22.

1.9K 157 2
                                    

Nancy perlahan mengerjapkan matanya, pertama kali yang ia lihat adalah sosok wanita tengah memandangnya.

"siapa anda.." nancy terkejut, ia lantas mendudukan dirinya diranjang sambil memegangi kepalanya yang sedikit pusing.

"dimana aku, apa, apa yang anda lakukan?" tanya nancy ketakutan.

Kriett

Pintu kamar tersebut terbuka, nancy sangat familiar dengan sosok lelaki tersebut.

"kau sudah bangun?" tanya ri sang kepada nancy.

"apa yang terjadi, dan dimana aku."kata nancy kebingungan.

"kau ada dirumahku sekarang, dia eommaku, kau tadi pingsan, makanya aku membawamu kemari, nah minumlah." kata ri sang.

Nancy meminum air putih tersebut.
"mianhe, karena sebelumnya membuatmu terkejut."kata irene kepada nancy.

"bibi maafkan sikap saya karena tidak sopan pada bibi."ucap nancy.

"tidak apa-apa, bagaimana perasaanmu saat ini, apa kau baik-baik saja?" tanya irene.

Nancy menganggukan kepalanya. "kau tidak sekolah?" tanya nancy kepada ri sang.

"tidak, kalau aku kesekolah mungkin juga akan terlambat."kata ri sang.

"oh iya, ini bibi sudah menyiapkan pakaian untukmu, seragamu sangat kotor dan lusuh, sebaiknya kau segera membersihkan badanmu."kata irene.

"maafkan aku, karena telah merepotkan bibi."kata nancy.

Irene tersenyum kepada nancy. "kau temanya ri sang, untuk itu bibi menolongmu"

"eomma, apa boleh nancy disini sebentar?" tanya ri sang.

"hemm, tentu biarkan dia istirahat disini, sebaiknya kita keluar" kata irene.

"tapi eomma aku ingin menemaninya bagaimana kalau ia membutuhkan sesuatu." kata ri sang.

"tidak, nancy tidak membutuhkanmu, ayo cepat pergi." irene menyeret ri sang keluar dari kamar.

Irene menyiapkan sup hangat untuk nancy. Ri sang menungguinya sambil berpamgku tangan.

"eomma, bukankah dia cantik?" tanya risang kepada irene.

"apa dia gadis yang kau maksut?" tanya irene.

Ri sang mengangguk. "dia sangat spesial, aku tertarik padanya eomma, aku tak sabar ingin mengenalkanya pada appa." kata ri sang.

"ada-ada saja kau ini." kata irene sambil melanjutkan memasaknya.

'entah kenapa tiba-tiba saja perasaanku lebih tenang hanya dengan melihat gadis tersebut. Tapi kenapa aku seperti melihat sosoku didalam dirinya, dan juga kenapa senyumanya seperti v saat ia sedang tersenyum.' batin irene.

Nancy sudah mengganti pakainya, ia terlihat lebih segar dan cantik.

"nah, sekarang makanlah sup ini, sup ini bisa membuat tubuhmu hangat." kata irene.

"terimakasih bi." kata nancy.
.
.
.
Ri sang tampak mondar-mandir didepan pintu."appa kenapa lama sekali, seharusnya dia sudah pulang sekarang ini"

Setelah itu v tampak memarkirkan kendaraanya. Ia berjalan masuk ke dalam rumah.

"appaaa....."

"ommo, kau membuatku terkejut, lagiab kenapa kau berdiri didepan pintu." kata v.

"appa, ayo ikut aku, aku kan punya janji pada appa dulu, dan sekarang aku menepatinya" kata ri sang sambil menggandeng lengan v.

"kau tampak mencurigakan." ucap v, ia pasrah saat digelandang sang anak menuju ke sebuah kamar.

"kau sudah pulang." tanya irene saar v tiba dan masuk ke kamar tersebut.

"apa yang sebenarnya terjadi" kata v.

"annyeong paman." ucap nancy.

"ohh, ada seorang gadis rupanya, siapa kau, aku adalah ayahnya ri sang." ucap v.

"dia seseorang yang aku bicarakan waktu itu." ucap risang

"aaa jadi kau gadis yang disukai ri sang?" tanya v

Nancy bingung dengan perkataan v. Lalu ri sang membekap mulut ayahnya tersebut.

"appa, tidak usah menyebutkan hal itu juga didepanya, aku malu." kata ri sang.

"lepas, dasar anak tidak sopan." kata v.

Irene  dan nancy pun tertawa melihat kelakuan ayah dan anak tersebut.

V mendekat ia kearah nancy. "istriku sudah menceritakan semuanya, apa sekarang kau baik-baik saja?"

"aku baik-baik saja paman, terimakasih atas semuanya." kata nancy.

"nancy apa bibi boleh memelukmu?" tanya irene.

Nancy mengangguk dan...

Greb

Irene memeluk nancy erat, sangat erat. 'rasanya benar-benar tenang sekarang, kenapa aku merasa seperti tengah memeluk anaku sendiri? Kenapa rasanya berbeda sekali saat memeluk ri sang.' batin irene.

'entah kenapa aku sangat suka sekali bibi irene memeluku, rasanya hangat dan tenang, seperti ibuku tengah memeluku ' batin nancy.

"apa boleh appa juga memeluknya?" kata v.

"ayo kita berpelukan." sahut ri sang.

Akhirnya mereka berempat berpelukan.
.
.
.
"hei, nancy, kenapa wajahmu sangat familiar sekali." kata v

"appa benar, aku seperti melihat wajah eomma diwajahnya, lihatlah senyuman itu seperti eomma kan?" kata ri sang.

"ahh, ya kau benar, dia mirip dengan eommamu." kata v sambil melanjutkan makananya.

"kalian ini suka sekali menbanding-bandingkan ku, tentu saja nancy jauh lebih cantik, pasti orang tuanya tampan dan cantik." kata irene.

Nancy hanya tersenyum. Nancy sangat senang berada dikediaman ri sang.

Setelah selesai makan, sebenarnya nancy ijin untuk pamit.
"paman bibi aku harus pulang, pasti mereka mencariku." kata nancy.

"kalau begitu ri sang antarkan nancy pulang." kata v.

"siapp appa." kata ri sang senang.

Setelah ri sang mengantarkan nancy pulang, irene sempat berfikir bahwa nancy itu misterius.

"kau merasakan sesuatu?" tanya irene.

"sepertinya gadis itu sangat familiar."kata v.

"kau benar, ada kemiripan denganmu, yang kau tidak tahu mungkin, aku mengamatinya dari dia diam, tertawa, tersenyum, bahkan saat dia ketakutan. Aku melihat ada mimik yang sama denganmu." kata irene.

"kau sampai sedetail itu mengamatinya?" kata v.

"hemm, karena aku merasa ada ikatan diantara aku dan nancy, saat aku memeluknya perasaanku benar-benar tenang dan hangat."ucap irene.

"lalu apa yang kau pikirkan?" kata irene.

"aku sedang membandingkan ri sang dengan kita, sejak ia kecil para tetangga mengatakan bahwa dia sangat tampan, wajahnya juga sempurna, hidung mancung dan kulit yang sangat putih, dia tidak ada sedikitpun sifat atau perawakan yang menyerupai kita, apa kau berfikir seperti itu?" kata irene.

"untuk itu kau benar, dia tidak mirip denganku maupun denganmu, tapi saat aku melihat nancy aku seperti melihat wajahmu saat dulu kau masih muda, bahkan aku sempat terkejut karena dia tersenyum sepertiku, senyuman yang khas."kata v.

"sudah, mungkin ini hanya kebetulan, jangan berfikir yang macam-macam." kata v.

ANSWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang