7. Ajakan di pagi hari

5.8K 268 8
                                    

Kagura membelalakkan matanya, melihat ke bawah, di atas pasir di dekat sepatunya, tampak sukonbu-nya yang terjatuh tak berdaya.

"Hah ... sukonbu-ku aru~." Gadis itu memungut sukonbu-nya dan langsung memakannya setelah mengusapnya ke baju. Kata Gin-chan, makanan yang baru jatuh belum sampai 10 detik itu masih bisa di makan. Ucapan itu sudah terpatri dalam pikiran Kagura.

Baik Gintoki maupun Shinpachi memandangi Kagura dengan kesal. Yang benar saja, gadis ini lebih mempermasalahkan sukonbu-nya ketimbang kecupan ringan dari si pangeran sadis barusan?

"Oi ... Kagura-chan, apa maksudnya ini?" Gintoki yang tidak bisa membendung emosinya mulai mengguncang-guncang bahu mungil Kagura tanpa perasaan. Ia benar-benar shock gadis jorok klan yato yang sudah ia anggap seperti anak sendiri ini, puncak kepalanya sudah dinodai oleh bibir sang pangeran iblis.

"Sakit, bodoh." Kagura balas mencengkram bahu Gintoki dan melempar tubuh pria malang itu dengan kesal. Gintoki berteriak kesakitan, tapi untunglah ia terlempar ke semak-semak. "Gin-chan, aku mau sukonbu lagi aru~," tuntut Kagura.

"Jangan membicarakan sukonbu dulu." Gintoki berusaha bangkit berdiri, memegang punggungnya yang terasa sakit. Sedangkan Shinpachi berusaha mengambil dedaunan yang tersangkut di rambut keritingnya Gintoki.

"Kagura-chan, bagaimana kau bisa terlihat tenang setelah kejadian barusan?" tanya Shinpachi berusaha menahan rasa kesalnya. Kalau Gintoki sudah menganggap Kagura sebagai anak angkatnya, beda dengan Shinpachi dirinya sudah menganggap Kagura seperti saudara.

Kagura mengerjapkan manik birunya, menatap dua sosok di depannya dengan bingung. "Kalian dari tadi meributkan apa aru~?"

Gintoki mengepalkan tangannya, merasa kesal dan gemas sendiri. Ia lalu melipat kedua tangannya di depan dada. "Kenapa kau membiarkan Okita-kun mencium kepalamu?"

Kagura terdiam. Ia mengerjapkan matanya dengan cepat, sedetik dua detik. Lalu .....

"Akh ...."

Gintoki dan Shinpachi melongo melihat Kagura yang berteriak kencang, gadis bercepol dua itu berlari cepat menghampiri keran umum yang berada di taman. Kagura memutar keran, dan menaruh kepalanya di bawah keran, membiarkan kucuran air yang membasahi kepalanya sampai kuyup.

"Hei ... Kagura-chan, tenanglah." Shinpachi bergegas mendekati Kagura. Berusaha menenangkan gadis itu yang kini mengacak rambutnya yang basah dengan kesal, berbagai umpatan meluncur mulus dari bibir kecil Kagura.

Umpatan yang ditujukan kepada Sougo.

"Aku akan membunuh chihuahua itu, aru~," omel Kagura.

Gintoki mendengus melihat reaksi lambat Kagura atas kejadian tadi. Perhatian gadis itu teralihkan hanya karena sukonbu.

"Aku akan memberi peringatan kepada Soichiro-kun nanti. Seenaknya saja ia mencium Kagura-chan kita yang polos ini," ucap Gintoki, memegang pedang kayunya dengan erat, seolah ia menemukan sosok Sougo di dekatnya.

"Maa maa tenang dulu Gin-san. Sebenarnya aku juga heran, kenapa Okita-san menciummu Kagura-chan?"

Kagura tertegun mendengar pertanyaan Shinpachi. Pembicaraannya, perjanjian yang ia buat dengan Sougo kembali terngiang di telinganya. Kagura mengatupkan rahangnya, ia tak tahu harus menjawab apa.

Mengatakan kalau mereka pacaran? Yang benar saja, Kagura tidak sudi untuk mengatakannya. Toh Sougo juga tidak menyuruhnya untuk mengumumkan status mereka sekarang kepada orang lain bukan?

"Ayo kita bekerja. Kita harus mendapatkan uang sekarang juga, karena aku mau sukonbu aru~."

Kagura membalikkan tubuhnya, membuka payung dan melangkah pergi. Gintoki hanya menghela nafas, gadis itu mengalihkan pembicaraan mereka. Baiklah, Gintoki pastikan untuk menghajar Okita Sougo kalau mereka bertemu.

Lie (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang