Sougo memandangi Kagura dengan heran, gadis itu tidak merespon panggilannya. Kepala mungil itu tertunduk.
'Dia kenapa?' Sougo bertanya dalam hati. Sougo lalu membuka ponselnya, melihat jam.
"Hei ... bisa tidak kau berhenti melamun untuk saat ini? Aku masih punya banyak pekerjaan di kantor ketimbang menemanimu, china," ucap Sougo datar dan terdengar menyebalkan di telinga Kagura.
Kagura menatap Sougo tajam, perkataan Sougo itu membuat gadis itu berhenti melamun. Kagura menyesal karena sudah berpikir yang tidak-tidak terhadap ucapan Sougo tadi. Benar juga, mustahil pemuda kasar dan sadis itu menyukainya. Mereka rival, rival untuk selamanya.
"Terserah aku mau melamun atau tidak aru~. Dan juga kalau memang pekerjaanmu lebih penting daripada aku, kenapa kau mengajakku keluar untuk sarapan aru~?" ujar Kagura kesal.
"Pekerjaanku memang lebih penting ketimbang bocah kasar sepertimu." Sougo membalas ucapan Kagura dengan santai.
Sougo dengan tangkas mengunci lengan Kagura sebelum gadis itu menyerangnya. Gadis itu mendesis, menahan rasa sakit di lengannya.
"Kalau begitu kau pergi saja sadis. Lebih baik aku sarapan di Yorozuya aru~."
"Tapi pagi ini aku mau sarapan bersamamu china."
Kagura merengut, ia menggerakkan kakinya untuk menginjak kaki Sougo, pemuda itu mendesis, berusaha menahan sakit. Tapi kunciannya terhadap lengan Kagura tidak mengendur.
"Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiranmu sadis."
"Kau tidak usah mengerti jalan pikiranku, otak kecilmu tidak akan bisa melakukannya. Cukup berperan menjadi kekasihku dengan sebaik mungkin."
"Otak kecil? Kau pikir aku bodoh?" desis Kagura kesal.
"Yup...sebodoh Hijikata yang setiap hari makan makanan anjing."
"Hey ... aku tidak sebodoh Toshi yang suka memakan mayonais, lebih baik memakan sukonbu ketimbang mayonais aru~."
"Pantas saja baumu asam. Habisnya kau selalu memakan asinan rumput laut itu."
Bohong. Kagura sama sekali tidak berbau sukonbu. Gadis itu harum dengan bau bedak bayi yang menguar, membuat Sougo merasa gemas sekali dan ingin memeluk gadis itu. Tapi bukan Sougo namanya kalau tidak mencari masalah dengan Kagura.
"Konoyaro ... kenapa kau suka sekali mencaciku."
Kagura menggerakkan badannya, berusaha melepaskan diri dari kuncian Sougo, tapi usahanya sia-sia.
"Baiklah kau akan kulepaskan. Asal kau tidak membalasku."
Kagura mengerjapkan matanya heran saat Sougo dengan mudahnya melepaskan dirinya. Biasanya ia harus berjuang sendiri, atau kalau tidak pemuda ini memberikan syarat yang menyebalkan untuknya. Misal menjadi budaknya.
"Kau benar-benar aneh aru~." Kagura menyuarakan pikirannya. Tak sadar kalau banyak pasang mata yang tengah memperhatikan mereka.
Beberapa gadis nakal dari distrik Kabukichou memandangi Sougo dari kejauhan dengan tatapan kagum. Sekaligus tatapan penuh kebencian kepada Kagura. Sorot mata mereka seolah mengatakan 'ayo bertengkarlah ... kami tidak suka melihat kalian akrab.'
Mereka hanya bisa berdo'a dalam hati tanpa bisa melakukan apa-apa. Memberi peringatan kepada Kagura yang mendekati pujaan hati mereka. Yang benar saja. Kekuatan Kagura yang bagaikan monster sudah tersebar ke seluruh penjuru Kabukichou. Gadis kecil itu adalah Ratu Kabukichou. Kalau mereka mencari masalah dengan Kagura, mereka malah yang akan babak belur.
![](https://img.wattpad.com/cover/143483852-288-k461952.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie (Completed)
FanfictionRated T+/M Okikagu sweet and sexy romance Sebuah perjanjian dan kesalahpahaman terjadi membuat mereka memutuskan untuk menjalani hubungan palsu. PERINGATAN : Chapter yang mengandung adegan lemon akan saya beri peringatan. Jadi harap yang di bawah u...