#OneLastTime

3.6K 328 37
                                    

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

BUK

BUK

BUK

Dua pemuda itu sedang saling memukul, di sekitarnya juga terjadi huru hara yang sama sekali tidak bisa di kendalikan. Yang satu seorang pemuda tampan dengan mata tajamnya yang siap membunuh sedang satu seorang pemuda berwajah manis yang menatap sang pemuda tampan dengan tatapan membunuh juga.

Memar sudah tertinggal di wajah masing-masing, sudut bibir mereka juga sudah mengeluarkan darah. Itu luka yang terlihat di wajah mereka entah di bagian tubuh lain atau luka dalam yang terasa sangat sakit. Keduanya masih berdiri dengan kokoh, tak ada yang mau mengalah bahkan keduanya masih setia dengan tatapan membunuh untuk satu sama lain.

BUK

BUK

BRUK

Keduanya meninju lawan sekuat tenaga tapi dengan sigap menghindari huru hara di sekitar mereka.

TREK

Kaki keduanya tak sengaja menyenggol satu revolver yang tergeletak. Mereka mengambilnya lalu keduanya mengisi peluru di dalam revolver tersebut yang disembunyikan keduanya di balik baju keduanya. Mereka selesai bersamaan tapi keduanya kali ini bukan bertarung menggunakan fisik seperti tadi. Keduanya hanya saling menatap tanpa mengancungkan revolver di tangan. Mereka bertarung lewat tatapan mata membunuh masing-masing mencoba mengimintidasi lawannya.

"Mari selesaikan ini Kim Doyoung !"

"Tentu Jung Jaehyun !"

.

.

.

Doyoung memasuki sebuah cafe yang sudah menjadi langganannya, tapi sekarang di luar kebiasaannya. Mengunjungi cafe tersebut di hari berbeda yaitu akhir pekan. Bell pintu berdering begitu ia membuka pintu tersebut. Senyum pelayan cafe tersebut terbit karena ia mengenal Doyoung.

"Seperti biasa?" tanya sang petugas.

Doyoung mengangguk, "Harganya juga seperti biasa kan?"

Sang pelayan tertawa mendengar pertanyaan Doyoung tapi mengangguk setelahnya.

"Ah iya, bisa kau hidangkan kue pendampingnya juga? Sepertinya aku akan menghabiskan waktu lebih lama di sini," seru Doyoung.

"Arraseo, kau bisa menunggu Doyoung-ssi."

Doyoung mengangguk lalu mulai melangkah menuju meja sudut cafe. Ia mengedarkan pandangannya, ia tidak menyangka bahwa pengunjung cafe ini cukup ramai di akhir pekan. Doyoung memainkan ponselnya demi menghancurka kebosanan, ia masih menunggu pesanannya datang.

"Lama sekali !" keluh Doyoung pada sang pelayan.

"Maaf, banyak sekali pelanggan di akhir pekan jadi pesananya juga sedikit lama," sahut sang pelayan.

"Aku penasaran. Kenapa ini begitu ramai di akhir pekan seperti ini? Sepertinya banyak sekali yang sengaja berlama-lama di sini," sahut Doyoung bingung.

RandomPlay (JaeDo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang