3. Sadaharu hilang

5.6K 293 20
                                        

Gintoki menghela napas, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Tapi Gin-san, aku yakin kalau Okita-san tertarik dengan Kagura-chan." Shinpachi bersikeras, merasa yakin dengan apa yang dipikirkannya.

"Hey ... dengar. Mustahil bocah sadis seperti Soichiro-kun tertarik dengan gadis tubuh papan, yang bodoh, kasar, jorok dan tidak punya daya tarik sedikitpun. Bocah semacam Soichiro-kun itu pasti lebih memilih oneesan bertubuh montok."

"Daya tarik nol? Tapi kupikir Kagura-chan itu manis." Shinpachi membereskan sampah makanan Kagura. Sambil membersihkan meja, ia berkata, "Tidak suka ya ....Tapi kenapa Okita-san sangat peka dengan Kagura-chan?"

"Mana aku tahu ...." Gintoki mengendikkan bahunya, masa bodoh. "Lagipula Soichiro-kun tadi memberikan makanan itu kepadaku, bukan ke Kagura."

"Dasar Gin-san. Tipe semacam Okita-san itu sulit untuk berterus terang. Bisa di bilang kau menjadi perantaranya."

Shinpachi berdiri, mengusap peluhnya. Ia lalu membuang kantung plastik penuh sampah ke dalam kotak sampah.

"Terserahlah. Aku tidak peduli dengan hal semacam itu." Gintoki sudah menduduki kursi kebanggaannya dengan malas. Ia membuka jump edisi terbaru yang baru saja dibelinya.

Ia mendengus, berusaha memfokuskan dirinya terhadap majalah kesukaannya itu. Tapi ucapan Shinpachi terus berdengung dalam pikirannya. Okita Sougo menyukai Kagura? Tidak! Kalau saja itu benar, Gintoki tidak akan membiarkannya. Anak angkatnya yang kawaii dan polos tidak akan ia biarkan terjerat dalam cengkraman sang pangeran iblis.

'Bocah sadis berwajah polos itu juga pintar memanipulasi.' Gintoki teringat dengan Urara, gadis malang yang mereka kira sahabat pena Shinpachi, karena kesalahpahaman, tapi entah kenapa Sougo dengan mudahnya membuat gadis itu menjadi peliharaannya. Seperti budak.

Bukan itu saja, Sougo-pun mampu menjadi host yang memukau. Host kelas atas, sanggup memeras beberapa pelanggan sexy untuk membeli banyak minuman. Mengingat itu semua membuat Gintoki mengacak rambutnya dengan frustasi. Kesan jeleknya terhadap Sougo bertambah.

'Hah tenanglah. Lagipula Kagura-chan mana mungkin menyukai bocah itu.'

Shinpachi yang baru kembali dari membuang sampah, hanya dapat memperhatikan tingkah bosnya dengan bingung.

>>>>>>

"Hufth ...." Sougo mengusap peluh di keningnya. Ia meletakkan pedang kayunya, lalu ia melangkah keluar dari tempat latihan dengan langkah gontai. Tubuhnya bersimbah keringat setelah berlatih. Di tambah lagi udara sekelilingnya terasa gerah, meskipun sudah malam hari.

Saat berada di kamar mandi, Sougo melepas pakaiannya. Manik merah kecokelatannya memperhatikan pantulan bayangannya di cermin. Menyentuh dada, dan perutnya. Ia tersenyum tipis, otot dada dan perutnya bertambah kencang dan keras. Begitu juga dengan lengannya.

'Mudah saja membentuk tubuh. Tapi ... kenapa sulit sekali menambah tinggiku?' Kesal Sougo dalam hati. Kadang ia merutuk tinggi badannya yang hanya 170cm. Padahal ia adalah kapten divisi satu Shinsengumi, tapi dirinya merasa kesal karena tinggi badannya paling pendek di antara semuanya.

'Hah ... sudahlah. Yang penting aku lebih tinggi di bandingkan si China.'

Sougo menghela napas, lagi-lagi ia memikirkan Kagura. Sepertinya ia harus mendinginkan tubuhnya yang sudah panas dan lengket agar ia bisa merasa lebih rileks.

Selesai mandi, Sougo menuju ruangannya. Pandangannya menangkap setumpuk surat yang di letakkan di sebelah pintu masuk ruangannya. Ia mendengus keras, mood-nya berubah jelek melihat surat itu.

Lie (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang