Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.
Warning : Typo bertebaran !
Check this out !
.
.
.
Kalau Doyoung tidak salah ingat, ia belajar tentang Soulmate saat berusia tujuh tahun.
Soulmate adalah fenomena yang umum di dunia. Semua orang terlahir dengan sebuah tanda yang menunjukkan bahwa ia tidak sendirian di dunia ini. Tanda itu akan menunjukkan warnanya ketika seseorang tersebut menyentuh belahan jiwanya. Akan ada rasa yang berbeda ketika tanda itu berubah warna dan akan menyadari hal itu meski pertama kali merasakannya.
Doyoung saat itu juga belajar hal lain. Ada sesuatu yang berbeda dengan dirinya hari itu. Ia hanya menggambar dan mewarnai di ruang keluarga. Namun tiba-tiba ia merasakan lututnya yang sakit tidak tertahankan. Ia memanggil sang Ibu dengan keras karena Doyoung tidak sanggup berjalan dengan kakinya sendiri.
Sang Ibu menatap lutut Doyoung yang tidak terluka sedikit pun. Namun dari tangisan Doyoung ia bisa melihat rasa sakit anak bungsunya. Ia juga bertanya apakah Doyoung melakukan sesuatu namun anak itu menggeleng dan berkata ia hanya menggambar dan mewarnai. Ibunya mengerjap beberapa kali sebelum tersenyum ke arah Doyoung.
"Apa masih sakit?"
Doyoung menggeleng, "Sudah tidak terlalu sakit Eomma."
"Doyoung-ah dengarkan Eomma baik-baik."
Anak kecil itu mengangguk.
"Doyoung-ah. Di luar sana ada seseorang yang lahir dengan tanda yang sama denganmu. Itu yang disebut dengan belahan jiwa, semua orang memilikinya. Seperti Appa dan Eomma yang juga terlahir sebagai belahan jiwa. Namun Doyoung-ah ada yang istimewa antara kau dengan belahan jiwamu."
"Istimewa?" tanya Doyoung kecil bingung.
Sang Ibu mengangguk. "Kau bisa merasakan sakit dari belahan jiwamu. Barusan Doyoung baru mengalami hal itu, mungkin belahan jiwamu baru saja terjatuh dan lututnya terluka."
Doyoung mengangguk, ia cukup mengerti bahwa belahan jiwanya yang misterius itu mengalami rasa sakit di lututnya. "Apa suatu hari Doyoung bisa bertemu dengannya?"
Sang Ibu tersenyum lagi, "Kau punya ikatan yang berbeda dengannya Doyoung-ah. Eomma yakin suatu hari kau akan bertemu dengannya. Kau akan tahu keadaannya karena kau bisa merasakan rasa sakitnya. Jika kau tidak bisa merasakannya dan tanda lahirmu tidak berubah menjadi hitam maka dia masih hidup dan baik-baik saja."
.
.
.
Dan Doyoung belum bertemu dengan Soulmate-nya hingga usianya 29 tahun. Sebagian orang berpikir bahwa hal itu adalah hal yang buruk karena mungkin saja Soulmate-nya sudah meninggal. Namun Doyoung tahu Soulmate-nya masih hidup di suatu tempat dan baik-baik saja. Tidak banyak yang tahu bahwa hubungan Doyoung dan Soulmate-nya sangat istimewa karena ia bisa merasakan rasa sakit dari belahan jiwanya itu.
Mungkin Doyoung terlihat tidak peduli dengan hal itu, karena ambisinya. Ia sedang sibuk menjadi residen bedah umum setelah menyelesaikan wajib militernya. Doyoung cukup berambisi untuk segera menjadi dokter spesialis. Jadi tentang Soulmate, ia tidak begitu mempedulikannya sekarang.
"Bukankah menyenangkan bisa menjadi Dokter Spesialis?" gerutu Doyoung setelah ia masuk ke ruang kerja Bedah Umum dan menemukan seseorang sedang makan ramyun instan di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
RandomPlay (JaeDo)
FanfictionIt's a little story from me which special dedicated to lovely couple JaeDo ! Special for JaeDo Shipper who love this couple so much. For JaehyunBear For DoyoungBunny For JaeDo Shipper This story from bearbunny_Jung
