yakin ngga bakal ada guru yang liat. Tenang aja"

"Masuk" Suruh Adit.
Lina menatapnya dengan tatapan heran.

"Ngga usah liatin gua gitu. Cepet masuk" Suruh Adit lagi sambil tersenyum tipis.

Lina menuruti perkataan Adit. Saat ingin masuk Lina berbalik, "lu ngga ikut?"

"Ngga, gua disini aja nunggu anak-anak yang telat lagi" Jawab Adit dengan senyuman manisnya.

Lina mengangguk tanda mengerti lalu dia pergi meninggalkan Adit yang sedang menunggu siswa yang telat.

Diam-diam Adit menatap Lina dari balik punggung lina. 'Sedingin apapun sikap lu gua yakin suatu saat pasti akan hangat karena suatu alasan dan alasan itu adalah GUA'

***
Anat memainkan ponselnya sambil mengunyah cokelat. Suasana Taman Sekolah memang sangat tenang ditambah lagi dengan udara yang sejuk.

Tanpa Anat sadari ada seseorang yang berdiri tepat di belakang tubuhnya. Siapa lagi kalo bukan anak tetangga sebelah rumahnya yaitu Rezi.

karena Anat tak kunjung menyadari keberadaan Rezi, akhirnya Rezi memindahkan posisi tubuh menjadi duduk di sebelah Anat.

"Sendiri aja Nat?" Suara Rezi berhasil membuat Anat terkejut.

"Eh? Iya"

"Pulang sekolah nanti anter gua cari buku yah" pinta Rezi pada Anat. Mendengar ucapan Rezi, Anat tertawa. Rezi merasa bingung.

"Sejak kapan Badboy sekolah nyari buku?" ledek Anat sambil tertawa.

"Walaupun Badboy, gua sama temen-temen gua masih punya tanggung jawab, Nat" Ucap Rezi.

"Kita Bad paling kaya ngerokok, tawuran doang, itu juga diluar sekolah dan paling bolos kalo pelajaran yang bosen. Kalo buat urusan ribut disekolah, gua ngga berani nanti yang ada di omelin nyokap" Lanjutnya.

Kening Anat berkerut mencoba meresap ucapan Rezi.

"Tapi tawurannya tiap hari?" tanya Anat sambil menaikkan satu alisnya.

"Kalo itu sih udah makanan" jawabnya sambil cengengesan.

"Jadi gimana, mau ngga?"

"Eeemmm" Anat menggantung jawaban nya.

"Tenang aja, gua udah izin kok sama tante Lusi (ibu Anat)" Ucap Rezi.

Lalu Anat mengangguk setuju sambil terseyum. Walaupun disekolah Anat terkenal dingin tapi di rumah Rezi tau bahwa Anat adalah anak yang paling manja.

Rezi tau tentang kehidupan Anat. keluarga Anat dan Rezi sudah seperti keluarga sendiri, bahkan ibu Anat sudah mempercayai Rezi bahwa Rezi bisa menjaga Anat di sekolah.


****
Vote & Comment ditungguuuu~
Typo bertebaran, maklumin^^
Follow jugaa wattpad @fitriyani1222 @diantika1053

Happy reading!
Salam, author.

Badboys Vs ColdGirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang