Hari ini akhir pekan, v sengaja berada dirumahnya hari ini, ia baru saja bangun dan berjalan menuruni tangga.
Suara berisik dari alat penyedot debu mengalihkan perhatian v, ia melihat irene sedang membersihkan lantai dengan vacum cleaner. V mengentikan langkahnya, ia mengamati irene dari kejauhan.
'aku tidak tahu apa tujuanku sebenarnya menyakitinya, tapi setiap kali aku melihat wajahnya, aku sangat ingin melukainya.' batin v.
Irene mematikan alat penyedot debu tersebut, saat ia ingin mengembalikab alat tersebut pada tempatnya, ia melihat v yang sedang menatapnya ditangga. Mata mereka saling berpandangan.
Setelah itu irene memutuskan pandangan tersebut dan pergi dari hadapan v.
V duduk dimeja makan, ia hanya diam melihat irene tengah menyiapkan makanan untuknya.
"akan ada wanita kemari, jangan sekali-kali kau membuat masalah."Setelah mengatakan itu v pergi tanpa memakan masakan irene.
"sudah susah payah aku memberinya makan, dan sekarang dia akan membawa teman wanitanya dirumah ini, sebenarnya, manusia macam apa dia, kurasa dia terlahir tanpa hati nurani."ucap irene.Benar saja, teman wanita v datang kerumah malam harinya, v menyambutnya dengan pelukan mesra, dan irene melihatnya secara langsung.
Joy melepas pelukanya."siapa dia."
V menoleh, rupanya irene muncul tanpa perintahnya. "apa dia istrimu?" tanya joy, joy menghampiri irene.
"kau istrinya? Hemmm, kau sebenarnya cantik, tapi sayang sekali suamimu sangat tidak tertarik denganmu, ah ya satu hal lagi, malam ini aku akan menemani suamimu."kata joy.
Irene hanya diam, sebenarnya ia emosi, bagaimana ada seorang wanita seperti itu, apakah dia tidak tahu karma.
V berjalan menghampiri joy, ia mencumbunya didepan joy. Irene risih dengan perbuatan v dan joy didepanya.
"jangan hiraukan dia, lebih baik kita ke kamar, hemm."kata v.
"ahhhh, kau sangat tahu apa yang kuinginkan, maaf malam ini aku yang akan memanjakan suamimu, kasian sekali dia, punya istri yang tak bisa memberinya kepuasan."kata joy.
Setelah keduanya pergi irene menteskan air matanya, ada perasaan sakit dihatinya saat v membawa teman wanitanya dirumah.
"kau boleh bermain wanita dimanapun dan kapanpun, tapi tidak dirumah ini, v sudah cukup kau menyiksa raga ku dan sekarang kau menyiksa batinku, kau pikir kau saja yang merugi atas pernikahan ini, aku sangat merugi bahkan 2x lipat darimu. Hik. Hik."kata irene.
Keesokan harinya.
Joy mengusap pipi v yang tengah memeluknya erat, mereka berdua telanjang tanpa sehelai benang yang menempel dibadanya. V memang terkenal playboy semasa mudanya, dia juga sangat senang bermain dengan wanita. Dia juga terkenal sudah memprawani beberapa gadis disekolahnya dengan cuma-cuma, karena gadis-gadis itulah yang menyerahkan keprawananya sendiri pada v.
V tidak asal menerimanya, ia akan memilih dan menolak semua gadis-gadis tersebut.
"sayang, aku lapar."kata joy.
"hemmm, aku masih ngantuk."kata v.
"baiklah, kalau begitu aku akan pergi."ancam joy.
"hemm, baiklah aku akan bangun, dan bersihkan badanmu setelah itu kita sarapan."kata v.
Joy dan v menuruni tangga, mereka berjalan menuju dapur, joy sudah terlihat rapi, v juga terlihat rapi dengan kemeja yang ia kenakan.
"wahh, sepertinya enak, lihatlah, istrimu memasak semua makanan ini."kata joy saat tiba didapur.
Irenw hanya diam tanpa berkata apapun."aku akan pulang telat nanti, jangan lupa kunci semua pintu, aku sudah membawa kunci cadangan."kata v.
"apa dia selalu menunggumu saat kau pulang kerja seperti istri-istri lainya?" tanya joy sambil mendudukan dirinya dipangkuan v.
"aku sudah mengatakanya padamu, jangan hiraukan dia."kata v. Ia mendekat dan mencium bibir joy didepan irene lagi.
Sudah hal biasa irene tersakiti seperti ini, bahkan irene pernah tersakiti lebih dari ini. Mereka berdua tidak tahu malu, melakukan hal tersebut.
Joy sudah lebih dulu masuk didalam mobil v.
"jangan berani-beraninya kau mengadu pada orangtuamu atau orangtuaku, jika mereka sampai tahu, aku akan menghukumu lebih dari sebelumnya." ancam v."itu semua urusanmu, kau pernah bilang padaku agar aku tidak mencampuri urusanmu, dan sekarang kenapa kau takut jika aku akan mengadu pada orangtuamu."kata irene.
V terdiam, benar juga apa yang dikatakan irene, ini semua urusanya dan kenapa juga v takut jika irene mengadu pada orangtuanya.
V meninggalkan irene, ada sedikit rasa bersalah, kalau dibandingkan hanya 1:1000, 1 untuk rasa bersalahnya dan 1000 untuk rasa acuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANSWER
General Fictionkenapa harus aku? kenapa tidak orang lain, kenapa harus aku yang dipilih? Apakah ini sebuah Takdir?