Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Cerita ini murni dari imajinasi saya. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat menjiplak cerita anda.
Warning : Typo bertebaran !
Check this out !
.
.
.
Doyoung sedang bosan.
Jadi pemuda manis itu memutuskan untuk menghabiskan watu di luar rumah. Bukan pergi ke cafe atau semacamnya, hanya berjalan-jalan di sekitar komplek perumahannya dan diakhiri duduk memandangi sakura yang bermekaran di taman tak jauh dari rumahnya. Udara malam ini cukup sejuk dan menenangkan, apalagi ada kelopak sakurang yang berguguran.
Doyoung merasa sedikit kesepian.
Akhirnya ia meraih ponsel yang ia simpan di saku, syukurlah benda itu tidak ketinggalan tadi. Jadi pemuda manis itu bisa menghubungi seseorang untuk menemaninya. Ia mengotak-atik ponselnya, membuka aplikasi pesan dan mengetikkan sebuah kalimat.
'Aku kedinginan bisa kau temani aku'
Doyoung tersenyum kecil setelah ia menekan tombol send. Ia kembali memandangi sakura yang berguuguran taman ini.
Drrt...Drrt...Drrt...
'Kalau dingin kenapa keluar?'
Doyoung terkekeh, ia kembali mengetikkan sebuah kalimat balasan.
'Aku bosan'
Drrt...Drrt...Drrt...
'Di mana?'
'Tempat biasa'
Doyoung meletakkan ponselnya dan kembali menikmati ketenangan yang ada di sekitarnya. Pikirannya mulai menjelajah di antara alam imajinasi juga memory yang tersimpan. Mengingat banyak yang ia lalui begitu menyenangkan, membayangkan hal-hal baik di masa depan juga membuatnya bahagia. Memang hal-hal seperti itu membuat seseorang bisa tersenyum.
PUK
Doyoung mendongak sebentar dan menemukan seseorang yang langsung duduk di sampingnya. Ia tersenyum pada orang yang sudah memakaikan sebuah jaket ke tubuhnya.
"Gomawo," seru Doyoung.
"Kenapa?" sahut orang itu bertanya.
Doyoung menggeleng kecil, "Tidak apa-apa. Jaehyun-ah."
Jaehyun hanya diam saja setelahnya begitu juga dengan Doyoung. Angin kembali berhembus menerbangkan setiap helai kelopak sakura yang berguguran. Langit malam ini begitu cerah hingga berjuta bintang di langit terlihat tak lupa dengan bulan sabit sebagai objek utama sang langit gelap.
"Tinggal setahun ya," gumam Doyoung.
"Itu tidak lama," balas Jaehyun.
"Aku pasti akan merindukanmu"
"Yakin kau akan merindukanku?"
Doyoung tertawa kemudian, Jaehyun hanya tersenyum kecil sebagai tanggapan tawa Doyoung yang semerdu suara lautan.
"Aku hampir lupa kau pembuat onar di sekolah."
"Aku juga hampir lupa kalau kau ketua komite disiplin yang cerewet."
Keduanya tersenyum.
"Kita sudah terlalu lama bersama," komentar Jaehyun.
"Ya begitulah," balas Doyoung setuju.
Guguran sakura kembali membawa ke alam imajinasi yang dipadukan dengan saraf-saraf memory yang terhubung. Menggali setiap ingatan yang ada, begitu rapi, indah dan mereka terhanyut dalam alam pikiran masing-masing. Hati mulai menghangat mengingat setiap kepingan yang tersimpan dengan baik di dalam otak kecil.
"Aku tidak tahu apa aku sanggup jika tidak ada dirimu," sahut Doyoung kemudian.
"Kau mungkin akan terbiasa, cepat atau lambat," balas Jaehyun.
"Aku tidak yakin."
"Kau adalah orang yang ingin aku menghilang dari dunia ini, bagaimana kau tidak akan terbiasa dengan itu?"
Doyoung tertawa, ia akui itu memang terjadi. Mereka adalah musuh bebuyutan karena tidak ada cerita ketua komite disiplin akur dengan seorang berandal sekolah.
"Jangan tertawa, itu memang kenyataan," balas Jaehyun.
Doyoung kembali diam, memang bukan tentang itu yang harus mereka bicarakan sekarang.
"Jaehyun-ah"
"Hm"
"Kita ini apa?"
"Ketua komite disiplin dan berandal sekolah."
Doyoung terdiam.
"Plus tetangga"
Doyoung makin terdiam.
Jaehyun juga ikut terdiam.
Keheningan menyergap begitu saja.
"Aku tidak ingin memaksakannya jika Hyung tidak siap," kata Jaehyun kemudian.
Doyoung masih diam, meski akhirnya Jaehyun memanggilnya dengan panggilan favoritnya.
"Aku menyukaimu Jaehyun-ah," seru Doyoung kemudian.
"Aku juga Hyung," balas Jaehyun.
"Tapi waktu kebersamaan kita hanya tersisa setahun," keluh Doyoung kemudian. Inilah yang Doyoung benci semakin dewasa keduanya, waktu kebersamaan mereka semakin terkikis. Katakanlah ia kekanakan, tapi ia ingin Jaehyun selalu ada di sampingnya.
Jaehyun yang mendengar itu hanya terkekeh kecil lalu mengusak surai yang lebih tua. "Jangan begitu, aku jadi ikut sedih sekarang," kata Jaehyun.
Keduanya membeku, merasakan kesedihan masing-masing.
"Mari kita menghabiskan waktu setahun ini dengan hal-hal yang menyenangkan," kata Jaehyun.
Doyoung mengangguk.
Jaehyun perlahan meraih tangan Doyoung lalu menggenggamnya erat.
"Satu tahun, kita akan menghabiskan waktu bersama, lebih banyak tertawa dari sebelumnya. Lalu setelah sampai setahun berikutnya semua itu akan berubah siklus. Aku akan menemui Hyung atau Hyung yang menemuiku setiap tiga bulan sekali. Kita akan mencoba bertahan bersama, jika kita bisa melewati itu aku pastikan kita akan bersama selamanya," kata Jaehyun.
"Kita bahkan bukan sepasang kekasih tapi kenapa kau mengatakan semua itu?" kata Doyoung dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kau sendiri yang bilang, kita tidak perlu status asal kita terus bersama. Ada di sisi satu sama lain dan berjalan bersama. Dan ketika Tuhan mentakdirkan untuk bersama saat itulah kita akan bersama di sebuah ikatan yang suci," kata Jaehyun lagi.
"Aku menyesal mengatakannya," kata Doyoung.
Jaehyun terkekeh, ia lalu menarik yang lebih tua ke dalam pelukannya.
"Bertahanlah ! Aku juga akan bertahan !"
"Hm"
"Aku mencintaimu."
"Aku juga."
.
.
.
END
Heeehh, ff abal macam apa ini !!!!!
Heol, seharusnya enggak gini jadinya gini. Huhuhuhu. Maafkan daku.
Ini prequel dari aphabet series yang Quarter. Semoga kalian engga bingung lagi.
See you soon !
Review Juseyo !
Salam NCTzen !
KAMU SEDANG MEMBACA
RandomPlay (JaeDo)
Fiksi PenggemarIt's a little story from me which special dedicated to lovely couple JaeDo ! Special for JaeDo Shipper who love this couple so much. For JaehyunBear For DoyoungBunny For JaeDo Shipper This story from bearbunny_Jung