8. Dua monster pengganggu ciuman

4.3K 240 14
                                    

"Sadis ... aku sudah selesai aru~."

Sougo menoleh, meletakkan majalah jump dan memandangi Kagura yang menghampirinya. Gadis itu tampak lebih segar, dengan harum sabun yang menguar, dan bau bedak bayi. Sougo mengernyitkan dahinya.

"Kenapa cepolan rambutmu berantakan?" tanyanya.

"Oh ini." Kagura menyentuh helaian rambutnya. "Aku terburu-buru memakai jepit rambutku aru~. Habisnya aku lapar sekali sadis."

Sougo mendecak mendengar jawaban Kagura. Hanya karena makanan, gadis ini sampai tidak memperhatikan penampilannya? Sougo tak habis pikir, kenapa ia bisa tertarik dengan gadis serampangan semacam Kagura?

"Tch ... sini aku rapikan."

Kagura sempat berteriak protes saat Sougo menarik tangannya. Membuat dirinya terduduk di atas pangkuan pemuda itu.

"Tidak usah aru~," tolak Kagura, tapi Sougo tidak menanggapi ucapan gadis itu. Ia membuka cepolan rambut Kagura, membuat rambut vermillion itu tergerai. "Memangnya kau bisa merapikan rambutku sadis? Bisa-bisa penampilanku jadi tambah berantakan aru~."

"Jangan meremehkanku china." Tidak ada sisir di dekatnya, Sougo lalu menyisir rambut Kagura dengan jemarinya. Ia tertegun, merasakan betapa halusnya rambut gadis itu.

Jemarinya memainkan rambut Kagura sejenak, sudah lama ia tidak memainkan rambut seorang wanita. Dulu, ia suka sekali memainkan rambut aneue- nya, Mitsuba. Entah kenapa, rasanya menyenangkan sekali baginya.

'Manis ....' Sougo tanpa sadar mencium helaian rambut Kagura dengan mata terpejam. Wangi vanilli, manisnya vanilli membuat ia terlena.

"Sadis, sudah selesai belum? Aku lapar sekali aru~."

Sougo tersadar dari rasa terlenanya saat mendengar suara Kagura. "T-tunggu sebentar." Ia mengumpat dalam hati karena suaranya terdengar gagap.

Kagura mengerutkan keningnya, merasa heran mendengar suara Sougo. Tapi ia tidak mengatakan apapun, membiarkan Sougo terus menyisir rambutnya dengan jemari pemuda itu sendiri. Tak lama, Sougo memasang jepit rambutnya.

"Sudah selesai." Kagura sontak meloncat berdiri dari pangkuan Sougo. Ia berdiri menghadap kearah Sougo, pemuda itu memegang dagunya dan manik merah kecokelatannya memperhatikan Kagura.

"Yah ... mau berpenampilan rapi juga kau tetap gadis yang jelek," ejek Sougo.

Kagura mendecak kesal mendenganya."Kau sebenarnya merapikan rambutku atau tidak aru~?"

"Kenapa kau tidak bercermin saja untuk melihat hasil perbuatanku?"

Kagura menurut, ia lalu berdiri di depan cermin. Ia menyentuh cepolan rambutnya, lalu berdecak takjub.

"Woah ... aku tidak menyangka seorang sadis sepertimu ternyata bisa melakukan hal seperti ini aru~." Diam-diam Kagura memuji hasil karya Sougo, cepolan rambutnya tampak rapi.

Sougo tersenyum tipis, ia sudah berdiri di belakang Kagura. Tangannya bersedekap. "Sejak kecil aku suka memainkan rambut aneue, juga memperhatikan aneue yang sering menghiasi rambutnya."

Kagura mengangguk-angguk mengerti mendengar penjelasan Sougo.

"Lain kali jangan membuat rambutmu berantakan," tegur Sougo.

"Memangnya kenapa? Aku berantakan atau tidak bukan urusanmu aru~," balas Kagura ketus, ia tentu tidak suka di atur-atur oleh Sougo.

"Tentu saja urusanku china musume." Kagura mengernyitkan dahinya, Sougo memposisikan kedua tangannya di sisi kanan kirinya. Ia mundur selangkah tapi punggungnya menyentuh dinding di belakangnya. Kagura sadar ia telah terkurung, Sougo melakukan kabedon terhadapnya.

Lie (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang