Budayakan vote sebelum membaca. Happy reading😊
>>>>>>
Kagura bersenandung pelan seraya mengaduk panci yang berisi bubur buatannya. Tangannya bergerak mengambil sebuah bahan yang berada di dekatnya, memasukkan semuanya tanpa berniat menakarnya sama sekali. Ia melihat permukaan bubur yang dibuatnya tampak meletup-letup panas dan tidak merata seharusnya ia mengecilkan api kompornya, tapi Kagura benar-benar tidak tahu apapun.
'Sepertinya kurang gurih,' gumamnya dalam hati. Tanpa mencicip sedikitpun bubur buatannya, ia mengambil toples garam, dan memasukkan garam sebanyak genggaman tangannya ke dalam panci itu.
'Ahya sadis suka makanan pedas.' Kali ini Kagura mengambil toples berisi bubuk cabai yang tinggal separuh, seluruh isi toples bubuk cabai ia masukkan ke dalam panci.
'Eum ... semoga rasanya enak aru~.' Kagura tersenyum simpul melihat buburnya yang berwarna merah pekat dan agak kehitaman.
Gadis itu lalu membuka rak piring, menyiapkan mangkuk besar karena ia membuatkan bubur dengan porsi yang cukup banyak untuk Sougo.
"Yaik! Bau apa ini?" Sementara itu di luar, Hijikata menutup hidungnya serapat mungkin saat ia melewati dapur. Ia bahkan sempat bersin akibat bau cabai yang menyengat berasal dari dapur.
"Siapa yang memasak di dapur?" Hijikata bertanya kepada Yamazaki yang sedang mengintip kedalam dapur bersama Saito Shimaru dan 2 anggota lain. "Baunya sangat menjijikkan."
"Fukuchou ... yang memasak di dapur itu Kagura-san," beritahu Yamazaki sambil berbisik.
"Gadis yato itu?" Hijikata melotot kaget. "Kenapa dia memutuskan untuk memasak?"
"Dia bilang, dia ingin membuatkan bubur untuk makan siangnya Okita taichou," jawab Yamazaki. Kembali ia mengintip ke dapur, melihat wajah Kagura yang berseri-seri sambil menuangkan bubur ke dalam mangkuk.
"Kami tidak tega mencegahnya karena kelihatannya ia sangat senang membuatkan bubur untuk Okita taichou."
Hijikata menghela napas, ia menghisap rokok yang terselip di bibirnya dengan perlahan. "Yah ... anggap saja ini karma Sougo yang selalu meracuni mayonaiseku," gumam Hijikata.
"Eh ... fukuchou tadi bilang apa?" Yamazaki tidak menangkap gumaman Hijikata tadi.
"Bukan apa-apa," balas Hijikata sambil lalu. "Ohya beritahu petugas kesehatan agar berjaga-jaga untuk menyiapkan obat diare."
>>>>>>
Sougo tanpa sadar mencengkram tepi selimut yang membungkus tubuhnya saat mendengar celotehan Kagura di depan kamarnya, ia tidak tahu gadisnya tengah berbicara dengan siapa. Tapi ia tahu, Kagura sudah selesai memasak, indra penciuman Sougo mencium bau menyengat di depan pintu.
'Aku bisa mati! Apa aku pura-pura tidur saja?' batin Sougo. Astaga! Dari baunya saja sudah sangat memuakkan. Sougo sampai menekan perutnya sendiri menahan rasa mual yang tiba-tiba menyerang dirinya.
Kalau saja ini bukan Kagura, Sougo jelas memilih pura-pura jatuh tertidur, atau kalau tidak ia akan melompat kabur lewat jendela kamarnya yang terbuka. Tapi ini Kagura, gadisnya yang sudah bersusah payah memasakkan sesuatu untuknya. Ia merasa tidak tega, apalagi saat mengingat wajah bersemangat Kagura sebelum pergi ke dapur. Gadis itu terlihat sangat tulus ketika itu, tidak ada sorot kejahilan sama sekali.
"Sadis ... makan siangmu sudah siap aru~."
Sougo nyaris melompat dari balik futonnya saat Kagura secara tiba-tiba membuka pintu kamarnya dan berseru riang. Kagura bahkan mengerjap kaget melihat reaksi kaget Sougo yang tidak sesuai image -nya. Sougo mengumpat pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie (Completed)
FanfictionRated T+/M Okikagu sweet and sexy romance Sebuah perjanjian dan kesalahpahaman terjadi membuat mereka memutuskan untuk menjalani hubungan palsu. PERINGATAN : Chapter yang mengandung adegan lemon akan saya beri peringatan. Jadi harap yang di bawah u...