Happy reading❤
'Ada yang ingin membuat ku terluka dan ada yang ingin membuat ku baik-baik saja.'
❤❤❤
Rezi merasa bersalah atas perlakuannya tadi siang pada Anat, ia terus berfikir bagaimana caranya meminta maaf pada Anat.
"Coklat? Boneka? Ah bingung." dumel Rezi.
"Beliin coklat aja kali yah, kan dia suka cokelat. Tapi ngga bakal mempan karena gua udah bikin dia sakit hati." dumel nya terus.
"Aahhhh bodo pusing." nyerah Rezi.
Rezi bingung benar-benar dibuat bingung saat ini. Ia bingung harus dengan cara apa meminta maaf kepada Anat. Bodoh! Satu kata yang sekarang sedang ada pada dirinya.
"Anat, oh ya ampun." keluhnya pasrah.
Tiba-tiba ponselnya berdering tanda ada panggilan masuk tapi, dari nomor tak dikenal.
"Siapa sih, malem-malem telpon."
Rezi mengangkat telponnya baru saja ingin mengapa tiba-tiba si penelpon sudah menyapa nya duluan.
"Ha-"
'Hallo sayang, kamu dimana?'
'Oh badut taman lawang.' batin Rezi.
"Dirumah"
'Oh, bisa jemput aku ngga?'
"Dimana?"
'Toko kue. Ngga jauh kok dari rumah kamu'
"Nggak bisa." Jawabnya ketus.
'Kenapa?'
"Gua bukan tukang ojek online."
'Sayang kok kamu ngomongnya gitu banget?'
Seakan ada yang membisikinya Rezi merubah pikiran nya, 'inget Rez tujuan lu.'
"Yaudah, jangan kemana-mana." suruh Rezi.
'Iya, aku tung-'
Belum sempat Jenifer menyelesaikan ucapannya Rezi lebih dulu mematikan ponselnya.
"Ribet banget, kalo bukan karena Anat ogah gua disuruh begini sama badut taman lawang." dumelnya sambil mencari-cari sweater nya dan kunci motor.
Rezi membuka pintu depan rumahnya dan menutupnya kembali. Ia membuka gerbang rumahnya dan memarkirkan motor, saat ingin menutup kembali gerbangnya Rezi melihat Anat yang sedang berdiri di depan rumahnya membeli nasi goreng keliling.
"Bang yang satu jangan terlalu pedes yah." Ucap Anat kepada tukang nasi goreng.
"Siap neng."
"Sayurnya jangan banyak-banyak."
"Iya neng."
"Oh iya mang lupa, satu lagi apa yah?" Anat sempat lupa dengan kebiasaannya saat membeli nasi goreng.
"Telor nya ngga terlalu ancur." Ucap seseorang di belakang Anat mengingatkan kebiasaan Anat.
"Nah itu, kok amang tau?"
"Bukan saya atuh neng, tapi si entong yang dibelakang eneng."
"Eh? Siapa?" penasaran Anat dan dia menengok ke belakang, saat menegok ia menemukan Rezi sedang berdiri dibelakangnya.
Seketika suasana hening, tatapan mereka bertemu satu sama lain. Tak mampu berkata apapun seolah mulut kaku untuk berbicara, hanya ada embusan angin yang mewakili untuk bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboys Vs ColdGirls
Jugendliteratur#teen fiction 18/03/2018 Bagaimana cara seorang badboy yang berusaha mencairkan sifat dingin gadis yang ia sukai? Akankah gadis itu luluh? atau sebaliknya? membencinya, mungkin? Karna gua yakin, cepat atau lambat gua bisa cairin sikap dingin l...