#InMySkin [3]

1.5K 213 18
                                        

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

Jaehyun masih memikirkannya setelah lewat beberapa hari. Sepertinya takdir benar-benar membencinya karena ada kesempatan untuk bertemu belahan jiwanya, ia terjebak dengan tugas untuk menyelamatkan orang. Bukannya ia benci pekerjaannya yang ia inginkan sedari kecil, hanya saja kesempatan untuk bertemu dengan belahan jiwanya yang entah kapan bisa ia dapatkan lagi.

"Jangan melamun!"

Jaehyun menghela nafas lalu kembali ke papan tulis yang ada di ruangannya dan Mingyu. Di sana terdapat peta kebakaran yang akhir-akhir ini sering terjadi. Ia diminta untuk menganalisis kejadian-kejadian yang terjadi akhir-akhir ini. Seperti tipe bangunan dan lain-lain, untuk mempermudah metode pekerjaan mereka.

"Gagal bertemu mempengaruhimu sampai seperti ini?" tanya Mingyu.

"Hanya saja--"

"Kesempatan yang mungkin saja tidak kau dapatkan. Kau baik-baik saja selama ini, kenapa jadi kepikiran?"

Jaehyun menghela nafas, "Setidaknya aku ingin minta maaf meski hanya sekali."

Mingyu menegak air putih, "Sudahlah kita kembali bekerja saja. Aku tidak suka suasana terlalu melankolis ini."

Jaehyun hanya mengangguk dan kembali melirik ke arah papan tulis di sana. Ia mengernyit, memperhatikan pola yang tercoret di sana. Otaknya mulai bekerja cepat ia mengambil penggaris dan spidol untuk membentuk pola. Mingyu yang melihatnya mulai bergerak mendekati Jaehyun namun tetap tidak mengerti apa yang dilakukan oleh rekan kerjanya itu.

"Setiap berapa hari kita menghadapi kasus kebakaran yang disengaja?" tanya Jaehyun.

"Tiga atau empat hari?" kata Mingyu tidak yakin.

Jaehyun mengangguk lalu kembali kepada pekerjaannya, ia mencoret beberapa hal lalu menandai satu tempat. Jaehyun menahan nafas mengetahui nomor bangunan di peta. Ia lalu menulis pesan di sebuah kertas dan merobek kertas peta yang terakhir ia tandai.

"Berikan ini kepada ketua tim, aku akan pergi lebih dulu !" kata Jaehyun memberikan kertas itu kepada Mingyu lalu mengambil jaket serta kunci motornya.

Jaehyun khawatir dengan prediksinya dan berharap bahwa itu salah. Namun jika benar maka akan banyak korban berjatuhan dan Jaehyun benci fakta itu. Maka ia memutuskan untuk pergi lebih dulu ke tempat kejadian yang menjadi prediksinya. Karena pikirannya semakin tidak tenang maka ia mempercepat laju motornya.

Ia sampai di bangunan rumah sakit yang menjadi prediksi bangunan yang akan menjadi target pelaku berikutnya. Jaehyun mungkin harus berkeja seperti detektif meski itu bukan pekerjaannya. Ia mencari beberapa instalasi listrik di lapangan parkir di lantai dasar. Ia beberapa kali melihat instalasi yang dibobol dengan sengaja untuk menyulut kebakaran besar.

Jaehyun memperhatikan satu per satu dengan teliti, karena jika ia tidak teliti bisa terjadi hal yang tidak ia inginkan. Ia tidak menemukan keanehan di sana, akhirnya ia pergi ke sisi lain gedung rumah sakit itu. Matanya melebar melihat seseorang membobol instalasi listrik di sana. Ia segera bertindak cepat dan menjauhkan orang itu dari instalasi listrik.

Seperti dugaannya orang itu bukan orang yang bekerja untuk memeriksa atau memperbaiki instalasi listrik. Mereka terlibat pertarungan sengit, dan tidak ada orang yang melihat karena ini adalah sisi lain rumah sakit yang sepi di mana hampir tidak ada yang berlalu lalang di sana. Jaehyun sejauh ini unggul sebelum ia melupakan sebuah pisau lipat yang dimiliki oleh pelaku tersebut.

RandomPlay (JaeDo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang